Jumlah satu baterai kanon hanud Type 90/35 mm untuk Arhanud Korps Marinir jelas bukan sesuatu yang ideal, maklum satu baterai artinya hanya terdiri dari empat pucuk kanon. Dalam operasi melindungi obyek vital (obvit) terasa jauh dari kata ideal. Namun pengadaan kanon twin gun buatan Norinco – Cina, seolah menjadi angin segar setelah sekian lama alutsista Arhanud Korps Baret Ungu belum mendapatkan modernisasi peralatan tempur. (more…)
Di negara asalnya, truk merek Howo Sinotruk bukan kendaraan yang istimewa, truk produksi China National Heavy Duty Truck Group Co Ltd. (SINOTRUK) ini sudah mengular di jalanan dalam berbagai varian, baik untuk kebutuhan sipil dan militer. Namun di Indonesia lain cerita, ada Howo Sinotruk disini bisa disebut sebagai barang ‘langka.’ Dan memang salah satu penggunanya adalah Batalyon Artileri Pertahanan Udara 2/Marinir. (more…)
Saat sasaran melesat cepat dengan ketinggian rendah mendekati obyek vital (obvit), maka elemen pertahanan udara (hanud) titik sangat memerlukan keberadaan fire control system. Apalagi jika sasaran bermanuver dinamis, sontak paduan kerja kanon PSU (penangkis serangan udara) dan rudal SHORAD (Short Air Defence System) harus diintegrasikan agar mampu menghantam sasaran dengan akurasi tinggi, dan amunisi yang dilontarkan bisa efisien. (more…)
Jagad militer negara-negara berkembang mungkin layak bersyukur dengan kreativitas industri pertahanan Cina. Negeri Tirai Bambu ini tergolong sukses menerapkan ToT (transfer of technology), lewat upaya lisensi resmi, bahkan tak sedikit juga menjiplak tanpa ijin, Cina berhasil memproduksi alutsista sejenis buatan Negara Barat dan Rusia dengan harga miring. Cina seolah menjadi jawaban atas keterbatasan kocek negara berkembang yang butuh solusi persenjataan yang sifatnya taktis. (more…)