Aksi saling intai dari udara di masa damai bukan lagi hal yang tabu, asalkan dilakukan dengan santuy dan halus, rasanya tidak akan menimbulkan gejolak antar negara bertetangga. Sebut saja di pada dekade 80/90-an, dimana teknologi analog dalam penerbangan masih dominan, baik Singapura dan Malaysia kala itu sudah menggunakan jet tempur spesialis intai pemotretan udara RF-5E Tigerye. Sementara Indonesia, lebih memilih menggunakan pod Vicon 70 yang dipasang pada A-4E Skyhawk dan Hawk series. (more…)
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad belum lama ini membuat pernyataan yang menghebohkan, meski inti yang dimaksud sudah menjadi rahasia umum, namun ini pertama kali tokoh Negeri Jiran mengungkapkan keluh kesahnya pada jet tempur buatan Amerika Serikat. Yang dimaksud Mahathir adalah F/A-18D Hornet, jet tempur yang dioperasikan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) itu memang disebut cukup tangguh, namun syarat dan ketentuan operasional yang terlalu ‘ditentukan’ oleh kebijakan AS yang menjadi masalah. (more…)
KD Tun Razak, kapal selam Scorpene Class kedua milik AL Malaysia dilaporkan telah kembali operasional setelah menjalani masa perbaikan panjang selama 18 bulan. Dalam sebuah video yang dirilis pada 16 April, bertempat di dermaga yang dirahasiakan, plus lengkap dengan kru yang mengenakan masker anti covid-19, disebutkan KD Tun Razak telah memulai patroli. (more…)
Law enforcement rupanya menjadi kunci dalam penanggulangan penyebaran virus covid-19. Lantaran menyangkut coverage dan sebaran populasi yang sedemikian luas, maka peran teknologi harus dikedepankan untuk melaksanakan upaya pengawasan dan penegakan hukum. Setelah Cina Daratan yang menjadi pioneer penggunaan drone pada musim covid-19, kini giliran Malaysia mengadopsi penggunaan drope copter selama periode lockdown diberlakukan. (more…)
Diluncurkan dari kedalaman 55 meter di bawah permukaan laut, kemudian melesat sejauh 40 km menuju sasaran di permukaan, untuk pertama kalinya di Asia Tenggara diluncurkan uji coba penembakan rudal anti kapal dari kapal selam. (more…)
Meski program akuisisinya telah diwartakan sejak awal 2018, namun hingga kini Indonesia belum juga menerima kedatangan drone intai ScanEagle lansiran Boeing Insitu untuk TNI AL. Sementara negara tetangga yang sama-sama mendapatkan program hibah dari Amerika Serikat, yaitu Filipina dan Malaysia, malah sudah lebih dulu menerima ScanEagle. Seperti belum lama ini AL Malaysia disebut telah menerima gelombang pertama, berupa enam unit ScanEagle. (more…)
Kilas balik ke April 2018, saat itu diwartakan Malaysia telah menandatangani pembelian 18 pucuk Howitzer LG-1 MKIII kaliber 105 mm dari Nexter, Perancis. Dilihat dari spesifikasinya, MKIII, maka jelas LG-1 pesanan Malaysia bakal lebih canggih dari LG-1 MKII yang dimiliki Satuan Armed Korps Marinir TNI AL. (more…)
Malaysia nampaknya ingin mengikuti jejak Indonesia sebagai negara pengguna CN-235 MPA (Maritime Patrol Aircraft), diwartakan dua dari enam unit CN-235 milik AU Malaysia (TUDM) akan dikonversi menjadi varian MPA. Konversi tersebut mendapat dukungan pendanaan oleh Amerika Serikat lewat program Maritime Security Initiative. (more…)
Beberapa hari lalu nama Gowind Class sempat menjadi trending dalam pemberitaan jagad alutsista nasional, lantaran media Perancis menyebut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tertarik pada kapal perang besutan Naval Group tersebut. Indomiliter.com pun belum lama ini telah menurunkan artikel tentang Gowind 2500 Class yang juga pernah ditawarkan ke TNI AL pada tahun 2017 silam. (more…)
Pasca kunjungan Menhan Prabowo Subianto ke Perancis beberapa waktu lalu, nama korvet Gowind 2500 Class belakangan jadi santer dibicarakan. Terlepas dari pro dan kontra di seputaran korvet yang kini telah dioperasikan AL Mesir, faktanya platform Gowind 2500 Class lumayan laris. Selain Mesir, Naval Group setidaknya telah meraih kontrak dengan Rumania, Uni Emirat Arab dan tentu saja yang menarik dari Malaysia. Persisnya di tangan Malaysia, derajat Gowind Class tidak lagi sebagai korvet, melainkan naik kelas menjadi frigat. (more…)