Sabtu siang, 19 September 2020, rupanya wilayah Selat Taiwan sedang dalam kondisi super tegang. Bukan sekedar provokasi tanpa bukti, pada tengah hari waktu setempat, AU Cina melakukan show of force besar-besaran di kawasan yang diakui sebagai zona identifikasi pertahanan udara Taiwan tersebut, dimana total 19 pesawat militer Cina dari berbagai jenis terbang melintasi ADIZ (air defense identification zone) Taiwan. Sontak saja, peringatan radio, aktivasi sistem rudal hanud dan scramble jet tempur Taiwan langsung dilakukan seketika. (more…)
Ada yang bilang “bad news is good news,” dan itu terbukti pada beberapa hari lalu, kala berita bohong dihembuskan atas jatuhnya (diduga) Sukhoi Su-35 AU Cina, yang disebat-sebut netizen India disebabkan tembakan rudal hanud Taiwan, lantaran Su-35 telah memasuki teritori udara Taiwan di Selat Formosa. Bahkan beritanya digoreng sedemikian canggih, termasuk menyebut rudal yang diluncurkan adalah jenis Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). Lepas dari berita bohong yang kadung trending, perlu jadi catatan, bahwa Taiwan memang termasuk negara yang maju dalam pengembangan rudal hanud. (more…)
Pada artikel kami terdahulu telah dikupas tentang sejumlah dermaga bunker kapal selam yang dibangun AL Cina untuk menghadapi potensi konflik di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan. Dan karena posisi negara-negara Asia Tenggara terkait langsung dengan Laut Cina Selatan, maka keberadaan dermaga bunker yang mengarah ke palagan Laut Cina Selatan tentu lebih menarik untuk dicermati. Seperti belum lama ini, didapati citra foto satelit yang memperlihatkan sebuah kapal selam Cina tengah memasuki sebuah gua (bunker) misterius. (more…)
Meski belum banyak penampakan kapal selam AL Cina di Samudera Hindia, namun, cepat atau lambat, munculnya armada kapal selam Sang Naga tinggal menunggu waktu saja. Indikasi tersebut sudah terlihat, semisal dari pembangunan pangkalan angkatan laut Cina di Gwadar, Pakistan dan aktvitas Lanal AL Cina di Djibouti, Afrika Timur. Bahkan, seperti memagari Samudera Hidia, Cina pun tengah membangun basis militer dari Pulau Feydhoo Finolhu di Maladewa yang disewa oleh Cina senilai US$4 miliar. (more…)
Bila Nazi Jerman berani menghadapi beberapa front sekaligus di Perang Dunia II, pun demikian dengan Cina, meski belum tentu bakal merembet ke perang terbuka, potensi konflik yang dihadapi Cina bisa berlanjut bak serial. Bukan hanya di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan, konflik yang terkait Cina juga punya potensi menjalar ke Samudera Hindia dan Selat Malaka. Dan ketika menyangkut Samudera Hindia, maka yang menjadi lawan Cina adalah India. (more…)
Selain serangan rudal balistik dari Korea Utara, hal lain yang juga menjadi kekhawatiran Jepang adalah ancaman dari kapal selam. Tentang kapal selam, ada dua negara yang punya potensi mengganggu ketentraman Jepang, tak lain adalah Cina dan Korea Utara. Namun, yang disebut pertama, jelas yang membuat Tokyo gusar, betapa tidak, pencapaian teknologi kapal selam Cina sudah terbilang maju, termasuk dalam adopsi kapal selam bertenaga nuklir. Dan, pada kamis sore lalu (18/6/2020), mendadak unsur anti kapal selam Jepang telah berada dalam tingkat kesiapan tempur tinggi. (more…)
Secara pelan tapi pasti, negara Cina dibawah kepemimpinan tunggal Partai Komunis mencoba untuk menjadi penguasa dunia. Untuk dapat disegani lawan, maka Cina bukan saja mengembangkan rudal jarak jauh, namun juga telah memiliki hulu ledak nuklir. Dengan kemampuan spionase dan reverse engineering, kini militer Cina telah memiliki dua kapal induk dan juga pesawat tempur yang dibangun dari salinan Sukhoi Su-27/Su-30, F-35, Typhoon dan berbagai alat militer lainnya. Terinspirasi sejarah gemilang masa lalu atas penguasaan lautan oleh Laksamana Cheng Ho, Jalur Sutera yang melewati India bahkan wilayah Arab, maka kini disodorkan kepada dunia ide OBOR (One Belt One Road). (more…)
Diwartakan TNI AL kini menambah kekuatan kapal perangnya di Perairan Natuna, maka begitu pun dengan Cina, meski belum berupa kehadiran armada angkatan lautnya, Kapal Penjaga Pantai Cina (China Coast Guard/CCG) dilaporkan bertambah jumlahnya di Natuna Utara, menjadikan kondisi bilateral Indonesia-Cina kian memanas dalam beberapa hari ini. (more…)
Hanya berselang 3 hari dari insiden intercept P-8A Poseidon AL AS oleh Sukhoi Su-35 Rusia di atas Laut Mediterania, hari Jumat (7/6/2019) ketegangan antara Washington dan Moskow kembali terjadi, kali ini mengambil lokasi di Laut Cina Timur, dua kapal perang AS dan Rusia dilaporkan nyaris bertabrakan. Insiden di perairan internasional ini melibatkan USS Chancellorsville (CG-62), yaitu kapal penjelajah Ticonderoga Class dengan kapal perusak Admiral Vinogradov (Udaloy Class). (more…)