Belum lama setelah diresmikan sebagai pengganti rudal hanud Rapier pada 27 Januari 2022, kini ada kabar Sky Sabre Air Defence System telah ditempatkan Inggris di garis terdepan wilayah terluarnya, yaitu Kepualauan Falkland yang terletak di barat daya Samudra Atlantik. Penempatan Sky Sabre di Falkland atau dikenal sebagai Malvinas oleh orang Argentina, menjadi menarik, pasalnya 40 tahun lalu, di lokasi yang sama rudal Rapier ditempatkan di Falkland. (more…)
Tag: Rapier
Inggris Resmi Pensiunkan Rudal Rapier, Selamat Datang Sky Sabre Air Defence System

Cita rasa Inggris tak pelak dominan membawa pengaruh pada sistem rudal hanud (pertahanan udara) di Indonesia. Selain keberadaan rudal Starstreak yang kini dioperasikan Arhanud TNI AD, sebelum itu rudal hanud di Indonesia, juga di Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam, identik dengan sosok rudal SHORAD Rapier. Di Indonesia, Rapier tak lagi dioperasikan sejak tahun 2002, namun lain halnya dengan di Inggris dan Malaysia. Rapier masih terus digunakan dengan peluncur “Field Standard C” (FSC). (more…)
Ajaib! Zambia Masih Tampilkan Rudal Rapier, Bahkan Dipasang Pada Truk Ural 4320
Jenis rudal yang satu ini boleh dikata amat lekat di hati warganet pemerhati alutsista, betapa tidak, lebih dari dua dekade, rudal hanud SHORAD (Short Range Air Defence) besutan Inggris ini menjadi ujung tombak pelindung beberapa obyek vital di Indonesia. Namun, lantaran sudah uzur, debut Rapier kini sudah tergantikan dengan jenis rudal hanud baru yang lebih canggih dan lebih mobile. (more…)
TY-90: Pernah Jadi Calon Pengganti Rudal Rapier Arhanud TNI AD
Meski tak terpilih sebagai pengganti rudal Rapier, namun nama rudal TY-90 pernah menjadi alternatif yang dipertimbangkan untuk memperkuat arsenal SHORAD (Short Range Air Defence) Arhanud TNI AD. Walau terbiang rudal jarak pendek, namun uniknya TY-90 tidak dibangun dari platform MANPADS (Man Portable Air Defence Systems), lantaran rudal ini awalnya dirancang sebagai rudal udara ke udara, baru kemudian dilakukan pengembangan sebagai usungan rudal hanud darat ke udara, yang kemudian varian hanud tersebut diberi label LA ADS. (more…)
Jernas: Ingatkan Kembali ‘Kenangan’ Sosok Rudal Rapier di Indonesia

Belum lama berselang salah salah satu TV swasta nasional kembali memutar film komedi action “Kingsman: The Secret Service.” Dan di salah satu scene akhir, tampil sosok rudal Rapier, jenis rudal hanud SHORAD (Short Range Air Defence) yang legendaris, termasuk punya arti penting dalam sejarah sistem kesenjataan Arhanud TNI AD. Bersama dengan Saab RBS-70, Rapier menjadi rudal hanud generasi pertama yang dimiliki sejak era rezim Orde Baru. (more…)
Surveillance Radar Rudal Rapier, Mampu Dialihfungsi Mendukung Peran Meriam PSU S-60 57mm TNI AD
Karena usia yang uzur, rudal Rapier memang telah purna tugas, tapi perangkat penunjang sistem rudal tersebut sampai saat ini masih tersimpan, terawat dan dapat dioperasikan oleh Arhanud TNI AD. Diantaranya adalah komponen radar blindfire, generator, fire control unit, dan unit peluncur rudal (launcher unit). Dengan ide dan kreativitas, komponen sistem rudal Rapier kini dapat ‘dibangkitkan’ dari tidurnya. (more…)
Starstreak HVM: Rudal Tercepat Arhanud TNI AD
