Meski usia korvet Parchim milik TNI AL tak muda lagi, tapi untuk kelengkapan senjatanya masih tergolong mematikan, baik untuk peran anti kapal selam dan peran anti serangan udara. Bicara tentang elemen penangkis serangan udara, selain ada kanon reaksi cepat AK-230 dan rudal mistral Simbad, masih ada lagi sosok sangar yang berada di sisi buritan, tak lain adalah meriam laras ganda AK-725 kaliber 57 mm. (more…)
Selain RBU-6000 yang merupakan sista (sistem senjata) peluncur roket anti kapal selam buatan Rusia, TNI AL dalam gelar operasinya juga mengdalkan sista Bofors 375mm, peluncur roket anti kapal selam buatan Bofors (kini Saab Underwater Systems) dari Swedia. Adopsi Bofors 375mm oleh TNI AL bahkan sudah lebih dulu ketimbangRBU-6000. Pasalnya Bofors 375mm menjadi alutsista yang melekat pada frigat kelas Fatahillah, yang terdiri dari KRI Faatahillah (361), KRI Malahayati (362) dan KRI Nala (363). (more…)
Di tengah situasi politik dan ekonomi Indonesia yang serba galau, ada secercah berita yang membanggakan, tepatnya pada 31 Agustus 2012, galangan kapal PT. Lundin meluncurkan KRI Klewang 625 di perairan selat Bali – Banyuwangi, sebuah KCR (kapal cepat rudal)/ Fast Missile Patrol Vessel (FMPV) yang lain dari pada yang pernah dimiliki TNI AL, bahkan di Asia Tenggara sekalipun belum ada padanannya. Selain desain yang mengadopsi trimaran (tiga lunas), KRI Klewang juga mampu membetot perhatian khalayak, tak lain berkat desain yang super revolusioner. (more…)
Kawin silang di lini alutsista tentu bukan sesuatu yang tabu, sepanjang menghasilkan kinerja yang maksimal, ditambah tidak menuai komplein dari negara pembuatnya, hal itu bisa dilakukan secara efektif, bahkan mampu menambah daya gempur ketimbang versi aslinya. Implementasi kawin silang bisa dituangkan dalam banyak hal, semisal dalam program retrofit, menggabungkan antara cita rasa teknologi barat dan timur. Contoh yang paling mudah ‘dicerna’ yakni pemasangan meriam Cockerill 90mm pada tank Amfibi Korps Marinir TNI AL, PT-76. (more…)
Di lingkungan armada TNI AL, sosok kapal patroli cepat ini memang punya ciri khas tersendiri , selain karena desain yang tampil beda, FPB (fast patrol boat)-57 juga sangat kondang karena sebagian besar jenis kapal perang ini dibangun oleh PT. PAL, atas dasar kerjasama dan lisensi dari Friedrich Luersen Weft (FLW), perusahaan kapal asal Jerman. (more…)
Selain punya beragam rudal anti kapal, faktanya TNI AL juga tak dapat melupakan unsur fire power pada artileri kapal. Mulai dari kelas frigat/korvet, tentu membutuhkan kelengkapan meriam sebagai pelibas sasaran di permukaan dan sasaran di udara secara terbatas. Dan, hingga kini pun keberadaan meriam dengan kaliber besar masih mampu membawa daya deteren (daya getar) pada lawan.
Bila dicermati, sebelum tahun 1994, kekuatan armada kapal perang TNI AL mempunyai titik rawan dalam segmen senjata penangkis serangan udara. Pasalnya, sebagian besar elemen sista (sistem senjata) yang digunakan masih dioperasikan secara manual, meski pun dalam operasinya awak diberi panduan tembakan lewat radar. Memang pada faktanya mulai tahun 80-an ada fregat kelas Van Speijk yang dilengkapi meriam reaksi cepat OTO Melara kaliber 76mm yang dioperasikan secara remote. (more…)
Belum lama ini di bioskop diputar film “Battleship” yang dibintangi aktor kawakan Liam Neeson. Sesuai tradisi Hollywood, film tersebut nampak menghadirkan efek animasi peperangan laut yang spektakuler. Salah satunya dengan menampilkan adegan USS Missouri yang berkali-kali melepaskan tembakan meriam kaliber 410 mm (60 inchi) ke armada alien. (more…)
Bila merujuk pada kuantitas kapal perang yang dimiliki, boleh disebut TNI AL merupakan angkatan laut terbesar yang ada di kawasan ASEAN. Tapi terbesar belum tentu jadi yang terkuat, perihal yang terkuat masih harus dikalkulasi ulang, terutama bila dilihat dari perspektif jenis dan teknologi alutsista yang dimiliki oleh AL Singapura dan AL Malaysia. (more…)
Sebagian besar dari kita mungkin sudah mahfum dengan nama KRI Irian, sosok kapal penjelajah pertama dan terakhir yang pernah dimiliki TNI AL pada era orde lama. Tapi untuk segmen kapal permukaan, sebenarnya ada beberapa nama kapal perang TNI AL lainnya yang juga fenomenal di masa tersebut. Sebut saja salah satunya adalah KRI Ratulangi (RLI), kapal yang disebut kapal tender kapal selam ini punya peran penting pada masa operasi Trikora sampai operasi Seroja di tahun 70-an. (more…)