Meriam kaliber 57 mm sejak dekade 80-an telah identik sebagai sistem senjata utama pada Kapal Cepat Rudal (KCR) TNI AL, yakni dimulai pada adopsi meriam Bofors 57 MK1 di KCR Mandau class buatan Korea Selatan, kemudian berlanjut pada generasi KCR dari FPB-57 series yang menggunakan Bofors 57 MK2, dan yang terbaru, instalasi Bofors 57 MK3 pada KCR 60M produksi PT PAL Indonesia. Bagi sebagian orang yang memperhatikan hal ini, tentu menjadi pertanyaan, mengapa meriam kaliber 57 mm mendominasi sebagai senjata pada haluan di sebagian besar KCR TNI AL? (more…)
Setelah Kementerian Pertahanan RI dan PT BTI Indo Tekno – agen Submarine Manufacturing and Products Ltd (SMP) di Indonesia, menandatangani kontrak pengadaan Submarine Rescue Vehicle System (SRVS) SRV-F Mk.3, maka jadwal pengadaan kapal pembawa SRSV multak untuk diteruskan sesuai jadwal. Dan pada 14 Desember 2023, telah dilakukan tahap keel laying (peletakan lunas) perdana Kapal BHO (Bantu Hidro Oceganografi) Ocean Going pesanana Kementerian Pertahanan untuk Pushidrosal TNI AL. (more…)
Meski bukan kekuatan utama dalam armada kapal perang, namun keberadaan KAL (Kapal Angkatan Laut) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pengamanan pada Lantamal (Pangkalan Utama Angkatan Laut). Untuk itu modernisasi pada unsur KAL tetap menjadi perhatian. Seperti pada Senin, 5 April 2021, TNI AL kembali meresmikan dua unit KAL terbaru. (more…)
Selain mendapat perkuatan berupa armada kapal patroli dengan standar ‘KRI,’ perkuatan Lantamal (Pangkalan Utama TNI AL) dan Lanal (Pangkalan TNI AL) juga tak terlepas dari keberadaan kapal patroli di kelas KAL 28. Seperti yang terbaru, TNI AL pada 19 April 2018 telah meresmikan keberadaan KAL Pulau Menjangan dengan nomer lambung I-5-39 dan KAL Pulau Pasoso dengan nomer lambung I-6-62. (more…)
Kilas balik ke 17 Juni 2016, saat itu terjadi insiden dramatis di Laut Natuna, pasalnya kapal penjaga pantai alias China Coast Guard (CCG) dilaporkan terus membayang-bayangi aksi penegakan hukum yang dilakukan kapal perang TNI AL atas illegal fishing yang dilakukan kapal nelayan Cina. Tak satu dua kali pula, kapal CCG berani menghalangi upaya penangkapan yang dilakukan aparat Indonesia. (more…)
Tak terbantahkan bahwa Indonesia pernah menjadi penguasa Siluman Bawah Laut, dan pelan berharap pasti, kini predikat kekuatan yang dahulu pernah disandang ingin digenggam lagi. Memang berat perjalanan yang harus dilalui, mengingat apa yang dilakukan negara tetangga sudah jauh lebih unggul, baik dari aspek kualitas dan kuantitas alutsista kapal selam. Dalam konteks penggelaran armada kapal selam, selain berharap akuisisi 12 unit kapal selam dapat terealisasi di tahun 2024, juga ada program pengembangan kapal selam mini (midget submarine) untuk kebutuhan Korps Hiu Kencana TNI AL. (more…)
Setelah melalui tahapan sea trial, akhirnya tiga unit kapal patroli kelas PC-40 untuk Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim resmi dikukuhkan oleh TNI AL pada 10 Januari lalu di Dermaga Batuampar, Batam. Ketiga kapal perang yang diresmikan oleh KSAL Laksamana TNI Ade Supandi adalah KRI Tatihu 853, KRI Layaran 854 dan KRI Madidihang 855. Sebelumnya ketiga kapal patroli ini telah diluncurkan galangan PT Palindo Marine pada 23 September 2016. (more…)
Nama PT Palindo Marine Shipyard kian berkibar, setelah sukses memasok beberapa unit KCR (Kapal Cepat Rudal) dan kapal patroli, dan KAL untuk TNI AL. Bertempat di fasilitas galangan yang berlokasi di Batam, perusahaan swasta nasional ini kemarin (23/9/2016) kembali meluncurkan tiga kapal perang pesanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI. Ketiga kapal dengan nomer lambung 8xx, digadang memperkuat Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim. (more…)
Clurit Class tentu punya kesan tersendiri dalam jagad alutsista nasional, pasalnya inilah jenis KCR (Kapal Cepat Rudal) dari Satuan Kapal Cepat (Satkat) TNI AL yang pertama kali dipasangi kanon CIWS (Close In Weapon System), maklum adopsi CIWS hingga kini masih jadi ‘barang langka’ di arsenal kapal perang TNI AL. Selain kanon CIWS enam laras, senjata utama pada Clurit Class adalah dua peluncur rudal anti kapal C-705. (more…)
Rasanya miris saat mendengar ada kapal patroli TNI AL yang diserang preman di Perairan Tanjung Balai Asahan. Tepatnya pada 22 Januari lalu, KAL Boa (eks KRI Boa 807) diserang sekelompok preman ketika sedang mengejar kapal pengangkut pakaian bekas ilegal. Dalam aksi penyerangan, awak KAL telah memberikan tembakan peringatan, namun tidak diindahkan oleh kawanan 60 preman yang menggunakan empat kapal motor. Dengan dihujani bom Molotov, justru KAL Boa yang harus menjaga jarak sampai harus merapat ke alur darat untuk keluar dari kepungan preman. (more…)