Sebagai sekutu nomer wahid Amerika Serikat, Inggris kerap ‘bersinggungan’ dengan kekuatan bawah laut Rusia. Dan guna meningkatkan kemampuan tempur atas dan bawah permukaan laut, Angkatan Udara Inggris (Royal Air Force/RAF) telah diperkuat sembilan unit pesawat intai maritim P-8A (MRA1) Poseidon. Selain mengandalkan torpedo ringan MK54 buatan Raytheon, ada kabar bahwa MRA1 Poseidon kini mulai diinterasikan dengan torpedo ringan buatan Inggris, Sting Ray. (more…)
Melanjutkan artikel sebelumnya tentang RPK-3 Metel, yakni rudal jelajah anti kapal selam yang menjadi ikon senjata di kapal perusak (destroyer) Udaloy class Armada Pasifik Rusia, maka pada artikel ini dikupas tentang apa yang dibawa oleh RPK-3 Metel, yaitu torpedo ringan yang akan dilepaskan (dijatuhkan) oleh rudal Metel saat berada di sekitar area sasaran. (more…)
Saat tulisan ini diposting, dua kapal perusak (destroyer) Armada Pasifik Rusia – Admiral Tributs 564 dan Admiral Panteleyev 548 (Udaloy class) sedang sandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, yakni dalam misi pelayaran jarak jauh di kawasan Asia Pasifik. Meski punya kemampuan peperangan anti serangan udara, anti permukaan dan anti kapal selam, namun, titik berat kemampuan Udaloy class adalah untuk mengadapi kapal selam, khususnya kapal selam NATO. (more…)
Dalam dinamika peperangan yang menyangkut matra laut, maka serangan dari drone bawah laut – Autonomous Underwater Vehicle (AUV) tak bisa dikesampingkan. Rusia yang mendapat tantangan berat di Laut Hitam, telah merilis UMT, yakni jenis torpedo ringan yang beruran kecil yang dirancang untuk misi anti drone. (more…)
Kemampuan anti kapal selam dari pesawat intai maritim tercanggih, P-8A Poseidon bakal semakin mumpuni, pasalnya Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) telah mendeklarasikan initial operational capability (IOC) atau kemampuan operasional awal untuk jenis senjata baru, Boeing HAAWC (High Altitude Anti-Submarine Warfare Weapon Capability). (more…)
Melanjutkan berita sebelumnya tentang persiapan uji coba peluncuran rudal hanud VL Mica dan torpedo A244/S Mod 3. Berlokasi di perairan utara Situbondo Jawa Timur, pada Kamis, 7 Juli 2022, telah dilangsungkan uji penembakkan torpedo A244-S kepala latihan dengan sasaran CTS106D. Uji coba pelepasan torpedo dilakukan di dua kapal perang eskorta, yaitu frigat KRI RE Martadinata (REM) 331 dan korvet KRI Diponegoro (DPN) 365. (more…)
Ibarat pepatah ‘makin tua makin jadi,’ korvet Fatahillah Class pasca modernisasi terus menunjukkan taringnya, selain kerap dilibatkan dalam beragam latihan bersama dengan angkatan laut negara sahabat, korvet Fatahillah Class juga beberapa kali unjuk kekuatan dalam latihan penembakan baik meriam maupun kanon dengan menyasar sasaran tomato killer target. (more…)
Jika bukan karena keterbatasan anggaran, tentu setiap negara pembeli tak ingin status alutsista canggihnya tampil ‘kosongan.’ Contohnya seperti AL India yang mengoperasikan pesawat intai maritim canggih P-8I Poseidon, tentu ingin memaksimalkan kemampuan Poseidon sebagai elemen penindak di lautan, dimana artinya Poseidon harus dilengkapi persenjataan pemukul untuk sasaran di permukaan dan bawah permukaan laut. (more…)
India mencapai babak baru dalam ekspor persenjataan bawah air, setelah Negeri Anak Benua ini diwartakan telah melakukan ekspor torpedo ringan – Advanced Light Torpedo (TAL) Shyena untuk kebutuhan AL Myanmar yang kontaknya telah ditandatangani pada 2017 dengan nilai US$13,7 juta. Dengan kaliber standar NATO 324 mm, lantas apa yang menjadi unggulan dari torpedi ringan buatan India tersebut? (more…)
Selama ini lebih banyak ditampilkan torpedo berat (heavy torpedo) sebagai koleksi di museum militer di Indonesia. Tentu hal tersebut dirasa wajar, mengingat heavy torpedo menjadi persenjataan utama yang melekat pada eksisteni armada kapal selam. Sementara jenis torpedo ringan (light torpedo) masih agak sulit dijumpai, meski TNI AL sudah cukup lama mengoperasikan beragam jenis alutsista bawah air ini. (more…)