Sebagai satuan elite di lingkup Korps Marinir, maka pasukan dari Batalyon Intai Amfibi (Taifib) sejak beberapa tahun ini telah berlatih menggunakan wahana drone intai yang diluncurkan secara handheld. Setelah sebelumnya, Taifib terlihat mengoperasikan drone Backpack SWG Throw System dan Bug Nano, kini bersama mitranya dari Negeri Paman Sam, personel Taifib TNI AL tampak dikenalkan dengan drone intai AeroVironment RQ-20 Puma. (more…)
Seiring peralihan komando pengendalian PPRC (Pasukan Pemukuk Reaksi Cepat) dari Divisi Infanteri 1 ke Divisi Infanteri 2 Kostrad, maka serangkaian latihan tempur dilakukan untuk meningkatkan kesiapan operasional. Seperti pada Rabu (14/3/2018), dilakukan latihan infiltrasi udara lewat penerjunan High Altitude Low Opening/High Altitude High OpeningĀ (HALO/HAHO) sebagai Kelompok Depan Operasi Linud (KDOL) PPRC. (more…)
Melakukan penembakkan di atas wahana berkecepatan 40 knots pasti membutuhkan keahlian tersendiri. Dengan kecepatan yang di darat setara 74 km per jam, dipastikan hentakan akibat gelombang tak mudah ditaklukan oleh soerang gunner pada special boat sekelas Sea Rider atau yang dikenal juga sebagai RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat). Dengan target menyasar sasaran dalam misi raid dan memburu perompak, penembak (gunner) senapan mesin FN MAG GPMG (General Purpose Machine Gun) 7,62 mm pada Sea Rider jelas harus mahir melontarkan proyektil di saat yang sulit. (more…)
Anda masih ingat senapan anti material NTW-20 yang digunakan pasukan elite Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir? Salah satu ke khasan senjata tersebut adalah mampu mengusung amunisi multi kaliber, dengan cara mengganti laras, maka proyektil yang diumbar senjata asal Afrika Selatan ini bisa berupa kaliber 20 mm NATO atau 14,5 mm (Rusia). Dengan semangat yang mirip-mirip, PAR MK3 senapan serbu lansiran Proarms Armory menawarkan multi calibre assault rifle. (more…)
Pelontar granat menjadi perlengkapan tempur yang melekat pada gelaran pasukan infanteri TNI. Kemanapun pergerakan unit infanteri, keberadaan pelontar granat tak bisa dikesampingkan karena kemampuannya yang efektif menggebuk sasaran. Dalam unit infanteri reguler, populer digunakan pelontar granat single shot, umumnya terintegrasi dengan senapan serbu, seperti pelontar granat M-203 pada M16, dan SPG-1A pada senapan serbu Pindad SS-1. (more…)
Sosok Ford Ranger mungkin sudah tak asing lagi, kendaraan four wheel drive pelahap medan berat ini lumayan banyak wara wiri di jalanan kota besar. Namun boleh jadi perhatian Anda akan terbetot saat melihat Ford Ranger milik pasukan elite Taifib (Intai Amfibi) Korps Marinir TNI AL, Ford Ranger yang satu ini dibalut cat warna hitam dof, dilengkapi roll bar, footstep, plat baja anti peluru, dan mounting plus shield untuk SMB (Senapan Mesin Berat). (more…)
Bentuknya mirip senjata laras panjang, namun dari segi ukuran yang satu ini jelas beda, sekilas banyak orang mengiranya sebagai senapan runduk anti material. Dan ini yang menjadikan satuan elite Taifib (Intai Amfibi) Korps Marinir TNI AL tampil beda. Mengemban tugas operasi di medan berat dan menantang, maka hadirnya grappling hook launcher menjadi sesuatu yang lumrah, urusan memanjat tebing, bangunan, sampai lambung kapal yang tinggi bisa dilakukan dengan perangkat pelontar tali dan proyektil (jangkar). (more…)
Hadirnya seorang spotter (observer) dalam gelar aksi penembak runduk (sniper) menjadi elemen yang menentukan. Tanpa spotter, sniper hanya beraksi sebagai eksekutor rapuh yang sulit mempertahankan diri saat misinya usai. Memang tak sedikit sniper yang mampu beroperasi secara mandiri, tapi melihat kompleksitas misi dan sasaran, maka dukungan spotter dalam konteks saat ini menjadi mutlak. (more…)
Selain Denel NTW-20, ada satu lagi senapan anti material asal Afrika Selatan yang digunakan oleh TNI, yakni Truvelo yang digunakan satuan elit Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir TNI AL. Senapan heavy barrel besutan Truvelo Armory ini datang dengan tawaran beragam varian, selain yang kondang kaliber .50 BMG (12,7 x 99 mm NATO), Truvelo juga menawarkan kaliber lain yang lebih sangar, yakni 14,5 x 144 mm, 20 x 82 mm, dan 20 x 110 mm. Semakin besar kaliber yang diusung, daya hancur dan jangkauan tembaknya dipastikan kian menggetarkan. (more…)
Pasukan khusus seperti Kopassus (Komando Pasukan Khusus) TNI AD pasti punya cara-cara khusus untuk menggasak sasaran berupa rantis, ranpur ringan dan personel lawan yang berlindung dibalik dinding. Tanpa harus membopong rudal/roket anti tank atau bazooka, dengan kemampuan senyap yang terlatih, beberapa unit elit di TNI dapat memanfaatkan keunggulan dari senapan anti material. (more…)