Andaikan destroyer escort Samadikun Class (aka – Claud Jones) masih dioperasikan TNI AL, maka predikat MK46 sebagai torpedo ‘terbesar’ untuk TNI AL masih layak disandang. Pasalnya di dekade 70 sampai 90-an, empat unit kapal perang bekas pakai AL AS ini memang mengandalkan torpedo SUT (Surface and Underwater Torpedo) untuk misi anti kapal selam dan permukaan. (more…)
Dikarenakan menurunnya kemampuan teknis helikopter NBO-105, diantaranya tidak mampu melaksanakan “recognised maritime picture” (RMP) yang dibutuhkan sebagai informasi yang akan di share ke armada patroli Maritime Task Force (MTF) UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon), menjadikan TNI harus memikirkan pengganti helikoper ringan twin engine yang melekat sebagai sistem senjata armada terpadu pada korvet TNI AL di Lebanon. (more…)
Di tengah keterbatasan alutsista, sejak 2009 Indonesia secara rutin mengirimkan kapal perangnya yang tergabung dalam Maritime Task Force (MTF) UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon). Secara bergantian korvet-korvet TNI AL bergabung dengan kapal perang dari Bangladesh, Brazil, Jerman, Turki dan Yunani dalam MTF UNIFIL. Dan menedukung kehadiran elemen kapal perang, setiap misi korvet TNI AL selalu didukung dengan satu unit helikopter. (more…)
Suatu hari ada yang bertanya, pesawat intai maritim apakah yang paling canggih di Asia Tenggara? Dengan penekanan kata ‘intai maritim,’ maka keberadaan CN-235 220 MPA (Maritim Patrol Aircraft) baik yang dioperasikan Puspenerbal TNI AL dan Skadron Udara 5 bisa jadi contoh bagaimana pesawat intai maritim yang modern dilengkapi sarana yang relatif memadai. Namun, bila ditelaah lebih jauh, seperti pada kelengkapan fitur secara keseluruhan dan adanya kemampuan penindakan, maka yang terdepan di Asia Tenggara adalah Fokker F50 ME (Maritime Enforcer) MK2 milik AU Singapura (RSAF). (more…)
Bila Puspenerbal TNI AL baru mulai menerima pengiriman tahap awal helikopter AKS (Anti Kapal Selam) AS-565 MBe Panther dari PT Dirgantara Indonesia. Maka Singapura pun belum lama ini juga menerima paket akhir Sikorsky S-70B Seahawk, yang salah satunya ikut dalam display di Singapore AirShow 2018. (more…)
Helikopter NBO-105 berperan sebagai gunship sudah mahfum kita dengar, khususnya ditangan Puspenerbad, helikopter ringan twin engine ini pernah menjadi helikopter serang utama TNI AD, persisnya sebelum era Mil Mi-35P hadir. Sebagai gunship, racikan senjata favoritnya adalah gunpod FN HMP250 12,7 mm dan roket FFAR (Folding Fins Aerial Rockets). (more…)
Penyerahan pesawat intai CN-235 220 MPA (Maritime Patrol Aircraft) produksi PT Dirgantara Indonesia kepada Kementerian Pertahanan untuk Puspenerbal TNI AL pada 9 Januari 2018 mengundang perhatian para pemerhati alutsista. Lantaran pesawat yang diberi kode AX-2345 atau setelah diserahkan menjadi P-8304 tampil ‘beda’ dari CN-235 MPA Puspenerbal sebelumnya, diantaranya pada penempatan dan jenis konsol FLIR (Forward Looking Infrared). (more…)
Skadron Udara 800 Puspenerbal TNI AL belum lama berselang telah menerima pesanan keempat pesawat intai maritim CN-235 220 MPA dari PT Dirgantara Indonesia. Persisnya pada Selasa, 9 Januari 2018, satu unit CN-235 220 diterima oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang didampingi KSAL Laksamana TNI Ade Supandi. Dibanding ketiga pesawat terdahulu, ternyata ada yang berbeda pada unit keempat ini, dimana ada perubahan posisi penempatan sensor FLIR (Forward Looking Infrared). (more…)
Setiap orang yang melintasi kawasan wisata Puncak Pass di Cimacan Bogor tentu mengenal keberadaan Masjid Atta`awun, namun belum tentu setiap orang yang ke Puncak Pass mengetahui lokasi monumen RE Martadinata, padahal di monumen yang menandai lokasi gugurnya Laksamana Raden Eddy Martadinata di Riung Gunung pada 6 Oktober 1966, terletak tak jauh dari masjid tersebut. Yang tak boleh dilewatkan oleh pecinta dunia alutsista, di monumen tersebut terdapat sosok SA313 Alouette II, jenis helikopter legendaris generasi tahun 50-an yang pernah memperkuat Puspenerbal.
(more…)
Ternyata ada persamaan ‘selera’ antara Puspenerbad TNI AD dan Puspenerbal TNI AL, untuk urusan pesawat angkut VIP/VVIP, kedua kesatuan ini mempercayakan pada pesawat produk Beechcraft, yakni manufaktur pesawat yang berbasis di Wichita, Kansas, Amerika Serikat. Meski begitu, Puspenerbad menggunakan Beechcraft 390 Premier I, yang notabene adalah pesawat jet. Sementara Puspenerbal memilih pesawat bermesin turbopropeller, Beechcraft King Air 350i. (more…)