Pasca pensiunnya rudal Rapier, boleh jadi belum ada rudal arhanud yang benar-benar mumpuni dan mampu bikin pede pertahanan udara di wilayah Ibu Kota Jakarta. Pengganti Rapier memang ada, seperti rudal Grom buatan Polandia, soal kinerja dan performa rudal ini memang menjadi kontroversi. Nyatanya, sekalipun telah ada Grom dalam peluncur Poprad dan kanon 23 mm ZUR komposit Grom, Arhanud TNI AD masih memesan rudal lain dalam segmen MANPADS (Man Portable Air Defence Systems), yakni rudal Mistral dalam platform Atlas, dan kini juga tengah melirik rudal QW-3 buatan Cina. (more…)
Awas! Black Flight di Atas Lanud El Tari
Pada 16 September 1999 di Lanud El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur, disiapkan 2 pesawat tempur Hawk 209, 1 Hawk 109, dan 3 pesawat tempur propeler OV-10 Bronco. Kegiatan berjalan seperti biasa pada hari itu, penerbang Hawk dipersiapkan untuk menggelar Combat Air Patrol (CAP) sebagai inti Operasi Pertahanan Udara “Elang Jaya”. (Dikutip dari Majalah Commando edisi Juli – Agustus 2004) (more…)
Indonesian Missile – Perisai Angkasa Nusantara
Dengan pudarnya dominasi rudal di Indonesia, tentu ada perhitungan sendiri, di bawah panji kestabilan ekonomi dan membina hubungan yang baik di kawasan, pada era Soeharto pengembangan rudal mulai berjalan, walau sangat lamban, bahkan secara de facto etalase rudal Indonesia sudah tertinggal dari Singapura dan Malaysia.
Tapi harus diakui, tak serta merta sistem rudal Indonesia tertinggal secara keseluruhan, di lini rudal anti kapal, terlihat pemerintah sangat serius untuk memperkuat beragam rudal anti kapal, sebagai bukti adalah Yakhont, yang kini menjadi lambang supremasi alutsista Indonesia.
Khusus pada era orba, pemerintah nampak kurang mempersiapkan militer seumpama menghadapi konflik terbuka antar negara tetangga, berkat sosok Soeharto yang sangat disegani sebagai pemimpin pemerintahan paling senior di ASEAN, beragam alutsista di per-modern, tapi sayangnya dengan kuantitas yang serba minim. Tapi fakta kini berbicara lain, musim telah berganti, era baru pun harus disikapi secara tepat tanpa harus berlebihan. Dengan segala intrik dan konflik di seputar perbatasan, potensi munculnya perang antara negara bertetangga bisa saja meletus di masa mendatang.
Tanpa bermaksud mengharap datangnya peperangan, tapi diyakini, seandainya terjadi duel antara militer Indonesia dan Malaysia, beberapa lakon dalam pertempuran akan memunculkan nama Sidewinder, Maverick, Exocet, atau bisa jadi Yakhont. Uniknya antar negara tetangga di ASEAN, termasuk Malaysia dan Singapura, mempunyai karakter dan jenis alutsista yang serupa. Sebut saja seperti rudal Maverick, Sidewinder, RBS-70, dan Rapier dimiliki oleh Indonesia, Malaysia dan Singapura.
Inilah yang menarik untuk dicermati, konflik di masa mendatang akan terkait dengan teknologi tinggi, dan bisa dipastikan rudal akan selalu kebagian peran strategis yang menentukkan. Dalam buku “Indonesian Missile, Perisai Angkasa Nusantara” untuk pertama kalinya dibahas tentang sepak terjang dan etalase rudal yang dahulu dan kini memperkuat TNI.
Informasi Buku
Judul : Indonesian Missile, Perisai Angkasa Nusantara
Penulis : Haryo Adjie Nogo Seno
Penerbit : Matapadi Pressindo
Hal : xii+158
Harga : Rp45.000
Note : Tersedia di Toko Buku Gramedia