
Meski sudah memiliki sistem pertahanan udara (hanud) berlapis yang terbilang canggih, namun Israel masih merasakan adanya sejumlah kekurangan, terlebih dalam konflik saat ini yang melibatkan perlawanan dari banyak pihak di sekitaran Timur Tengah, maka serangan rudal atau roket dalam jumlah masif, menjadi lebih sulit untuk diatasi. Untuk itu, sistem hanud Israel mulai melirik pada solusi lawas yang telah dipensiunkan. (more…)

Sebagai penempur dengan standar NATO, sudah barang tentu acuan jenis dan sistem persenjataan KF-21 Boramae mengacu pada produk manufaktur dari AS dan Eropa Barat. Bicara soal senjata organik, alias senjata yang melekat langsung pada KF-21 Boramae, sudah dipastikan bahwa penempur masa depan Korea Selatan dan Indonesia tersebut akan dipasangi kanon laras putar – gatling gun M61A2 buatan General Dynamics. (more…)

Banyak cara untuk melindungi obyek vital (obvit) di pusat kota, salah satunya di lini artileri pertahanan udara (arhanud) dengan menempatkan alutsistanya di atap gedung pencakar langit. Dengan penempatan rudal atau kanon hanud di puncak gedung (rooftop), maka satuan tembak (satbak) dapat mempunyai sudut pemantauan dan tembakan yang lebih luas guna melindungi obvit. (more…)

Bicara seputar update alutsista di matra udara, selain hadirnya formasi lengkap 16 jet Sukhoi Su-27/Su-30 di skadron udara 11. Dalam waktu yang bersamaan, publik juga tengah dibuat kagum dengan berdatangannya jet latih lanjut dari Korea Selatan, T-50i Golden Eagle. Secara bertahap 16 unit T-50i Golden Eagle berdatangan ke lanud Iswahjudi, hingga ditargetkan jet buatan KAI (Korea Aerospace Industries) ini akan komplit diterima sang user, yakni skadron udara 15 pada akhir tahun 2013 ini. (more…)