Jet tempur taktis Hawk 109/Hawk 209 TNI AU sudah lazim dipasangi rudal udara ke permukaan Raytheon AGM-65 Maverick, dalam sekali terbang jet tempur single engine besutan British Aeropsace ini dapat membawa dua unit AGM-65 Maverick. Dan belum lama berselang, Skadron Udara 12 “Black Panther” Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, pada Senin (20/2/2017) telah melaksanakan latihan tempur diatas udara wilayah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Lima unit Hawk 109/Hawk 209 dikerahkan dengan masing-masing mengusung rudal AGM-65 Maverick. (more…)
Di arsenal jet tempur TNI AU, kodrat Hawk 109 dan Hawk 209 sudah dipatok sebagai penempur lapis kedua yang punya peran tempur taktis. Meski dari aspek payload ada perbedaan, tapi keduanya dapat menggotong jenis senjata yang serupa, bahkan Hawk109/Hawk 209 sama-sama tidak dilengkapi kanon internal. Namun bila ditelaah lebih dalam, Hawk 209 sanggup terbang lebih lama dan lebih jauh berkat adanya fasilitas air to air refueling, berbeda dengan Hawk 109 yang tandem seat, jet tempur yang dijuluki Lead In Fighter Trainer ini harus pasrah terbang sesuai kapasitas tangki bahan bakar. (more…)
Berbeda dengan Singapura, Malaysia dan Thailand, Indonesia sejak era Orde Baru tidak memiliki jet tempur dengan fitur reconnaissance yang embedded. Jet tempur embedded reconnaissance bisa diartikan sebagai pesawat tempur yang dari pabriknya secara dedicated dilengkapi peralatan intai fotografi udara. Di lingkup ASEAN, identitas jet yang dimaksud adalah RF-5E Tigereye, varian F-5E Tiger II yang konfigurasi pada bagian hidungnya dilengkapi perangkat kamera panoramic. (more…)
Self protection menjadi hal krusial pada pesawat tempur, salah satu teknologi yang kerap jadi acuan untuk urusan itu adalah RWR (radar warning receiver). Dan kabar terbaru, jet tempur taktis TNI AU jenis BAE Hawk 109 dan Hawk 209 bakal mendapat upgrade sistem RWR terbaru Selex ES SEER Self Protection RWR dari Finmeccanica, perusahaan elektronik pertahanan yang berbasis di Inggris.
(more…)
Meski di dapuk sebagai jet tempur lapis kedua, tapi merupakan pilihan yang ‘berani’ bagi Indonesia untuk mengakuisisi Hawk 209 pada tahun 1992, dan akhirnya tiba secara bergelombang bersama Hawk 109 di tahun 1997. Dibanding jet tempur TNI AU lainnya, Hawk 209 terbilang hasil rancangan gress yang belum menyandang predikat battle proven. Meski akhirnya pada 16 September 1999, dua Hawk 209 terlibat dogfight dengan F/A-18 Hornet AU Australia di udara Kupang, NTT. (more…)
Dari segi tampilan, Hawk 109 yang berkursi tandem identik sebagai pesawat latih lanjut untuk calon penerbang tempur TNI AU. Keberadaannya yang mirip, plus berasal dari pabrikan yang sama, kerap dipandang sebagai pengganti Hawk MK.53, meski pada kenyataan Hawk 109 tak pernah menjadi arsenal Skadron Udara 15 yang bercirikan peran pengenalan penerbang jet.
(more…)