Kemampuan tempur dan adopsi teknologi militer Israel kerap menjadi rujukan bagi banyak negara. Dari segmen infanteri, ada kabar bahwa pasukan jalan kaki Negeri Zionis tersebut kini mendapatkan perlengkapan baru yang disebut Kit 300, yaitu lembar kamuflase yang dapat digunakan untuk menutupi sebagian dari tubuh dari deteksi kamera thermal saat bergerak. (more…)
Kementerian Pertahanan Singapura, belum lama ini mengumumkan adopsi perlengkapan perorangan terbaru untuk meningkatkan efektivitas kegiatan latihan dan tugas operasional personel infanteri angkatan darat. Selain ada penekanan pada efektivitas, perlengkapan anyar yang terdiri dari helm dan vest ini juga dirancang lebih nyaman, sehingga dapat digunakan dalam waktu yang lebih lama. (more…)
Siapa yang tak kenal dengan ranpur lapis baja amfibi BMP-2, namanya begitu legendaris sebagai Infantry Fighting Vehicle dengan populasi mencapai jumlah puluhan ribu unit di seluruh dunia, termasuk variannya, BVP-2 (dibuat secara lisensi oleh Ceko Slovakia) sampai kini menjadi andalan Korps Marinir TNI AL. Dan tahukah Anda, bahwa belum lama berselang, keluarga BMP-2 telah merayakan momen besar. (more…)
Pasukan infanteri memanfaatkan jasa drone rasanya sudah lazim, namun yang menjadi pertanyaan, seberapa praktis dan cepat unit pasukan infanteri dapat menerbangkan drone, terlebih dalam situasi yang kritis di tengah pertempuran, nyatanya bukan perkara mudah untuk menerbangkan drone, meski untuk drone mini atau mikro sekalipun. Berangkat dari kasus di atas, sudah ada upaya dari para inovator untuk menciptakan drone yang dapat dilepaskan dari pelontar granat kaliber 40 mm. (more…)
Salah satu yang ditakutkan dari mortir sebagai senjata lintas lengkung adalah efek ledakannya, dimana proyektil mortir mampu melontarkan ribuan fragmen dan bola baja ke berbagai arah. Kecepatan lontaran fragmen dan bola baja inilah yang dapat berakibat mematikan, khususnya bagi mortir yang dirancang sebagai anti personnel, dengan sasaran menumbangkan sebanyak mungkin pasukan infanteri lawan. (more…)
Nama Rheinmetall Defence cukup dikenal di Indonesia, lantaran manufaktur senjata yang berbasis di Jerman ini sukses memasok kanon reaksi cepat Oerlikon Skyshield untuk Paskhas TNI AU dan Oerlikon Millennium untuk frigat RE Martadinata Class. Dan ada kabar terbaru, kali ini Rheinmetall Defence bukan merilis senjata golongan “berat,” melainkan jenis mortir, pun ini bukan mortir kaliber besar. Yang digadang Rheinmetall Defence adalah RSG60, jenis mortir ringan untuk unit infanteri dan pasukan khusus di kaliber 60 mm. (more…)
Beragam perangkat elektronik canggih belakangan ini terus memperkuat arsenal Korps Marinir TNI AL, setelah kedatangan peranngkat Digital Direction Finding (DDF) 550 dan Ground Surveyland Radar System (GSRS) besutan Kelvin Hughes, Dinas Komunikasi dan Peperangan Elektronika (Diskomlek) Korps Marinir mendapat perkuatan berupa peralatan radio taktis jenis Harris Falcon III US Socpac. (more…)
Dalam mahzab infanteri, apapun senapan serbunya, pelontar granat kaliber 40 mm tak boleh lupa dibawa ke medan tempur. Seperti pada lingkup standar persenjataan TNI, penggunaan granat 40 x 46 mm sudah diimplementasikan dalam beberapa platform senjata, bahkan munisinya sudah berhasil diproduksi PT Pindad. (more…)
Tidak ada cara yang paling ampuh untuk mengasah kemampuan tempur prajurit selain dengan melakukan latihan, latihan dan latihan. Terkhusus pada kecabangan infanteri, salah satu jenis senjata yang ada dalam silabus pendidikan adalah penguasaan penggunaan senjata anti tank. Dalam infanteri TNI AD, senjata anti tank (lawan tank) maskot utamanya adalah jenis rudal anti tank, seperti jenis FGM-148 Javelin, Saab NLAW, dan MBDA Milan. Namun karena termasuk alutsista berharga ‘mahal,’ penggunaan rudal anti tank benar-benar diperuntukkan untuk membabat sasaran berkategori high level.(more…)