Di luar kelaziman, Rheinmetall manufaktur alutsista asal Jerman, berniat untuk membangun pabrik di wilayah yang sedang dilanda konflik. Persisnya, Rheinmetall berencana memproduksi kendaraan lapis baja di Ukraina. Menariknya, jenis kendaraan lapis baja yang akan dibuat juga telah disebut, yakni TPz Fuchs 6×6. (more…)
Ukraina rupanya sukses mendulang kontrak di lini rudal, tapi ini bukan tentang rudal anti kapal RK-360MC Neptune. Melainkan ada kabar bahwa Artem, manufaktur rudal dari Ukraina, telah mendapatkan kontrak senilai US$200 juta untuk ekspor rudal udara ke udara jarak sedang R-27. Seolah memanfaatkan sanksi Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), Ukraina sejak beberapa tahun belakangan gencar menawarkan rudal ini ke negara-negara pengguna jet tempur produksi Rusia. (more…)
Jarak antara Indonesia dan Nigeria jelas terpaut sangat jauh, namun, untuk urusan alutsista rupanya ada sedikit kesamaan ‘pilihan,’ yaitu sama-sama mengoperasikan ranpur amfibi BTR-4 buatan Ukraina. (more…)
Lama tak terdengar kabar tentang ranpur BTR-4, setelah tiba di Indonesia pada September 2016, debut ranpur amfibi produksi Ukraina ini memang kurang begitu moncer, lantaran pesanannya tak dilanjutkan karena pihak user (Korps Marinir TNI AL) tidak puas dengan performa ranpur berpenggerak 8×8 ini. Meski begitu, ada kabar dari negeri asal panser amfibi ini, dimana BTR-4 diwartakan telah meraih order dari Korps Marinir Ukraina (Ukrainian Naval Infantry Corps). (more…)
Selain bakal mendapatkan instalasi sistem pembidik laser Synthesis berikut rudal anti tank Falarick 90, tank amfibi PT-76M Korps Marinir, dalam paket upgradenya juga akan dilengkapi sistem proteksi Zaslon-L besutan Microtek dari Ukraina. Sistem proteksi untuk ranpur lapis baja bukan sesuatu yang baru lagi, lantas apa yang menjadi keunggulan dari Zaslon-L? (more…)
Usia alutsista milik Korps Marinir ini jelas tak muda lagi, namun melihat dari spesifikasi dan tingkat kesiapan tempurnya, tank amfibi PT-76M sampai saat ini masih layak digunakan setelah melewat sejumlah retrofit disana-sini. Bahkan, belum lama ada kabar bahwa tank ini akan dipersenjati jenis amunisi baru. Persisnya tank PT-76M Korps Marinir akan punya kemampuan meluncurkan rudal anti tank. (more…)
Masih dari Defense Express – defence-ua.com (24/12/2020), selain mewartakan bahwa Indonesia telah menandatangani kesepakatan (MoU) pembelian rudal anti kapal Neptune, rupanya pihak Ukraina juga menawarkan sistem radar intai kepada Indonesia, dan klaim dari Ukraina menyebut bila delegasi militer Indonesia memuji radar 90K6E produksi Iskra. (more…)
Tak mau kalah dagang dengan Rusia dan Ceko, Ukraina lewat UkrOboronProm pada 1 April lalu telah meluncurkan jenis alutsista baru untuk pangsa domestik dan ekspor. Yang dimaksud adalah jenis MLRS (Multiple Launcher Rocket System) BM-21UM Berest 122 mm. Diproduksi oleh Shepetivka Repair Plant (ShRP), BM-21UM Berest menawarkan konsep wahana peluncur dengan dua gardan dan berpenggerak 4×4. (more…)
Merujuk ke berita terdahulu, diberitakan Ukraina menggandeng Thailand untuk membangun fasilitas produksi ranpur BTR-3KS. Dimana sebelumnya, Pavlo Bukin, direktur UkrOboronProm mengatakan pada 25 Juli bahwa ia telah mengirim “first machine kit” ke Thailand untuk BTR-3KS. Nantinya Thailand akan memproduksi ranpur komando ini berdasarkan lisensi dari UkrOboronProm. (more…)
Di Indonesia, produk ranpur amfibi 8×8 asal Ukraina boleh dikatakan belum mencapai kata sukses dalam pemasaran, lantaran Korps Marinir emoh melanjutkan pengadaan panser amfibi BTR-4. Tapi lain halnya dengan Thailand, Negeri Gajah Putih ini baru saja diwartakan mendapatkan kemitraan dari kelompok industri pertahanan Ukraina, UkrOboronProm. Dimana Thailand dipercaya untuk memproduksi ranpur komando BTR-3KS 8×8. (more…)