Meski tak lagi tergolong sebagai alutsista baru, namun armada FPB-57 series yang melengkapi Satuan Kapal Cepat (Satkat) TNI AL masih menjadi elemen yang diandalkan dalam tugas-tugas patroli, terutama pada FPB-57 Nav V yang dipersenjatai relatif lengkap untuk menghadapi sasaran aspek permukaan dan udara. (more…)
Dalam dua bulan belakangan, nama KRI Diponegoro 365 lumayan banyak disebut, pasalnya korvet dari Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim ini dipercaya mewakili kekuatan TNI AL di ajang latma RIMPAC (Rim of the Pacific) 2016. Sebagai kapal kombatan, KRI Diponegoro 365 yang masuk ke SIGMA Class 9113 punya bekal beberapa andalan, diantaranya berupa kanon reaksi cepat Oto Melara 76 mm dan rudal anti serangan udara berbasis SHORADS (Short Range Air Defence System) MBDA Mistral dengan peluncur Tetral. (more…)
Wamil (wajib militer) nyatanya tak melulu ditujukan ke warga sipil, untuk memperkuat kebutuhan operasional, baik TNI AL dan TNI AU jamak menerima ‘wamil’ berupa limpahan wahana yang awalnya sebagai transportasi sipil. Di lingkup armada TNI AL, adalah Satban (Satuan Kapal Bantu) yang dipercaya mengkaryakan kapal-kapal eks sipil yang dikonversi sebagai kapal pengangkut pasukan. Nah, untuk urusan yang satu ini, TNI AL rupanya punya bebarapa varian.
(more…)
Dari segi kecepatan, sejatinya FPB-57 tidak masuk dalam klasifikasi kapal cepat, karena kecepatan maksimum yang bisa digenjot hanya 30 knot. Namun, berkat bekal tambahan senjata yang diusungnya, beberapa FPB-57 layak ‘naik kelas’ dari armada Satrol (Satuan Kapal Patroli) menjadi kekuatan armada Satkat (Satuan Kapal Cepat). Dengan perubahan satuan, maka identitas nomer lambung pun berubah dari 8xx menjadi 6xx. (more…)