Ada banyak cara untuk melakukan misi pengintaian secara remote dari udara, mulai dari pemanfaatan drone (UAV) hingga quadcopter yang teknologinya secara terbatas telah dikuasai di dalam negeri. Tapi di luar drone ala Wulung UAV dan quadcopter yang dikembangkan Dislitbang TNI AD, ada lagi wahana pengintaian yang jauh lebih unik, pasalnya wahana jenis ini dirancang persis menyerupai burung. Bukan hanya mirip pada desain, cara kerjanya juga mengandalkan kepakan sayap untuk terbang, inilah yang disebut Robot Terbang Flapping Wing (RTFW). (more…)
Setelah berhasil meluncurkan Wulung UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau drone dalam wujud pesawat udara, kini TNI kembali bergerak dengan menggarap prototipe drone dalam wujud quadcopter (quadrotor helicopter). Quadcopter dengan penggerak empat rotor baling-baling, mampu bermanuver layaknya helikopter, termasuk melakukan hovering. Debut drone quadcopter ini ditampilkan secara khusus di stand Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI AD pada Pameran Alutsista TNI AD 2014 di Lapangan Monas (12 – 15 Desember 2014).
(more…)
Umumnya kita mengasosiasikan drone sebagai wahana tanpa awak yang beroperasi di udara atau UAV(Unmmaned Aerial Vehicle), namun seiring perkembangan teknologi, kini muncul sosok drone yang beroperasi di air dalam wujud kapal boat atau USV (Unmanned Surface Vessel). Untuk teknologi penunjang sistem kendali dan komunikasi data, antara UAV dan USV kurang lebih banyak persamaan. Begitu pun dengan tugas yang diemban, mulai dari misi intai sampai penindakan dengan bekal senjata juga mampu dilakukan keduanya. (more…)
Seperti telah disinggung di artikel Indomiliter sebelumnya, bahwa pesawat Patmar (patroli maritim) terbaru milik Puspenerbal TNI AL, yakni CN-235 220M NG (next generation) TNI AL dibekali dua teknologi sensor unggulan, yaitu radar intai Ocean Master 400 buatan Thomson CSF dan perangkat FLIR SAFIRE III. Bila serba serbi Ocean Master 400 telah kami ulas di artikel terdahulu, kini giliran sosok FLIR di CN-235 MPA (maritime patrol aircraft) yang menarik dikupas lebih dalam. (more…)
Seperti telah diulas di artikel Indomiliter sebelumnya , Wulung UAV: Pesawat Tanpa Awak Pengawal Perbatasan RI. Disebutkan bahwa TNI AU tak lama lagi akan menggelar satu skadron PUNA (Pesawat Udara Nirawak) sebagai wahana pengintai untuk wilayah perbatasan RI – Malaysia di Kalimantan. Dan ikon utama skadron anyar TNI AU ini adalah Wulung, jenis UAV (Unmanned Aerial Vehicle) buatan karya anak bangsa. (more…)
Meski tergolong alutsista tua, tapi keberadaan frigat Fatahillah Class punya arti tersendiri bagi TNI AL. Selain dibekali persenjataan yang cukup padat dengan kaliber besar, seperti meriam Bofors 120 mm dan rudal anti kapal MM-38 Exocet, Fatahillah Class yang terdiri dari KRI Fatahillah 361, KRI Malahayati 362 dan KRI Nala 363, adalah produk gress yang dibeli baru. Setelah sekian lama sebelumnya lebih banyak membeli alutsista bekas. (more…)
Kepadatan lalu lintas penerbangan di lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, boleh jadi bakal meningkat. Pasalnya di pangkalan udara yang landasannya juga digunakan bersama PT. Angkasa Pura untuk melayani penerbangan sipil, sebentar lagi akan ketempatan skadron pesawat baru. Saat ini, lanud Supadio bisa disebut sebagai pangkalan strategis TNI AU, karena wilayahnya relatif dekat dengan perbatasan RI – Malaysia, hingga lanud Supadio dipercaya sebagai home base dari Skadron Udara 1 yang berisi jet tempur Hawk 100/200. (more…)