Tak Dapat Airbus C-295, Puspenerbad TNI AD Justru Bakal Jadi Pengguna CN-235 220

Dalam rencana modernisasi Puspenerbad (Pusat Penerbangan Angkatan Darat) di tahun 2017, telah dicanangkan pengadaan pesawat angkut sedang sebagai pengganti DHC-5 Buffalo buatan de Havilland Canada, bersama dengan rencana (saat itu) pengadaan helikopter serang AH-64 Apache dan helikopter serbu ringan AS550/AS555 Fennec, tersebut juga rencana pengadaan Airbus C-295 untuk TNI AD.

Baca juga: Puspenerbad TNI AD Akan Diperkuat Lima Unit Airbus C-295

Komandan Puspenerbad kala itu, Mayjen TNI Besar Harto Karyawan lewat laman sindonews.com (4/1/2017), menyebut selain kedatangan alutsista delapan unit helikopter Apache AH-64E Apache Guardian, juga akan ada penambahan lima unit pesawat C-295 untuk memperkuat armada pesawat fixed wing.

Seiring berjalannya waktu, pengadaan C-295 untuk Puspenerbad rupanya tidak terealisasi, dan sampai saat ini, untuk armada pesawat angkut Puspenerbad mengadalkan NC-212 Aviocar, yang masuk golongan pesawat angkut ringan.

Meski C-295 tak jadi diakusisi Puspenerbad, namun ada kabar dari Singapore Airshow 2024, bahwa Puspenerbad nantinya akan diperkuat pesawat angkut sedang produksi dalam negeri, yakni CN-235 220. Seperti diketahui, dari ketiga matra TNI, hanya TNI AD yang justru belum mengoperasikan CN-235 220.

Dikutip dari Janes.com (23/2/2024), PT Dirgantara Indonesia (PT DI) telah menerima kontrak untuk tiga unit CN-235 220 dari Kementerian Pertahanan RI. Kontrak senilai US$85 juta telah ditandatangani pada 30 November 2023 dan pesawat tersebut akan diserahkan ke Pusat Penerbangan TNI AD dalam konfigurasi angkut pasukan.

Kokpit CN-235 220

Update dari Humas PT Dirgantara Indonesia, pesanan CN-235 220 yang ditandatangani pada November 2023 berjunlah dua unit, dan pada Singapore Airshow 2024, disebut tidak ada penambahan pesanan dari Kemhan RI untuk CN-235 220. 

Dalam konfigurasi angkut pasukan, CN-235 200 mampu menampung 49 pasukan bersenjata lengkap atau hingga 34 pasukan payung untuk operasi lintas udara. Bila tidak diperlukan untuk operasi penerjun payung, kursi samping di kabin pesawat dapat dinaikkan untuk mengakomodasi kebutuhan transportasi kargo atau dengan cepat dipasang kembali hingga 18 tandu untuk misi evakuasi medis dan bantuan bencana.

CN235-220 memiliki berat lepas landas maksimum (MTOW) sebesar 16.500 kg dan mampu membawa muatan hingga 5.200 kg. Ditenagai dua mesin General Electric CT7-9C yang menggerakkan dua baling-baling Hamilton Standard HS 14 RF-21 berbilah empat, pesawat hasil rancangan Indonesia-Spanyol ini mampu mencapai kecepatan maksimum 438 km per jam dengan kecepatan jelajah 312 km per jam. Berdasarkan kontrak, unit pertama CN-235 220 untuk Puspenerbad akan diserahterimakan pada tahun 2026. (Gilang Perdana)

PT DI dan Infoglobal Kembangkan Mission System untuk N-219 Varian Intai Maritim