Tak Mau KF-21 Boramae Jadi ‘Macan Ompong’, Korea Selatan Resmi Order 100 Unit Rudal Udara ke Udara Meteor
Korea Selatan jelas tidak ingin KF-21 Boramae saat resmi dioperasikan oleh Angkatan Udara-nya (RoKAF) menjadi jet tempur ‘macan ompong’. Dirancang untuk bertempur di medan perang yang sesungguhnya, Defense Acquisition Program Administration (DAPA) belum lama ini dikabarkan telah menandatangani kesepakatan pembelian rudal udara ke udara jarak jauh Meteor produksi MBDA Missile Systems.
Baca juga: Kadung ‘Jatuh Hati’ pada Dassault Rafale, Irak Rela Akuisisi Rafale Tanpa Rudal Meteor
Rudal Meteor adalah rudal udara ke udara dengan kemampuan beyond visual range yang menjadi andalan utama pada jet tempur Rafale. Lantaran merupakan hasil rancangan konsorsium oleh beberapa negara, tak sembarang negara kustomer bisa membeli Meteor. Negeri yang berpotensi melawan kepentigan Barat, seperti Mesir dan Serbia, sudah terang-terangan ditolak untuk bisa membeli Meteor.
Tentu berbeda dengan Korea Selatan, yang merupakan sababat negara-negara Barat dan menjadi sekutu ring satu Amerika Serikat di Asia Timur. Seperti dikutip Yonhap News Agency, DAPA mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah menandatangani kontrak untuk membeli rudal udara-ke-udara Meteor untuk jet tempur KF-21 yang saat ini sedang diproduksi.
DAPA menandatangani kesepakatan pada hari Rabu dengan produsen rudal MBDA, Missile Systems sebuah perusahaan pertahanan Eropa yang berpusat di Perancis, menurut seorang pejabat DAPA.
Pejabat DAPA mengatakan 100 rudal Meteor akan dipasok tepat waktu untuk tahap produksi pertama jet KF-21 sesuai rencana, namun Ia menolak untuk membagikan rincian kesepakatan tersebut.
Dibawa dalam Uji Terbang Perdana KF-21 Boramae, Inilah Kecanggihan Rudal Udara ke Udara Meteor
Pada bulan Juli 2024, Korea Selatan mulai memproduksi 20 unit jet tempur canggih buatan dalam negeri, dengan model produksi pertama dijadwalkan akan dikirim ke Angkatan Udara Korea Selatan pada akhir tahun 2026.
Sejak awal KF-21 Boramae memang dirancang untuk mengandalkan Meteor sebagai arsenal rudal udara ke udara jarak jauh. Sebagai catatan, pada penerbangan perdana KF-21 pada 19 Juli 2022. Dalam maiden flight tersebut, nampak KF-21 Boramae menggotong empat rudal udara ke udara Meteor yang dipasang secara semi-terendam (semi-submerged) pada central fuselage.
Pertama Kali, KF-21 Boramae Lakukan Uji Peluncuran Rudal dan Penembakan Kanon
Dilanjutkan pada Maret 2023, prototipe KF-21 Boramae melanjutkan uji terbangnya dengan kecepatan penuh dan berhasil melakukan uji peluncuran rudal udara ke udara Meteor (dummy) untuk memverifikasi pelepasan senjata yang tepat. DAPA melaporkan suksesnya uji pemisahan rudal Meteor di KF-21, dan suksesnya uji tembak kanon kaliber 20 mm.
Tujuan dari tes ini adalah untuk memverifikasi keamanan pesawat selama peluncuran dan penembakan persenjataannya. Karakteristik struktur dan mesin pesawat diperiksa dan bagaimana dampaknya secara aerodinamis pada saat peluncuran rudal dan payload yang dibawanya.
Dengan harga per unit sekitar 2 juta euro, rudal Meteor dapat mencapai kecepatan maksimum lebih dari Mach 4 dan menyerang target sejauh 200 kilometer. (Gilang Perdana)
Bukan Hanya Faktor ‘Israel’, Ini Alasan Perancis Ogah Jual Rudal Meteor untuk Rafale Mesir
https://nasional.kompas.com/read/2024/09/26/09153691/ksau-tni-au-siapkan-pembentukan-satuan-antariksa-untuk-jaga-nkri#google_vignette
TNI AU kabarnya mau buat space force, ini apakah berarti bakal ada komando satelit mata – mata, stasiun ESM dsb ?, atau mungkin malah sistem ASAT/ABM?, untuk wilayah yang begitu luas apa ngga kemahalan?, sejauh ini dalam tanda kutip hanya cina as dan rusia saja yang punya space force yang ideal