Saab dalam pernyataan pada 17 September 2024, menyebut bahwa telah mengirim unit kelima dari pesawat intai AEW&C (Airborne Early Warning & Control) berbasis radar AESA (Active Electronically Scanned Array) GlobalEye pesanan Angkatan Udara Uni Emirat Arab (UEA). (more…)
Dioperasikan lebih dari 30 tahun, Angkatan Udara dan Luar Angkasa Perancis kini tengah mempersiapkan pesawat pengganti Boeing E-3 Sentry Airborne Early Warning and Control (AEW&C). Alih-alih mengarahkan pilihan pada platform pesawat komuter narrow body sekelas Boeing 737, Perancis kini tengah melakukan kajian untuk mengadopsi Saab GlobalEye yang mengadopsi platform pesawat jet bisnis Bombardier Global 6000. (more…)
Meski Swedia adalah tempat asal manufaktur Saab, namun negara pertama pengguna pesawat intai AEW&C (Airborne Early Warning and Control) Saab GlobalEye adalah Uni Emirat Arab (UEA), negeri kaya minyak itu mengorder lima unit GlobalEye yang dibagi dalam dua kontrak pengadaan. Sementara Swedia hanya mengorder dua unit GlobalEye, dan masih jauh dari waktu penyerahan, belum lama ini pesawat pertama yang akan dikonversi baru saja diterima oleh Saab. (more…)
Meski sudah mengoperasikan empat unit E-7 Wedgetail (Boeing 737 AEW&C)“Peace Eye”, rupanya belum dirasa cukup bagi Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF). Angkatan Udara Negeri Ginseng setidaknya masih memproyeksikan penambahan dua sampai tiga unit AEW&C (Airborne Early Warning and Control). (more…)
Mempertegas MoU pada Dubai AirShow 2019 atas pengadaan tambahan pesawat intai GlobalEye, Saab pada 4 Januari lalu telah mengofirmasi meraih kontrak dari Uni Emirat Arab untuk penambahan dua unit GlobalEye dengan nilai mencapai US$1,018 miliar. Dengan penambahan ini, menjadikan nantinya negeri kaya minyak ini akan mengoperasikan total lima unit Saab GlobalEye. (more…)
Tepat sesuai jadwal, Saab pada 29 April lalu telah mennyerahkan unit perdana pesawat intai GlobalEye AEW&C (Airborne Early Warning & Control) ke AU Uni Emirat Arab. Sebelumnya Saab pada Dubai AirShow, November 2019, telah mengirimkan satu unit GlobalEye, namun pesawat intai tersebut didatangkan dalam rangka dipamerkan ke publik dan memperlihatkan bahwa GlobalEye mampu beroperasi optimal pada suhu gurun. (more…)
Meski masih menanti kontrak final, namun dari Dubai AirShow 2019 ada kabar yang membuat cerah dua vendor alutsista, yaitu Saab dan Airbus. Persisnya Angkatan Udara Uni Emirat Arab telah mengumumkan proses pengadaan tambahan dua unit pesawat pengintai Saab GlobalEye dengan nilai potensial US$1,018 miliar. Tidak itu saja, juga ada order tambahan untuk tiga unit pesawat tanker Airbus A330 MRTT (Multirole Tanker Transport). (more…)
Dubai AirShow 2019 yang dihelat hingga 21 November, resmi dibuka Minggu 17 November ini, dan salah satu yang menarik dari pameran dirgantara dua tahunan ini adalah hadirnya untuk pertama kali Saab GlobalEye AEW&C (Airborne Early Warning & Control) di hadapan publik. Uni Emirat Arab yang notabene merupakan pemesan pesawat ini menjadikan GlobalEye sebagai kebanggaan dalam arsitektur militer negeri kaya di Timur Tengah ini. (more…)
Bombardier Global 6000 sudah kondang sebagai pesawat jet eksekutif jarak jauh, namun di segmen militer, debut Global 6000 tak bisa dilepaskan dari GlobalEye, yaitu platform radar terbang AEW&C (Airborne Early Warning & Control) yang dirilis oleh Saab. Dimana GlobalEye mengadopsi Global 6000 sebagai wahananya. Dan terkait Global 6000, Turki diwartakan tengah mengembangkan Global 6000 sebagai stand-off jammer.(more…)
Cepat atau lambat, pada akhirnya Indonesia akan memiliki pesawat intai dengan kemampuan Airborne Early Warning and Control (AEW&C), paling tidak hal tersebut didasarkan atas cetak biru yang dituangkan dalam Minimum Essential Force II (2015 – 2019). Meski belum jelas jenis pesawat atau platform teknologi apa yang nantinya akan diakuisisi, namun menarik dibahas tentang pengadaan alutsista yang bernilai strategis ini. (more…)