Memang tak segahar pod kanon GPU-5 yang pernah dipasang pada jet tempur F/A-16 Fighting Falcon, namun, TNI AU juga mengenal jenis pod kanon untuk jet tempurnya. Yang dimaksud adalah pod kanon ADEN 30 mm yang disematkan sebagai kanon eksternal pada jet tempur taktis buatan Inggris, Hawk 100/200 (dalam kode yang dibeli Indonesia disebut Hawk 109/209). (more…)
Bila ada yang bertanya, jenis rudal udara ke permukaan apakah yang paling sukses dipasaran? Maka arah jawabannya mungkin akan merejuk pada rudal udara ke permukaan produksi Raytheon, yakni AGM-65 Maverick. Pasalnya sejak dirilis pada tahun 1972 dan langsung digunakan dalam Perang Vietnam, AGM-65 dengan keseluruhan variannya telah diproduksi lebih dari 70.000 unit. (more…)
Niatan perlemen RI untuk mendukung optimalisasi alutsista TNI AU kali ini layak diapresiasi, belum lama ini telah disetujui anggaran US$38 juta untuk pengadaan beberapa tipe rudal udara ke udara. Di kalangan pemerhati militer, nama-nama rudal sudah tak asing didengar, seperti rudal jarak dekat Kh-31 A/P yang sebelumnya sudah melengkapi Sukhoi Su-27/Su-30 Flanker TNI AU. Namun yang jadi kejutan adalah persetujuan pengadaan rudal udara ke udara jarak menengah AIM-120 AMRAAM (advanced medium range air-to-air missile). (more…)
Sekitar 25 tahun lalu, jagad Dirgantara Indonesia pernah dibuat heboh dengan kehadiran jet F-16 A/B Fighting Falcon. Lepas dari kecanggihan teknologi avionik dan sistem senjatanya, F-16 A/B yang kemudian memperkuat Skadron Udara 3 ini punya kisah tersendiri, terutama dalam proses kedatagannya ke Indonesia yang dilakukan lewat proses penerbangan ferry yang dijalani oleh pilot asal AS dan TNI AU. Dan, sejarah tersebut kini seolah terulang kembali. Tepat pada 25 Juli 2014, TNI mulai kedatangan bertahap F-16 dengan tipe yang lebih baru, yakni F-16 C/D Block 52ID. Total TNI AU akan menerima 24 unit F-16 C/D yang akan didatangkan dengan cara ferry flight dari Negeri Om Sam. (more…)
Setelah hampir sepuluh tahun dalam penantian, akhirnya mulai tahun 2012 armada Sukhoi Su-27/Su-30 Flanker TNI AU mulai mendapat asupan alutsista yang bergigi, setelah sebelumnya hanya beroperasi mengandalkan kanon internal dan bom konvensional buatan lokal. Ibarat tanpa basa basi, Sukhoi Skadron 11 yang bermarkas di Lanud Hasanuddin, Makassar – Sulawesi Selatan, kini sudah dibekali senjata pamungkas yang punya efek deteren sangat tinggi.
Sebelum hadirnya F-16 A/B Fighting Falcon pada tahun 1989/1990, tahukah Anda, apa jet tempur lapis pertama yang jadi andalan TNI AU? Jawabannya tak lain F-5E/F Tiger II buatan Northrop. Tepatnya mulai 21 April 1980 berdatanganlah secara bertahap jet tempur supersonic yang memperkuat skadron 14 di Lanud Iswahjudi, Madiun. Lewat program FMS (Foreign Military Sales), Indonesia mendapat komposisi 12 unit F-5E (kursi tunggal) dan 4 unit F-5F (kursi ganda/latih). (more…)