Rusia telah mengerahkan arsenal kekuatan daratnya secara maksimal dalam operasi militernya di Ukraina. Lantaran bermain total, maka seabreg alutsista mulai dari yang lekat ditelinga sampai yang asing didengar, telah dimunculkan dalam meladeni peperangan merebut kota-kota penting di Ukraina. Setelah di tulisan terdahulu dikupas self propelled howitzer 2S7M Malka yang berkaliber 203 mm, maka jangan dilupakan kehadiran 2S4 Tyulpan. (more…)
Terkait dukungannya pasca invasi Rusia ke Ukraina, Pemerintah Jerman rupanya ingin ‘cuci gudang’ dengan mengirimkan stok persenjataannya ke Ukraina. Setelah sebelumnya memutuskan mengirimkan 400 peluncur plus 1.000 roket anti tank Panzerfaust 3 dan 500 rudal hanud MANPADS Stinger untuk Ukraina, kabar terbaru menyebut pemerintahan Kanselir Olaf Scholz akan mengiri 2.700 rudal MANPADS keluaran lawas. (more…)
“Ghost of Kyiv (Kiev)” telah menjadi trending berita di seputar serangan Rusia ke Ukraina. Meski kebenarannya masih harus diuji, kabar bahwa jet tempur MiG-29 Angkatan Udara Ukraina mampu merontokan enam jet tempur Rusia di hari pertama invasi (24/2/2022), kadung menjadi sorotan dunia. Betapa tidak, MiG-29 yang notabene adalah penempur lawas era soviet, diwartakan dapat menjatuhkan dua pesawat tempur Sukhoi Su-35, satu Sukhoi-27, satu MiG-29, dan dua Su-25 Rusia. (more…)
Ukraina dan Rusia diambang perang terbuka, demikian tajuk berita dalam beberapa hari ini, dan masih terkait dengan penumpukan kekuatan militer Rusia di perbatasannya dengan Ukraina, ada kabar di lini artileri medan, dimana Angkatan Darat Rusia telah menggelar 2S7M Malka, yakni self propelled howitzer (SPH) di kaliber 203 mm. (more…)
Tak ingin Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962 terulang, dimana Uni Soviet kala itu menempatkan arsenal rudalnya di Kubah untuk menyerang daratan Amerika Serikat, maka Washington kini mulai melancarkan operasi intelijen untuk mendeteksi kemungkinan adanya penggelaran sistem rudal Rusia, tidak hanya di Kuba, melainkan juga di Venezuela, yakni dua negara yang dikenal sebagai sobat Kremlin di Benua Amerika. (more…)
Meski telah memproklamirkan untuk berkubu dengan blok barat, tapi sejauh ini bantuan persenjataan yang diberikan ke Ukraina, baru dukungan pasokan senjata anti tank, seperti rudal anti tank Javelin, helikopter angkut dan kapal patroli. Sementara untuk aspek kekuatan udara, Angkatan Udara Ukraina masih bergantung pada armada jet tempur tua era Uni Soviet, yang notabene adalah produksi Rusia. (more…)
Siapa yang tak kenal dengan RBU-6000, inilah salah satu alutsista milik TNI AL yang paling populer dikenal netizen. Pasalnya, penembakan roket anti kapal selam RBU-6000 terbilang sering dilakukan dari korvet Parchim Class, yakni saat parade dan latihan tempur. Hujan roket MLRS dari tengah laut, tak ayal menciptakan pemandangan yang spektakuler dan ini menjadi ciri khas dari gelaran sistem senjata buatan Uni Soviet ini. (more…)
Pasca jatuhnya jet tempur F-35B milik Inggris sesaat lepas landas dari kapal induk HMS Queen Elizabeth pada 17 November 2021, ada upaya serius dari Amerika Serikat dan Inggris untuk mencari dan mengevakuasi bangkai penempur stealth generasi kelima itu dari dasar laut. (more…)
Selain penggunaan munisi kaliber sedang 30 dan 57 mm, ada kabar bahwa Rusia akan menggunakan kembali munisi kaliber 45 mm. Munisi 45 mm kondang digunakan pada era Uni Soviet, salah satunya digunakan untuk senjata anti tank M-42. Namun, belakangan munisi 45 mm seolah terlupakan dan tak lagi digunakan di arsenal persenjataan Rusia. (more…)
Nun jauh sebelum terciptanya drone, Angkatan Laut Uni Soviet pernah merancang wahana intai yang revolusioner. Segenre dengan ragam perangkat canggih ala film James Bond, saat berkecamuknya Perang Dingin, Soviet pernah merancang helikopter lipat yang dapat diluncurkan dari tabung torpedo kapal selam. Terasa janggal bukan? (more…)