Selain Israel, Yordania dikenal sebagai sekutu dekat Amerika Serikat di Timur Tengah, yang salah satunya dibuktikan dengan rencana pembelian pesawat spesialis serangan darat A-10 Thunderbolt II, yang untuk pertama kalinya dijual oleh AS ke negara asing. Lantaran punya kedekatan spesial dengan Negeri Paman Sam, maka Yordania harus menjaga jarak bila ingin bertrasaksi alutsista dengan negara yang menjadi rival AS. (more…)
Tank meriam yang dialihfungsi sebagai self propelled MLRS (Multiple Launch Rocket System) sudah ada beberapa, sebut saja seperti AMX-13 LAR 160 (kaliber 160 mm) yang digunakan Israel dan Venezuela, bahkan di Indonesia, Korps Marinir pernah menyulap tank amfibi PT-76 dengan peluncur MLRS BM-14 kaliber 140 mm. Nah, rupanya konsep tank meriam yang dikonversi menjadi self propelled MLRS belum dipandang usang, seperti belum lama, Angkatan Darat Chili telah meluncurkan self propelled MLRS 122 mm dari plartform MBT (Main Battle Tank) Leopard 1. (more…)
Tahukah Anda, bahwa ada beberapa kesamaan alutsista antara Indonesia dan Peru, yakni kedua negara sama-sama pengguna kapal selam Type 209/1200 dan Landing Platform Dock (LPD) Makassar class (Pisco class). Nah, selain itu, antara Peru dan Indonesia ternyata sama-sama pengguna self propelled MLRS (Multiple Launch Rocket System) Norinco Type 90B. (more…)
BM (Boyevaya Mashina )-14/17 punya sejarah tersendiri di lingkup alutsista Korps Marinir (d/h KKO AL), pasalnya inilah generasi pertama self propelled MLRS (Multiple Launch Rocket System) yang dioperasikan unit artilleri medan Korps Baret Ungu, yakni didatangkan pada era 60-an sebagai persiapan operasi Trikora. Meski tak jadi digunakan dalam operasi Trikora, BM-14 diketahui telah digunakan secara luas dalam operasi Seroja di Timor Timur pada dekade 70-an. Namun, dengan semakin menuanya BM-14, saat ini praktis self propelled MLRS ini tak lagi digunakan di seluruh dunia. (more…)
Di tengah tekanan internasional, Israel kian membabi buta dan menggunakan segala cara untuk mengalahkan Hamas di Gaza, Palestina. Ketika mulai lelah dan panik menghadapi perang kota dengan pejuang Hamas, maka Israel tanpa segan mulai amunisi dengan daya rusak yang lebih besar dari howitzer, yakni MLRS (Multiple Lauhch Rocket System) ke arah Gaza. (more…)
Selain rencana menghidupkan kembali batalyon Main Battle Tank (MBT), Angkatan Darat Belanda (Royal Netherlands Army) juga memproyeksikan penguatan kemampuan artileri medan. Dalam periode pengadaan yang terbilang singkat, saat ini AD Belanda mulai kedatangan jenis self propelled MLRS (Multiple Launch Rocket System) canggih dari Israel, yakni Precise & Universal Launching System (PULS) produksi Elbit Systems. (more…)
Seperti halnya di Indonesia, di Mesir setiap digelar pameran pertahanan maka bermunculan jenis alutsista baru produksi dalam negeri. Meski berupa prototipe, kemunculan jenis senjata ‘lokal’ adalah magnet tersendiri. Dan pada ajang Egypt Defence Expo (EDEX) 2023 di Kairo (4-7 Desember 2023), Kementerian Produksi Militer Mesir meluncurkan MLRS (Multiple Launch Rocket System) pertama dalam model self propelled dari sasis kendaraan roda rantai. (more…)
Meski pengembangan teknologi roket di Indonesia maju mundur, namun, belum lama ini ada kabar dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, yang menyebut bahwa pengembangan roket balitsik untuk sistem senjata artileri kaliber 122 mm telah tuntas dilakukan oleh PT Pindad. Roket 122 mm adalah jenis amunisi artileri dengan standar Rusia/Soviet yang disiapkan untuk jenis senjata MLRS (Multiple Launch Rocket System). (more…)
Selain Main Battle Tank (MBT) Challenger 2, rupanya ada alutsista Ukraina asal Inggris lain yang ikut ‘gosong’ di sektor peperangan yang sama (wilayah Zaporizhzhia). Persisnya terkonfirmasi ‘hancur’ sebuah self tracked propelled howitzer (SPH) – roda rantai, AS90 Braveheart. Setidaknya, Kementerian Pertahanan Inggris telah memasok 20 unit AS90 Braveheart untuk militer Ukraina. (more…)
Melengkapi ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicile) BMP-3, maka Korps Marinir seharusnya akan mendapatkan perkuatan jenis ranpur APC amfibi terbaru BT-3F dari Rusia. Jumlahnya lumayan besar, yakni 79 unit yang digadang sebagai pengganti pansam (panser amfibi) BTR-50 yang usianya telah menua. Namun, badai CAATSA yang ditiupkan Washington telah menunda pengadaan ranpur amfibi ini. Meski begitu, BT-3F terus dikembangkan untuk kebutuhan infanteri laut (marinir) Rusia. (more…)