Salah satu yang ditakutkan dari mortir sebagai senjata lintas lengkung adalah efek ledakannya, dimana proyektil mortir mampu melontarkan ribuan fragmen dan bola baja ke berbagai arah. Kecepatan lontaran fragmen dan bola baja inilah yang dapat berakibat mematikan, khususnya bagi mortir yang dirancang sebagai anti personnel, dengan sasaran menumbangkan sebanyak mungkin pasukan infanteri lawan. (more…)
Nama Rheinmetall Defence cukup dikenal di Indonesia, lantaran manufaktur senjata yang berbasis di Jerman ini sukses memasok kanon reaksi cepat Oerlikon Skyshield untuk Paskhas TNI AU dan Oerlikon Millennium untuk frigat RE Martadinata Class. Dan ada kabar terbaru, kali ini Rheinmetall Defence bukan merilis senjata golongan “berat,” melainkan jenis mortir, pun ini bukan mortir kaliber besar. Yang digadang Rheinmetall Defence adalah RSG60, jenis mortir ringan untuk unit infanteri dan pasukan khusus di kaliber 60 mm. (more…)
Beragam perangkat elektronik canggih belakangan ini terus memperkuat arsenal Korps Marinir TNI AL, setelah kedatangan peranngkat Digital Direction Finding (DDF) 550 dan Ground Surveyland Radar System (GSRS) besutan Kelvin Hughes, Dinas Komunikasi dan Peperangan Elektronika (Diskomlek) Korps Marinir mendapat perkuatan berupa peralatan radio taktis jenis Harris Falcon III US Socpac. (more…)
Dalam mahzab infanteri, apapun senapan serbunya, pelontar granat kaliber 40 mm tak boleh lupa dibawa ke medan tempur. Seperti pada lingkup standar persenjataan TNI, penggunaan granat 40 x 46 mm sudah diimplementasikan dalam beberapa platform senjata, bahkan munisinya sudah berhasil diproduksi PT Pindad. (more…)
Tidak ada cara yang paling ampuh untuk mengasah kemampuan tempur prajurit selain dengan melakukan latihan, latihan dan latihan. Terkhusus pada kecabangan infanteri, salah satu jenis senjata yang ada dalam silabus pendidikan adalah penguasaan penggunaan senjata anti tank. Dalam infanteri TNI AD, senjata anti tank (lawan tank) maskot utamanya adalah jenis rudal anti tank, seperti jenis FGM-148 Javelin, Saab NLAW, dan MBDA Milan. Namun karena termasuk alutsista berharga ‘mahal,’ penggunaan rudal anti tank benar-benar diperuntukkan untuk membabat sasaran berkategori high level. (more…)
Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD Nampak mencurahkan perhatiannya pada implementasi mortir reaksi cepat (super rapid mortar) dari basis teknologi mekatronik. Setelah prototipe pertama ditampilkan di ajang Indo Defence 2016, kini Dislitbang TNI AD kembali memperkenalkan seri penyempurnaan dari mortir mekatronik kaliber 81 mm. Meski masih bertajuk prototipe, rancangan mortir mekatronik yang paling baru sudah lebih kompak, dan dilengkapi plate (dudukan) yang siap dipasang pada ranpur (kendaraan tempur). (more…)
Dalam jagad alutsista nasional, kabar pengadaan rudal anti tank buatan Perancis ini sudah terendus sejak era pengadaan ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle) Marder 1A3. Di sekitaran tahun 2013 pengadaan rudal Milan dicanangkan, namun kabarnya baru pada bulan September 2016 sosok rudal ini hadir melengkapi arsenal infanteri TNI AD. Dari segi usia dan teknologi, Milan tak bisa digolongkan sebagai senjata baru, debut rudal ini secara teknologi bisa disandingkan dengan rudal TOW. (more…)
Dalam doktrin perang kota dan perang hutan (bukan rimba), penggunaan motor berkemampuan khusus jamak disertakan untuk menunjang mobiltas. Mulai dari pasukan reguler sampai pasukan elite paham betul peran dari motor trail yang punya ketahanan tinggi saat melibas medan berat. Di lingkup TNI, Kawasaki D-Tracker 250 adalah salah satu tipe motor trail yang jadi andalan Brigade Infateri-1 PIK/Kodam Jaya untuk melalukan tindakan pengamanan di wilayah DKI Jakarta. (more…)
Dalam pertempuran salah satu tantangan terberat pasukan infanteri adalah bagaimana dapat secara efektif menghancurkan basis perkubuan lawan, apalagi jika basis lawan berupa bunker, sudah pasti diperlukan senjata khusus untuk melumatnya. Mengandalkan bantuan tembakkan dari mortir dan howitzer bisa saja, tapi butuh waktu untuk persiapan, koordinasi, dan perhitungan presisi yang matang untuk mengindari friendly fire. (more…)
Namanya lumayan kondang dalam jagad senjata penghancur perkubuan dan anti tank, battle proven dalam Perang Teluk dan Perang Afghanistan, inilah AT-4 buatan Saab Bofors Dynamics, Swedia. Tercatat ada 15 negara yang mengoperasikan AT-4. Di Indonesia, sosok AT-4 sempat jadi bahan perbincangan di kalangan pemerhati militer, pasalnya situs Wikipedia menyebut senjata disposable ini telah digunakan TNI. Tapi benarkah Indonesia telah memiliki AT-4? Ataukah hanya isu?
(more…)