Tak Dapat Eurofighter Typhoon, Arab Saudi Lakukan Negosiasi Pembelian Jet Tempur Rafale
|Sengkarut rencana pembelian 48 jet tempur Eurofighter Typhoon rupanya telah membuat gerah pemerintah Arab Saudi. Meski mendapat dukungan dari Inggris dan Spanyol, penjualan Typhoon ke Negeri Raja Salman tak bisa dilakukan akibat veto “Hak Asasi Manusia” dari Jerman. Dan kini ada kabar bahwa Arab Saudi tengah bernegosiasi dengan Dassault Aviation dari Perancis.
Negosiasi tengah berlangsung intens antara pejabat pertahanan Arab Saudi dan Perancis, terkait keinginan Arab Saudi untuk membeli 54 unit jet tempur Rafale. Dikutip Bloomberg.com (5/12/2023), Dassault Aviation telah mengkonfirmasi negosiasi untuk menjual jet tempur Rafale ke Arab Saudi.
“Arab Saudi sangat tertarik pada Rafale. karena tidak seperti Eurofighter Typhoon. Dengan akuisisi Rafale tidak ada kekhawatiran mengenai kontrol ekspor yang tidak terduga,” kata Chief Executive Officer Dassault Aviation Eric Trappier kepada wartawan di Paris, hari Selasa. Pembicaraan dengan Arab Saudi, yang telah berlangsung selama beberapa bulan, tidak terpengaruh oleh konflik antara Israel dan Hamas, tambahnya.
Ada risiko tersendiri bila membeli pesawat tempur yang lisensi produksinya dipegang oleh beberapa negara. Pasalnya bila satu negara anggota konsorsium menolak penjualan, maka otomatis penjualan kepada negara tertentu tidak dapat dijalankan, terlebih bila negara penolak tak sekedar punya hak veto, melainkan juga menguasai sektor komponen penting dalam produksi pesawat tersebut.
Lima tahun lalu telah ada kesepakatan yang dicapai antara pemerintah Arab Saudi dan BAE Systems (BAES) untuk memasok 4 unit Eurofighter Typhoon, namun ditunda karena perang di Yaman, di mana pasukan Arab pimpinan Saudi melakukan intervensi ke Yaman pada tahun 2015.
Pemerintah Jerman memberlakukan penghentian penjualan senjata ke Arab Saudi setelah pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi pada tahun 2018. Jerman mengambil pendekatan yang jauh lebih keras ke Arab Saudi, jika dibandingkan dengan sekutu utama seperti Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris.
Media online Perancis Le Monde – lemonde.fr (3/11/2023), menyebut bahwa penjualan Rafale secara bisnis akan punya skala yang sama besar dengan pesanan Rafale ke Mesir dan India, meski masih di bawah nilai pesanan Uni Emirat Arab yang mencapai 80 unit Rafale F4.
UEA Pesan 80 Unit Rafale F4, Inilah Varian Tertinggi di Keluarga Jet Tempur Dassault Rafale
Sebagai negara petrodolar, Arab Saudi punya anggaran pertahanan yang fantastis, sebesar US$70 miliar (66 miliar euro) pada tahun 2022, yang merupakan peningkatan pertama sejak tahun 2018. Arab Saudi saat ini menjadi importir senjata terbesar kelima di dunia. (Bayu Pamungkas)
Ah mana mungkinlah, militer Singapore adalah yang terbaik dirantau, militernya jauh lebih kompeten dan canggih dibanding Indonesia, tentaranya bernyali dan siap mati, mimpilah klw mau menyaingi Singapore
Ayo naikan anggaran militer Indonesia menjadi 1,5 persen dari GDP dan dana riset ditingkatkan sehingga produk riset tidak hanya berakhir diprototype. Minimal kuasai dulu 7 teknologi penting sesuai visi mewujudkan industri militer Indonesia masuk 100 besar dunia
Membawa berkah buat negri sendiri…..itu baru hebat 👍👍👍 @aa
Indonesia ternyata membawa berkah buat produsen pesawat tempur dunia..sebelumnya pespur dari KorSel Golden T 50 Eagle sebagai pembeli pertama akhirnya jd lalu penjualannya ke negara lain…skrng Rafale setelah di beli Indonesi bnyk negara lain jg yg minat skrng termasuk Arab Saudi
wah gacor ni perancis kebangetan kalo sampe nolak cuan hahaha
kirain bakal beli 100-200 unit, lumayan buat ganti f-15 yang cuma “pinjaman”