Secara berturut-turut, dari Jumat dan Sabtu kemarin, sejak 4 Februari 2023, jet tempur F-22 Raptor dengan rudal udara ke udara AIM-9X Sidewinder kembali beraksi, kali ini yang disasar adalah objek tidak dikenal berbentuk silinder (yang disebut mirip balon mata-mata Cina) di atas teritorial Kanada. (more…)
Meski sejauh ini tidak ada keputusan untuk menembak jatuh balon mata-mata yang diduga kuat milik Cina, namun sebelum itu, Angkatan Udara AS sudah sempat menerbangkan secara scramble dua unit jet tempur stealth F-22 Raptor untuk melakukan pengamatan langsung pada sosok High Altitude Balloon yang melintas di atas daratan AS tersebut. Atas beragam pertimbangan, inilah alasan AS tidak menjatuhkan balon tersebut. (more…)
Buntut dari ‘pensiunnya’ F-15 C/D Eagle dari Pangkalan Udara Kadena di Jepang, maka Amerika Serikat berencana dalam waktu dekat untuk menempatkan jet temput stealth F-22 Raptor, sebagai kekuatan pengganti untuk sementara waktu. Dalam perspektif Beijing, penempatan F-22 Raptor di Jepang akan membawa tekanan tersendiri, pasalnya F-22 punya potensi untuk bersinggungan dengan jet tempur Cina di kawasan tersebut. (more…)
Dibalik kecanggihannya, jet tempur dan pembom stealth punya sisi menarik yang jarang diperhatikan, salah satunya adalah maintenance alias perawatannya yang terbilang tak semudah jet tempur dan pembom konvensional. Lantaran penempur stealth hadir dengan lapisan cat khusus, maka dibutuhkan perlakuan khusus untuk menangani penempur stealth, terutama pada area yang sensitif dan sulit dijangkau. (more…)
Meski terbilang super canggih, faktanya jet tempur stealth seperti F-22 Raptor dan F-35 Lightning II punya kesulitan untuk saling bertukar data selama di udara. Pangkal musababnya adalah sifat dari stealth pada jet tempur itu yang membuatnya ada ‘batasan’ untuk saling berkirim dan bertukar data antar jet tempur, kecuali antar sesama F-22 dan F-35. (more…)
Lobi Yahudi kembali berhasil menggoyang Washington, dimana untuk pertama kalinya, Amerika Serikat resmi menyetujui penjualan jet tempur stealth yang ‘disakralkan’ F-22 Raptor ke negara lain. Seperti diketahui, F-22 Raptor, seperti juga A-10 Thunderbolt II dan pembom strategis, selama ini memang tak ditawarkan untuk ekspor. (more…)
Akibat terlalu sering disandingkan dengan Chengdu J-20 Mighty Dragon, mungkin membuat Amerika Serikat menjadi tidak nyaman dengan tingkat kesiapan tempur F-22 Raptor. Meski hingga saat ini belum ada fakta yang membuktikan seberapa canggih J-20, namun jet tempur stealth keluaran Cina yang dirilis delapan tahun lebih muda dari F-22 Raptor punya potensi keunggulan udara, terlebih Cina cukup gencar meracik teknologi dari Rusia untuk mendongkrak kemampuan J-20. (more…)
Masih soal klaim dari Negeri Tirai Bambu, Yang Wei, kepala desainer jet tempur stealth Chengdu J-20 yang pada artikel sebelumnya menyebut bahwa F-22 Raptor tak ideal untuk berlaga di Pasifik. Kini giliran, Kementerian Pertahanan Cina lewat situs resminya menyebut sedang mengembangkan varian two seat (tandem seat) pada J-20 dan memantapkan klaim Cina sebagai negara pertama yang kelak dapat meluncurkan jet tempur stealth tandem seat. (more…)
Cina memang tak bisa dilepasan dari soal klaim-mengklaim, seperti kali ini ada klaim bahwa jet tempur stealth kebanggaan Amerika Serikat yang tak dijual untuk ekspor, yaitu F-22 Raptor, sebagai produk yang cacat. Malah dikatakan, F-22 Raptor punya kelemahan yang hampir mirip dengan rancangan F-4 Phantom. (more…)
Momen yang selama ini menjadi kekhawatiran bagi Amerika Serikat, rupanya mulai menjadi kenyataan, dimana Washington sejak awal telah telah mewaspadai penggelaran sistem hanud S-400 bakal digunakan untuk mempelajari karakteristik jet tempur besutan AS/NATO. Setelah pada November 2019, Turki menjajal kemampuan deteksi radar S-400 pada jet tempur F-16 Fighting Falcon, maka kini Turki dikabarkan telah lebih jauh lagi, yaitu menjajal sistem hanud S-400 untuk mendeteksi pergerakan jet tempur stealth F-35 Lightning II dan F-22 Raptor. (more…)