Kabar mengenai TNI AL akan diperkuat drone intai ScanEagle sudah berhembus sejak tahun lalu. Pada Februari 2018 disebutkan Indonesia akan menerima empat unit ScanEagle buatan Boeing Insitu. Meski begitu, ScanEagle yang nantinya akan dioperasikan Puspenerbal belum juga terlihat tiba di Indonesia, sementara AL Filipina justru telah menerima enam unit ScanEagle pada Maret 2018. Sebelumnya disebutkan ScanEagle untuk TNI AL akan tiba pada pertengahan 2018. (more…)
Lama tak terdengar kabar beritanya, rencana pengadaan pesawat intai dengan kualifikasi AWACS (Airborne Warning and Control System) atau AEW&C (Airborne Early Warning and Control) untuk TNI AU kembali mencuat kepermukaan, setelah KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna belum lama ini di salah satu media menyebut bahwa Saab, Airbus dan Boeing telah masuk ke dalam daftar calon pemasok pesawat AWACS yang tengah dicari TNI AU. Menurut KSAU, pengadaan pesawat AEW&C digadang untuk memenuhi target di MEF III di periode 2020 – 2024. (more…)
Produksi dan pengembangan drone yang dilakukan Negeri Tirai Bambu serasa tak terbendung, beragam varian drone telah dirilis, bahkan dalam beberapa hal telah melampaui pencapaian yang dilakukan Amerika Serikat dan Israel. Seperti pada latihan perang AL Cina yang digelar Februari 2019 lalu di Laut Cina Selatan, nampak kapal perusak Lanzhou Class – Luyang II (Type 052C) meluncurkan drone vertical take-off and landing (VTOL) ukuran mini yang diketahui merupakan tipe Sea Cavalry SD-40. (more…)
Sejak tahu 2005, AL Amerika Serikat (US Navy) kerap mengandalkan drone/UAV (Unmanned Aerial Vehicle) ScanEagle untuk tugas intai maritim. Karena dipandang ampuh dan mudah dalam deployment, drone buatan Boeing Insitu ini juga laris digunakan oleh negara-negara yang dekat dengan AS. Sebagai pengguna terbesar di luar AS adalah Australia, Inggris, dan Jepang. Indonesia pun dijadwalkan akan mendapat 4 unit ScanEagle sebagai bagian dari hibah dalam program pembangunan kapasitas angkatan laut Asia Tenggara yang dikenal sebagai Maritime Security Initiative (MSI). (more…)
Belum lama berselang, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan RI Laksamana Muda TNI Agus Setiadji menyebut bahwa perusahaan asal Turki dan Cina telah memasuki tahap akhir tender pengadaan pesawat tanpa awak atau drone. Menurut perwira tinggi bintang dua tersebut, Pemerintah Indonesia akan memberi keputusan pada Februari nanti mengenai siapa pemenang tender pengadaan drone dengan kualifikasi MALE (Medium Altitude Long Endurance). (more…)
Bila dibandingkan Amerika Serikat, Israel dan Cina, tak bisa dipungkiri bahwa Rusia masih tertinggal dalam pengembangan drone. Meski begitu bukan berarti Negeri Beruang Merah ini layu dalam inovasi seputar drone. Dari beberapa konsep dan prototipe yang tengah dikembangkan, nama Orien bisa disebut sebagai drone produksi Rusia yang paling terdepan saat ini, dengan status telah diluncurkan dan diproduksi. Bahkan varian ekspor-nya (Orion-E) disebut-sebut telah berhasil dijual ke Mesir dan Suriah. (more…)
Tak hanya mengandalkan tactical jammer gun, melihat potensi ancaman yang kian terbuka dari sosok drone/UAV (Unmanned Aeriel Vehicle), khususnya pada obyek vital (obvit) nasional, kini TNI telah mampu men-deploy sistem anti drone yang lebih kuat dan lebih canggih dengan integrasi pada beragam sensor dan radar. (more…)
130 hari merupakan waktu yang panjang dalam sebuah drama penyanderaan di Mapenduma, Papua. Sebelas peneliti dari Ekspedisi Lorentz 95 mengalami tragedi yang tak terlupakan saat disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik pada 8 Januari 1996. Lewat perjuangan dan lika liku upaya pembebasan, aksi militer yang dikenal sebagai Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma baru berakhir pada 9 Mei 1996. (more…)
Jauh sebelum keberadaan flight drone intai Aerostrar yang kini menjadi arsenal Skadron Udara 51 TNI AU, maka flash back ke akhir kejayaan Orde Baru di tahun 1997, tanpa banyak diketahui publik, TNI sudah memiliki satu flight (4 unit pesawat) drone intai taktis. Keberadaan drone yang diketahui dari jenis Fox AT-1 terungkap dari dokumen transaksi persenjataan yang dituangkan oleh SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute) 1991 – 2000 dan pernyataan dari Dirjen Sarana Pertahanan Dephan RI. (more…)
Pameran militer Defence Services Asia (DSA) 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia baru saja rampung, dan ditengah riuhnya pameran, terselib kabar bahwa salah satu jenis drone vertical take-off and landing (VTOL) fixed-wing buatan Cina, telah dibeli oleh Indonesia dan Malaysia. Drone yang diketahui sebagai YFT-CZ36 ini punya kemampuan lepas landas seperti helikopter, dan melaju di angkasa laksana pesawat propeller konvensional. (more…)