Dalam babak awal serangan udara ke permukaan, penghancuran fasilitas radar dan sarana berbasis elektronik menjadi prioritas utama untuk segera ditaklukan. Penghancuran radar, terutama radar hanud (pertahanan udara) dengan kemampuan GCI (Ground Control Intercept) menjadi mutlak dilakukan, pasalnya radar inilah yang berperan aktif ‘membimbing’ jet tempur lawan, belum lagi peran radar GCI sebagai integrator IFF (Identification Friend or Foe) pada beragam sistem senjata hanud titik (rudal/kanon) dan hanud terminal (pesawat tempur). (more…)
Duka mendalam kembali menyelimuti dunia dirgantara nasional, hari ini Minggu, 18 Desember 2016 telah jatuh (total lost) pesawat angkut berat C-130H Hercules A-1334 di Wamena, Papua. Pesawat turbo propeller produksi Lockheed Martin mengalami musibah sesaat sebelum mendarat di Bandara Wamena. Tercatat 12 awak dan satu penumpang dinyatakan tewas dalam kecelakaan yang terjadi pada pukul 06.00 WIT. Meski belum genap setahun dioperasikan TNI AU, sejatinya pesawat andalan Skadron Udara 32 ini sudah malang melintang dalam operasi internasional, termasuk mendukung operasi militer di Afghanistan. (more…)
Skadron Udara 32 sebagai ‘rumah’ dari pesawat angkut berat C-130 Hercules TNI AU, kini kekuatannya telah genap dengan 16 unit setelah pada hari Senin lalu (7/11/2016) tiba satu unit C-130H Hercules A-1335 yang berasal dari hibah AU Australia/RAAF (Royal Australian Air Force). Pesawat Hercules A-1335 ini telah datang di Indonesia sekitar dua minggu yang lalu, dan terlebih dahulu di tempatkan di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, hingga hari Senin kemarin tiba di markas Skadron Udara 32 Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur. (more…)
Di bulan Maret lalu, telah dilakukan proses pengiriman simulator FFMS (Full Flight Mission Simulator) C-130H Hercules yang berasal dari bekas pakai AU Australia (RAAF). Dan kabar terbaru, kini simulator tersebut telah berhasil terpasang di gedung Fasilitas dan Latihan (Faslat) Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma. Pengadaan simulator ini merupakan bagian dari paket pembelian lima unit C-130H Hercules bekas pakai AU Australia. (more…)
Bisa dibilang Boeing adalah manufaktur pesawat yang beruntung, di segmen pesawat komersial, Ia masih jadi raja. Mengandalkan basis pesawat komersial, Boeing juga sukses menelurkan beberapa pesawat intai maritim dan pesawat AEW&C (Airborne Early Warning and Control System) yang paling laris di dunia. TNI AU pun sampai saat ini masih setia menggunakan Boeing 737 200 yang dilengkapi radar SLAMMR (Side Looking Airborne Modular Multi Mission Radar) buatan Motorola untuk meronda lautan NKRI. (more…)
Bagi negara yang punya kekuatan udara lumayan besar, hadirnya pesawat angkut lapis kedua jelas diperlukan, perannya bisa diibaratkan sebagai pendukung pesawat angkut berat seperti C-130 Hercules. Bagi TNI AU, andalan pesawat angkut lapis kedua adalah Airbus Military/Casa C-295M. Sementara bagi AU Australia (RAAF) yang jadi andalan yakni C-27J Spartan buatan Alenia. (more…)
Dengan anggaran yang terbatas dan kesiapan operasional yang belum maksimal, keberadaan simulator jelas sangat diperlukan dalam program pelatihan dan pendidikan penerbang, tak terkecuali bagi penerbang TNI AU yang mengawaki pesawat angkut berat C-130 Hercules. Simulator C-130 di lingkup TNI AU bukan barang baru, sejak tahun 2000, di Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma sudah ada simulator C-130. Dan kabar terbaru, akan segera datang tambahan simulator untuk C-130 dari Australia. (more…)
Tidak sah rasanya bila jet fighter dengan kualifikasi multirole dan air superiority hadir tanpa senjata internal. Meski konsep peperangan di udara masa kini dan di masa mendatang mengedepankan pada keunggulan rudal lintas cakrawala alias BVRAAM (beyond visual air to air missile), namun paduan sista untuk menghadapi duel jarak dekat (dog fight) tak bisa dihapuskan, ini dibuktikan dengan masih larisnya segmen rudal udara ke udara jarak pendek dan menengah. (more…)
Dalam polling yang dilakukan Indomiliter.com pada Oktober 2013, terungkap informasi bahwa lawan tanding terberat jet Sukhoi Su-27/Su-30 Flanker TNI AU ialah F-15SG Strike Eagle RSAF (Republic of Singapore Air Force). Ada dua hal yang menjadi dasar kuat bahwa F-15SG menjadi lawan tanding terberat Sukhoi TNI AU. Pertama, memang diatas kertas Sukhoi Su-27/Su-30 dirancang untuk menandingi air superiority F-15. Lalu alasan kedua, kerapnya gesekan dalam hal isu politik dan pertahanan, khususnya pada urusan batas wilayah laut dan pengendalian ruang udara di Kepulauan Riau (Kepri), ikut menyulut sentimen, termasuk dari para pembaca Indomiliter.com. (more…)
Sepanjang ada kesamaan kepentingan, hubungan antar negara bertetangga dipastikan bakal harmonis. Tapi lain halnya bila antar dua negara punya kepentingan yang jauh berbeda, bahkan satu sama lain saling berseberangan atas suatu isu. Bisa jadi yang muncul adalah konflik, seperti yang kita lihat di sengketa kepulauan laut Cina Selatan. (more…)