Tak Lagi Gunakan Roket, Masa Depan Peluncuran Satelit Bakal Menggunakan ‘Ketapel Raksasa’
|Wahana peluncur satelit, dalam hal ini roket umumnya menyumbang biaya yang besar dalam total biaya program, antara 30-60 persen, tergantung pada jenis misi dan satelit yang dibawa. Nah, untuk menyiasati besarnya biaya roket peluncur, ada konsep yang ditawarkan untuk meluncurkan satelit dengan menggunakan ketapel (catapult) raksasa.
Perusahaan yang berbasis di California, SpinLaunch, saat ini tengah menjadi perbincangan hangat dengan sistem peluncuran satelitnya yang inovatif, yang menarik minat khusus dari komunitas Punkin Chunkin.
Alih-alih mengandalkan bahan bakar roket tradisional, SpinLaunch menggunakan lengan putar besar (ketapel) untuk mendorong satelit ke orbit Bumi rendah, yang hanya ditenagai oleh listrik. Pendekatan ini dapat secara signifikan mengurangi biaya dan dampak lingkungan dari peluncuran satelit yang menggunakan roket.

SpinLaunch telah menyelesaikan beberapa uji terbang yang disebut sukses. “Ini bukan roket, dan jelas kemampuan kami untuk melakukan banyak pengujian hanya dalam 11 bulan dan membuat semuanya berfungsi sesuai rencana benar-benar merupakan bukti sifat teknologi kami dapat digunakan,” kata pendiri dan CEO SpinLaunch Jonathan Yaney.
SpinLaunch bermaksud untuk menyebarkan konstelasi satelit ke orbit di bawah 600 mil pada tahun 2026.
Satelit memainkan peran penting dalam memantau aktivitas di Bumi, mendeteksi kebocoran metana, dan mendukung berbagai upaya ilmiah sampai terkait dengan kebutuhan militer. Sistem peluncuran yang lebih bersih dan efisien dapat memajukan kemampuan ini sekaligus mengurangi ketergantungan pada propulsi roket tradisional.
Meskipun konsep SpinLaunch merupakan terobosan dalam penerbangan antariksa modern, fisika yang mendasarinya sudah ada sejak berabad-abad lalu. Mesin ketapel abad pertengahan, seperti trebuchet, juga menggunakan energi kinetik untuk melemparkan benda berat ke jarak yang jauh.
Kontes Punkin Chunkin modern, yang melibatkan peluncuran labu menggunakan mekanisme serupa, memamerkan energi kinetik dan potensial dalam aksi. Sistem SpinLaunch mungkin membuat sebagian penggemar ini bertanya-tanya berapa banyak labu yang dapat mereka kirim ke luar angkasa dengan mesin seperti itu.
Inovasi SpinLaunch dimungkinkan oleh material modern dan elektronik miniatur. Serat karbon berkekuatan tinggi dan sistem elektronik kompak sangat penting bagi keberhasilan teknologi ini.
Sebuah video dari salah satu uji peluncuran SpinLaunch di New Mexico memperlihatkan kegembiraan dan ketepatan yang terlibat. Para teknisi memantau layar, dan adegan peluncuran menyerupai ruang kendali misi NASA. Ketika satelit keluar dari laras peluncuran, hal itu terjadi begitu cepat sehingga mudah terlewatkan jika Anda berkedip.
Didirikan pada tahun 2014, SpinLaunch mendapatkan pendanaan yang signifikan dan telah bekerja sama dengan organisasi besar seperti NASA, Airbus, dan Universitas Cornell.
Teknologi ini telah berhasil menahan gaya hingga 10.000 G, setara dengan 10.000 kali tarikan gravitasi Bumi, yang menunjukkan kekokohannya.
Jika teknologi SpinLaunch terbukti andal dan dapat diskalakan, hal itu dapat secara drastis mengurangi bahan bakar yang dibutuhkan untuk peluncuran satelit. Sebagai perbandingan, roket Falcon 9 besutan SpaceX menggunakan lebih dari 900.000 pon propelan untuk setiap peluncuran pada tahun 2016. Meskipun efisiensi bahan bakar mungkin telah meningkat sejak saat itu, volume bahan bakar yang dibutuhkan untuk peluncuran tradisional tetap besar.
Dampak lingkungan dari peluncuran roket tradisional telah semakin diteliti. Setiap peluncuran berkontribusi pada penipisan lapisan ozon, yang melindungi kehidupan di Bumi dari radiasi matahari yang berbahaya. Metode SpinLaunch menawarkan solusi potensial, karena dapat menembus lapisan ozon tanpa merusaknya.
Teknologi SpinLaunch dapat menandai perubahan signifikan dalam cara kita berpikir dan melaksanakan peluncuran satelit, menggabungkan tanggung jawab lingkungan dengan rekayasa inovatif. Seiring perusahaan terus mengembangkan dan menguji sistemnya, masa depan penyebaran satelit. (Gilang Perdana)
berarti teknologi ini juga potensial digunakan oleh militer sebagai senjata pelontar proyektil/artileri jarak jauh,tinggal di perkecil dan dibuat mobile
Proyektilnya persis rudal MGM-140 Army Tactical Missile System (ATACMS), jika benar-benar terealisasi di masa depan peluncuran menggunakan “ketapel” ini untuk membawa satelit saja bukan membawa wahana luar angkasa berawak, diputar seperti itu bisa puyeng 100 keliling orang di dalemnya 😅
Pasar antariksa di masa depan akan semakin ketat persaingannya, tentu dengan biaya peluncuran yang ditawarkan oleh masing-masing user/jasa peluncuran secara kompetitif kepada customernya