Semakin uzurnya usia pesawat angkut berat C-130 Hercules, khususnya tipe B yang telah memperkuat TNI AU sejak tahun 1960, mendorong pemerintah untuk segera mengganti armada sepuh C-130B. Terkait alasan keselamatan dan tiadanya ToT (Transfer of Technology), maka perintah dari Presiden Jokowi kepada Panglima TNI sudah sangat jelas, jangan membeli alutsista bekas atau terima hibah lagi. (more…)
Setelah membatalkan pesanan AgustaWestland AW101 dari Italia, pemerintah kemudian melirik keluarga helikopter Super Puma atau Cougar rakitan PT DI (Dirgantara Indonesia) sebagai helikopter kepresidenan RI yang baru. Tentu jadi harapan agar Presiden RI dapat menumpangi helikopter terbaik, bahkan jika mungkin yang tercanggih untuk menunjang tugas kenegaraan. (more…)
Super Puma Puspenerbal TNI AL memang spesial, disamping kodratnya sebagai helikopter angkut, produksi PT Dirgantara Indonesia (d/h PT IPTN) ini juga punya kemampuan sebagai platform peluncur rudal anti kapal AM-39 Exocet. Meski proyek meluncurkan Exocet akhirnya batal, Super Puma TNI AL tampil beda dengan bekal search radar dan radar intai maritim di bawah hidung. (more…)
Sisi lain peperangan selain dampak kerusakan, korban dan kerugian serta penderitaan adalah pelajaran berharga. Pelajaran berharga? Ya benar. Pelajaran berharga yang dimaksud adalah pelajaran berharga untuk membangun kekuatan militer sekuat mungkin dan setangguh mungkin.Hal tersebut yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya. Trauma berat akan kerugian Perang Dunia ke-2 dan Perang Pasifik telah mendorong mereka menjadi salah satu pakta pertahanan terbesar di dunia, NATO. Pakta pertahanan terbesar ini selalu merasa “haus” dan “lapar” dalam pengembangan inovasi teknologi militer dari masa ke masa. (more…)
Gegernya rencana pengadaan helikopter kepresidenan berdampak pada kandasnya rencana pembelian helikopter AgustaWestland AW101 yang telah digadang pimpinan TNI AU. Sebagai buah manisnya, helikopter produksi rakitan PT. Dirgantara Indonesia, EC-725 Super Cougar menjadi terangkat pamornya. EC-725 yang berperan sebagai helikopter SAR Tempur (Combat SAR) ini sontak menjadi alternatif pengadaan atas kebutuhan helikopter kepresidenan. (more…)
Bicara tentang sejarah pesawat intai maritim di Indonesia, maka tak bisa dilepaskan dari sosok turbo propeller N22/N24 Nomad buatan GAF (Government Aircraft Factories), Australia. Meski kiprahnya menuai kontoversi, akibat sering jatuh dan sebagian telah di grounded, bahkan ada yang telah dijadikan monumen, namun Nomad punya jasa besar sebagai tulang punggung armada intai maritim Skadron 800 Puspenerbal TNI AL, khususnya di dekade 80 dan 90-an. (more…)
Meski sempat mengundang polemik, namun bila tak ada aral melintang, di HUT TNI AU ke-70 pada 9 April 2016 akan tiba pesanan pertama helikopter kepresidenan “Air Force One” terbaru AgustaWestland AW101 sebagai pengganti heli kepresidenan NAS 332 L1/L2 Super Puma di Skadron Udara 45 yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma. Rencananya TNI AU akan mendatangkan tiga unit AgustaWestland AW101, mengikuti konfigurasi NAS 332 Super Puma VVIP (very very important person) yang juga ada tiga unit. (more…)
Proses pembelian jet tempur memang kerap menimbulkan efek tarik ulur yang panjang, terlebih jika yang jadi pembeli adalah negara dengan budget pertahanan serba ngepas dengan seabreg permintaan. Sekalipun punya budget cukup, mengingat banyak faktor yang saling terkait, pengadaan jet tempur kerap memakan waktu lama. Indonesia membutuhkan waktu hampir dua tahunan untuk akhirnya memutuskan memilih Sukhoi Su-35 Super Flanker sebagai pengganti jet tempur F-5 E/F Tiger II. Pun sudah diputuskan, menuju proses deal hingga penandatanganan kontrak pembelian juga butuh waktu.
Dengan latar kondisi dan tantangan di kawasan Timur Tengah memaksa Israel menjadi kekuatan nomer satu dalam pengembangan teknologi drone/UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Didukung AS, keterlibatan vendor drone Israel seperti IAI (Israel Aerospace Industries), Elbit dan Aeronautics Defense Systems hingga kini telah menelurkan beberapa jenis drone yang populer seperti Heron, Searcher, Scout, Hermes dan Aerostar. Bahkan tak sedikit varian drone kombatan, UCAV (Unmanned Combat Aerial Vehicle) yang sudah dilibatkan langsung dalam operasi militer.
Tarik ulur pemberian ToT (transfer of technology) dalam proses pembelian alutsista umumnya terkait dengan beberapa prinsip, mulai dari urusan politik dan pastinya nilai total pembelian tersebut. Ada yang menarik dari rencana pengadaan helikopter angkut berat CH-47 Chinook buatan Boeing. Pasalnya Indonesia hanya membeli empat unit dan tetap mensyaratkan ToT dalam skema offset.(more…)