Dalam operasi Seroja di Timor Leste (d/h Timor Timur), tak kurang 3.000 pasukan TNI dari berbagai kesatuan telah gugur di medan pertempuran. Tentu jumlah tewas yang lebih besar dirasakan oleh pihak lawan. Dan dibalik sepak terjang operasi tempur yang berlangsung dua dekade tersebut, ada sosok yang amat ditakuti fretilin dan Tropaz, yakni sniper (penembak jitu) legendaris Pembantu Letnan Satu (Peltu) Tatang Koswara dari Pusdikif (Pusat Pendidikan Infanteri) TNI AD. (more…)
Genderang program MEF (minimum essential force) telah berkumandang, kemudian diwujudkan dengan update beragam alutsista baru, tapi pada kenyataan bukan berarti alat perang tua langsung disingkirkan. Sepanjang esensi dan fungsionalitas alat perang masih aman, beberapa masih terus di lestarikan. Di lini armada LST (landing ship tank), masih ada kapal yang tergolong amat sepuh, bila ditakar usianya sudah jauh lebih tua dari anggota TNI AL aktif paling senior sekalipun. (more…)
Militer Indonesia tempo dulu memang digdaya, seperti di lini alutsista udara dahulu mengenal segmen pesawat pembom. Dan, bila bicara pembom maka asosiasi kebanyakan orang di Republik ini langsung mengarah pada sosok Tu-16 Badge dan Il-28 Beagle. Tidak salah memang, karena pembom besutan Uni Soviet adalah yang tecanggih pada jamannya, dan jelas ada kebangaan tersendiri tatkala Indonesia mempunyai pembom jarak jauh sekelas Tu-16. (more…)
Bagi TNI AU, ada beragam pilihan senjata yang bisa digelar untuk menghadapi sasaran di permukaan. ‘Racikan’ senjata yang umum disajikan adalah kombinasi proyektil dari kanon, roket, bom, dan jika sasaran berkulifikasi ‘tinggi,’ bisa saja pesawat tempur TNI AU melepaskan rudal udara ke permukaan, seperti AGM-65 Maverick. Namun faktanya, selama operasi udara yang digelar TNI AU hingga saat ini, jenis senjata yang digunakan masih sebatas kanon, roket, dan bom. Boleh jadi, memang karena sasaran yang dihadapi masih cukup ditangani oleh jenis senjata tersebut. (more…)