Setelah beroperasi 39 tahun, Angkatan Udara Korea Selatan – Republic of Korea Air Force (RoKAF), resmi memensiunkan rudal hanud jarak sedang MIM-23 Hawk buatan Raytheon, Amerika Serikat. Rudal Hawk sendiri posisinya akan digantikan oleh rudal hanud buatan dalam negeri, Cheongung Block-1. (more…)
Ada kabar anyar dalam jagad kesenjataan artileri global, dimana Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) untuk pertama kalinya mewartakan, bahwa berhasil melakukan tembakan lengkung dari howitzer hingga jarak 70 km. Bukan hanya soal jarak jangkauan, namun lebih dari itu, tembakan tersebut dikatakan punya akurasi sangat tinggi. (more…)
Setiap angkatan laut punya preferensi tersendiri atas adopsi kanon reaksi cepat – Close In Weapon System (CIWS). Lantaran adanya dinamika dan kebutuhan, ada kalanya penggunaan jenis kanon CIWS bisa berbeda-beda jenis, ambil contoh TNI AL yang mengadopsi kanon CIWS dari pabrikan Rheinmetall dan Norinco. Serupa tapi tidak sama, AL Korea Selatan dikabarkan akan menggunakan kanon CIWS Phalanx generasi terbaru untuk kapal perusak rudal Sejong Daewang Class (KDX III) batch II. Yang unik, Sejong Daewang Class batch I yang terdiri dari tiga unit kapal perusak, justru mengusung kanon CIWS Goalkeeper besutan Thales Nederland. (more…)
Rudal hanud MANPADS (Man Portable Air Defence System) terpopuler sejagad, FIM-92 Stinger, diwartakan akan dipensiunkan secara bertahap dari inventaris AD Amerika Serikat. Meski battle proven dalam banyak laga peperangan, namun usia rudal produksi Raytheon Missile Systems ini sudah terbilang tua dan dikhawatirkan tidak adaptif pada tantangan hanud di masa depan. (more…)
Soal kadar battle proven, rasanya tak perlu lagi diceritakan lagi, bahwa rudal udara ke udara besutan Raytheon, AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile) memang jaguh dan handal di banyak palagan. Jet tempur F-16 TNI AU pun dipastikan, sebagai salah satu yang menggunakan varian AMRAAM, persisnya AIM-120C-7. Meski F-16 TNI AU agak telat mengadopsi beyond-visual-range air-to-air missile (BVRAAM), namun kehadiran 36 unit AIM-120C-7 paling tidak dapat menambah efek deteren bagi jet tempur TNI AU. (more…)
Bahwa rudal udara ke udara jarak dekat besutan Raytheon AIM-9 Sidewinder punya kemampuan ‘plus’ sebagai rudal udara ke permukaan sudah pernah dikupas di artikel terdahulu. Kebisaan tersebut bukan hanya pada varian anyar AIM-9X Block II, melainkan varian lawas AIM-9P2 pun terbukti sukses diuji tembak ke sasaran di permukaan, seperti yang telah dilakukan penerbang jet tempur F-5E Tiger II TNI AU pada sasaran eks KRI Hiu. Namun, ada fakta baru seputar kebisaan Sidewinder sebagai rudal udara ke permukaan. (more…)
Raytheon Company, manufaktur persenjataan kondang asal Amerika Serikat, mungkin tidak pernah menyangka, bahwa produk buatannya bisa beralih fungsi hingga sedemikian berbeda. Netizen pemerhati dunia alutsista tentu mahfum dengan sosok rudal hanud jarak sedang MIM-23 Hawk, yang kebetulan juga dioperasikan oleh Singapura. Rudal hanud battle proven ini punya berat 627 kg dan mampu melesat hingga Mach 2.7 sampai ketinggian 18 km. Namun di tangan Iran, rudal Hawk dapat ‘disulap’ sebagai rudal udara ke permukaan. Kok bisa? (more…)
Jika bukan karena keterbatasan anggaran, tentu setiap negara pembeli tak ingin status alutsista canggihnya tampil ‘kosongan.’ Contohnya seperti AL India yang mengoperasikan pesawat intai maritim canggih P-8I Poseidon, tentu ingin memaksimalkan kemampuan Poseidon sebagai elemen penindak di lautan, dimana artinya Poseidon harus dilengkapi persenjataan pemukul untuk sasaran di permukaan dan bawah permukaan laut. (more…)
Seiring modernisasi armada F-16 A/B Block15 OCU dan rencana pengadaan dua skadron F-16 Viper oleh TNI AU, maka kedatangan rudal udara ke udara jarak dekat mutakhir AIM-9X Sidewinder menjadi begitu dinantikan. Dari dokumen yang dirilis pada tahun 2015, setidaknya Indonesia akan menerima 30 unit rudal AIM-9X-2 Sidewinder Block II, 20 unit AIM-9X-2 captive air training missiles (CATM), 2 unit CATM-9X-2 Block II tactical missile guidance units, 4 unit CATM-9X-2 Block II guidance units, dan dua dummy air training missile. Namun, tahukah Anda, bahwa AIM-9X Sidewinder dapat di-setting sebagai rudal udara ke permukaan? (more…)
Siapa yang tak kenal dengan AIM-64 Phoenix, rudal udara ke udara jarak jauh produksi Hughes Aircraft (sekarang – Raytheon) ini begitu fenomenal debutnya pada dekade 80/90-an. Rudal ini begitu spesial, lantaran hanya mampu diluncurkan dari jet tempur F-14 Tomcat. Punya bobot mencapai 470 kg, Phoenix menjadi salah satu rudal udara ke udara terberat dan tercepat yang pernah diciptakan. Bahkan nama Phoenix begitu harum, karena mampu menyabet air-to-air kills sampai 62 kali selama Perang Iran-Irak. (more…)