Berbeda dengan pengadaan alutsista dari Amerika Serikat yang kebanyakan menggunakan skema Foregn Military Sales (FMS), maka terungkap bahwa pengadaan lima unit pesawat angkut C-130J Super Hercules untuk TNI AU, menggunakan skema lain, yakni Direct Commercial Sales (DCS). Hal ini berbeda dengan skema pengadaan alutsista TNI dari AS, seperti pembelian helikopter serang AH-64E Apache Guardian, pembelian jet tempur, rudal udara ke udara dan lainnya. (more…)
Kilas balik ke dekade 70-an, saat hubungan Indonesia dan Amerika Serikat sedang ranum, dimana kala itu Indonesia sedang menyiasati kekosongan armada kapal perang sebagai imbas peralihan haluan politik pasca G30S, maka TNI AL mulai mendapatkan empat unit destroyer escort (perusak kawal) Claud Jones Class (aka – Samadikun Class). (more…)
Pada Januari 2021, Departemen Pertahanan Australia telah mengonfirmasi atas keputusannya memilih Boeing AH-64E Apache Guardian sebagai pengganti helikopter serang Airbus Tiger ARH. Meski pemenang tender dalam Project LAND 4503 telah diungkapkan, namun saat itu belum ada persetujuan atas pembelian dan penjualan dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat melalui US Defence Security Cooperation Administration (DSCA). (more…)
Ketika jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30 Flanker mulai memperkuat TNI AU di tahun 2003, meski pengadaannya terbilang lelet, kini deretan rudal canggih telah berjejer di etalase Skadron Udara 11. Untuk segmen rudal udara ke permukaan (air to ground missile) misalnya, Sukhoi TNI AU sudah dibekali pilihan rudal papan atas seperti Kh-29TE, Kh-31P, dan Kh-59ME. Dan jadilah Sukhoi Indonesia kian kuat daya letalnya, meski rudal yang sama lebih dulu digunakan Malaysia dan Singapura. Kemudian bagaimana dengan supremasi jet tempur TNI AU yang berasal dari blok Barat/NATO? (more…)
Sebelum hadirnya F-16 A/B Fighting Falcon pada tahun 1989/1990, tahukah Anda, apa jet tempur lapis pertama yang jadi andalan TNI AU? Jawabannya tak lain F-5E/F Tiger II buatan Northrop. Tepatnya mulai 21 April 1980 berdatanganlah secara bertahap jet tempur supersonic yang memperkuat skadron 14 di Lanud Iswahjudi, Madiun. Lewat program FMS (Foreign Military Sales), Indonesia mendapat komposisi 12 unit F-5E (kursi tunggal) dan 4 unit F-5F (kursi ganda/latih). (more…)
Kawin silang di lini alutsista tentu bukan sesuatu yang tabu, sepanjang menghasilkan kinerja yang maksimal, ditambah tidak menuai komplein dari negara pembuatnya, hal itu bisa dilakukan secara efektif, bahkan mampu menambah daya gempur ketimbang versi aslinya. Implementasi kawin silang bisa dituangkan dalam banyak hal, semisal dalam program retrofit, menggabungkan antara cita rasa teknologi barat dan timur. Contoh yang paling mudah ‘dicerna’ yakni pemasangan meriam Cockerill 90mm pada tank Amfibi Korps Marinir TNI AL, PT-76. (more…)