Tentang rencana mundurnya Indonesia dari program KFX/IFX plus kabar adanya tekanan dari Washington pada proses pengadaan Sukhoi Su-35 Super Flanker, sempat membuat ‘kegaduhan’ dalam jagad pemerhati alutsista di Tanah Air. Dan masih terkait pengadaan alutsista, belum lama berselang ada pernyataan dari petinggi Rostec, perusahaan negara di bidang pengembangan dan ekspor komoditi teknologi tinggi Rusia, disebutkan ada kemungkinan Indonesia membeli lima unit Su-35 tambahan. (more…)
Bagi publik, menyimak tarik ulur pengadaan jet tempur pengganti F-5 E/F Tiger II untuk TNI AU terasa melelahkan, tapi bagi pihak manufaktur hal tersebut tetap jadi tantangan, pasalnya negosiasi pengadaan alutsista strategis bernilai tinggi memang butuh waktu lama, tak jarang dibutuhkan waktu hingga belasan tahun hingga kesepakatan tercapai. Maklum yang jadi pertimbangan bukan soal harga produk semata, tapi juga menyangkut nilai ToT (Transfer of Technology) yang akan didapat negara pembeli. (more…)
Keriuhan dan debat seputar siapa jet tempur yang layak sebagai pengganti F-5 E/F Tiger II seolah tak ada habisnya. Harus diakui tema tersebut memang seru, mulai dari kaitan soal performa antar kontestan, sampai bergeser ke urusan politik. Namun dari sekian kriteria yang diinginkan pihak user (TNI AU), bahwa sang pesawat tempur yang baru nanti harus menjamin sisi interoperabilitas data dan komunikasi. (more…)
Demam Sukhoi Su-35 Super Flanker ibarat mencapai anti klimaks, setelah beberapa kali mengalami penundaan penandatanganan kontrak, publik pendukung Su-35 di Tanah Air lantas berharap banyak pada kunjungan Kenegaraan Presiden Jokowi ke Rusia (18-20 Mei 2016). Dalam pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin, memang disinggung mengenai kerjasama militer dan pertahanan, tapi sayangnya tidak ada pembicaraan secara khusus terkait pembelian paket Su-35. (more…)
Publik di Tanah Air kini masih menanti-nanti momen penandatanganan kontrak pembelian Sukhoi Su-35 Super Flanker. Ini bisa dimaklumi, pasalnya Menhan Ryamizard Ryacudu sudah memberi statement akan dibelinya 10 unit Su-35 untuk kebutuhan fighters TNI AU. Harus diakui simpatisan jet tempur multirole ini cukup banyak, terbukti dari tema memorabilia yang kami usung secara periodik, Sukhoi Su-35 termasuk yang paling mendapat respon tinggi. (more…)
Meski pengadaan 10 unit Sukhoi Su-35 Super Flanker telah diputuskan Kementerian Pertahanan RI, namun bukan berarti armada Su-35 bisa datang sesuai waktu yang diinginkan pihak Indonesia. Saking larisnya pesanan, manufaktur Su-35, Komsomolsk-na-Amure Aircraft Production Association (KnAAPO) harus berkonsentrasi memenuhi pesanan yang berstatus kontrak resmi, yakni dari dalam negeri Rusia, Cina dan Aljazair. Indonesia meski telah memutuskan membeli Su-35, statusnya belum melakukan penandatanganan kontrak pembelian.
(more…)
Ibarat jelang Pilpres (Pemilihan Presiden) 2014 lalu, maka kontestan Sukhoi Su-35 Super Flanker bisa disebut sebagai calon paling kuat untuk memenangkan kompetisi. Tak ada yang menyangkal bahwa Su-35 adalah pesawat tempur tercanggih Rusia dengan label keunggulan multirole air superiority fighter dari generasi 4++. Lepas dari seabreg kecanggihannya, sejak awal Super Flanker ini mampu mencuri ‘hati’ publik di Indonesia. (more…)
Meski tak satupun kandidat jet tempur pengganti F-5 E/F Tiger II TNI AU menyandang gelar stealth fighter, tapi elemen Radar Cross Section (RSC) nyatanya ikut menjadi pertimbangan penting dalam pemilihan jet tempur baru untuk Skadron Udara 14. Semakin kecil nilai RCS, maka akan semakin baik bagi jet tempur tersebut, dengan kian kecilnya nilai RCS, maka suatu pesawat akan mendekati kemampuan stealth, meski sejatinya tidak ada pesawat yang 100% tidak terdeteksi radar. (more…)