Setelah diluncurkan oleh galangan PT Daya Radar Utama (DRU) pada 15 Mei 2019, akhirnya Landing Ship Tank (LST) KRI Teluk Youtefa 522 (Teluk Bintuni Class) diresmikan oleh TNI AL lewat sebuah upacara di Dermaga Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (12/7). KRI Teluk Youtefa 522 merupakan LST ketiga asal produksi PT DRU yang telah diserahkan kepada TNI AL, dimana peresmiannya dilakukan oleh KSAL Laksamana TNI Yudo Margono. (more…)
Setelah kontrak pengadaan tambahan dua LST (Landing Ship Tank) Teluk Bintuni Class ditandatangani pada 12 April 2019, maka pada 27 Februari 2021, satu unit LST Teluk Bintuni yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan untuk TNI AL, telah resmi diluncurkan oleh PT Bandar Abadi Shipyard di Batam. Unit kedelapan dari LST Bintuni Class itu diberi nama KRI Weda 526. (more…)
Lumayan lama tak terdengar kabar beritanya, akhirnya ada titik terang seputar dua LST (Landing Ship Tank) terbaru untuk TNI AL, yaitu KRI Teluk Kendari 518 dan KRI Teluk Kupang 519. Setelah pada Kamis, 26 November 2020, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono meninjau dua kapal perang tersebut di Dermaga Kolinlamil Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. (more…)
Meski tengah menghadapi gonjang-ganjing kasus korupsi oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), nyatanya tak membuat perusahaan galangan kapal swasta nasional, PT Daya Radar Utama (DRU) menjadi kendor dalam target peluncuran pesanan kapal perang dari Kementerian Pertahanan (Kemhan). Persisnya pada 1 Juni 2019, PT DRU dari fasilitasnya galangan di Lampung telah meluncurkan kapal keempat dari Landing Ship Tank (LST) Bintuni Class, kapal keempat ini diberi label sebagai KRI Teluk Palu 523. (more…)
Setelah melibatkan dua perusahaan dalam pembangunan tujuh unit Landing Ship Tank (LST) Teluk Bintuni Class (AT-117M), yaitu PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) dan PT Daya Radar Utama, Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI melakukan ekspansi dengan menambah pesanan dua unit LST serupa, yaitu pesanan kedelapan dan kesembilan. Untuk dua pesanan tambahan ini, Kemhan mempercayakan produksinya kepada PT Bandar Abadi Shipyard. (more…)
Setelah meluncurkan KRI Teluk Bintuni 520 pada September 2014, hari ini (28/6/2018) PT Daya Radar Utama (DRU) meluncurkan LST (Landing Ship Tank) Teluk Bintuni Class kedua yang merupakan pesanan Kementerian Pertahanan RI untuk TNI AL. Dengan dihadiri Menhan Ryamizard Ryacudu, kelas LST terbesar ini namanya dikukuhkan sebagai KRI Teluk Lada 521 di fasilitas galangan PT DRU di Srengsem Panjang, Lampung. (more…)
Meski manuvernya tak selincah kapal patroli, dan kecepatannya pun terbatas, tak menjadikan LST (Landing Ship Tank) lemah dalam hal fungsi penindakan hukum di laut. Seperti dibuktikan oleh KRI Teluk Bintuni 520 yang pada kamis (25/1/2018) lalu telah menggagalkan aksi pembajakan yang terjadi di Selat Berhala, kawasan Kepulauan Riau. Dua orang yang diduga perompak diamankan dari peristiwa tersebut. (more…)
Meski belum diketahui persis kapan akan diserahterimakan kepada TNI AL, namun dipastikan armada Satuan Kapal Amfibi (Satfib) TNI AL bakal bertambah dalam waktu dekat, pasalnya PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) pada hari Selasa lalu (17/1/2016) telah meluncurkan pesanan kedua kapal angkut tank (AT-2) kelas AT-117M KRI Teluk Kupang 519. Peluncuran ini menandakan rampungnya pengerjaan konstruksi LST (Landing Ship Tank) ini, selanjutnya kapal akan melewati tahap instalasi perangkat pendukung, elektronik, persenjataan, dan sea trial. (more…)
Karena punya dimensi dan bobot yang ekstra berat (60 ton) dibanding ranpur tank TNI pada umumnya, MBT (Main Battle Tank) Leopard 2A4 Kavaleri TNI AD perlu perlakuan khusus dalam menunjang transportasinya, khusus untuk operasi lintas laut, bahkan TNI AL menghadirkan LST (Landing Ship Tank) terbesar, KRI Teluk Bintuni 520. Kini, meski tak sebesar KRI Teluk Bintuni, Dinas Pembekalan Angkutan Angkatan Darat (Ditbekangad) bakal diperkuat armada kapal jenis LCU (Landing Craft Utility) yang didapuk sanggup membawa tank Leopard. (more…)
Perangkat yang satu ini terbilang familiar di kapal penumpang dan angkut logistik sipil bertonase besar. Tapi toh tugas misi angkut penumpang dan logistik tak melulu di dominasi kepentingan sipil. Armada TNI AL, khususnya pada Satuan Kapal Bantu (Satban) juga banyak mengandalkan peran crane untuk memindahkan paket logistik, rantis hingga ranpur untuk ditempatkan di atas deck. Seperti pada KRI Bintuni 520, kapal yang di dapuk sebagai LST (Landing Ship Tank) terbesar ini turut menggunakan cargo hose crane yang dapat memindahkan muatan seberat 15 ton. (more…)