Berbeda dengan Amerika Serikat yang tak tertarik mengembangkan kapal selam diesel listrik, sebaliknya Rusia, meski punya armada kapal selam bertenaga nuklir, masih getol mempertahankan eksistensi kapal selam diesel listrik. Mungkin karena menyadari punya lini sukses di segmen diesel listrik, Rusia telah mencanangkan pengembangan lebih lanjut kapal selam modern dari basis Kilo Class yang legendaris. (more…)
Nama kapal selam ini nyaris tak pernah disebut dalam belantika arsenal monster bawah laut Rusia. Nama Sarov Class mulai terangkat namanya kala diwartakan bakal dilibatkan dalam penggelaran perangkat Harmony hydro acoustic surveillance system di dasar laut dan fase uji coba torpedo nuklir Poseidon. Sarov Class termasuk jenis alutsista Rusia yang tak terlalu diumbar informasinya kepada publik, meski kapal selam yang desainnya mirip Kilo Class ini punya karakter tersendiri, yaitu berstatus kapal selam diesel listik namun dibekali reaktor nuklir mini. (more…)
Meski batal diakuisisi Indonesia, namun faktanya nama kapal selam diesel listrik buatan Rusia, Kilo Class, cukup mahsyur debutnya di Republik ini. Di 2011-2012 silam, bahkan Kilo Class menjadi alutsista yang paling dinanti oleh netizen, mirip dengan hasrat netizen yang kini ingin segera ‘menimang’ Sukhoi Su-35. Dan lama tak terdengar kabarnya, Kilo Class yang di Asia Tenggara telah dioperasikan Vietnam, muncul kembali sensasinya dalam sebuah postingan di situs nationalinterest.org, disebutkan bahwa Kilo Class ternyata pernah ‘menenggelamkan’ kapal selam nuklir milik AL AS. (more…)
Dengan latar kerinduan menggebu pada kejayaan militer Indonesia di dekade 60-an, di mana saat itu Indonesia tak terbantahkan menyandang sebagai negara dengan militer terkuat di belahan Asia Selatan, membuat banyak kalangan di Tanah Air bekalangan eforia pada peralatan militer buatan Eropa Timur, khususnya asal Rusia. Segala yang ‘berbau’ Rusia begitu diagungkan. Tidak ada yang keliru dengan perspektif tersebut, pasalnya memang banyak produk alutsista besutan Rusia yang memang mumpuni, bandel dan mampu memberi efek getar.
Setelah lebih dari dua dekade, kecanggihan alutisista Indonesia boleh dibilang lumayan tertinggal dari Singapura dan Malaysia. Baru pada program MEF (minimum essential force) 2014, militer Indonesia mulai merasakan angin segar dengan pencanangan pemerintah untuk mendatangkan alutsista yang ‘berkelas.’ Di matra udara, ada maskotnya yakni Sukhoi Su-27/30 Flanker, sementara di matra darat maskotnya MBT Leopard 2A4 buatan Jerman. (more…)