Meski tidak terkait langsung dengan operasi tempur, namun, peran dari drone bawah laut atau Autonomous Underwater Vehicle (AUV) tak bisa dianggap remeh. Berukuran relatif kecil dengan adopsi beragam sensor, AUV identik sebagai perangkat canggih. AUV yang operasinya dibalut sebagai misi penelitian hidro oseanografi, kerap digunakan untuk misi intai dan pengumpulan data-data kelautan, yang pada konkritnya dibutuhkan untuk pelayaran kapal selam sampai menunjang pendaratan amfibi. (more…)
Bila pada artikel sebelum ini dikupas tentang UMT, yakni torpedo ringan rancangan Rusia untuk misi anti drone bawah laut, maka ada kabar terbaru datang dari Negeri Zelensky, bahwa telah terungkap sosok “Marichka” – yang drone bawah laut atau Autonomous Underwater Vehicle (AUV)/Unmanned Underwater Vehicle (UUV) rancangan Ukraina. (more…)
Badan Pengadaan Pertahanan Perancis (DGA) memberikan tugas baru kepada Naval Group melalui sebuah kontrak perjanjian kerja sama untuk mempelajari sekaligus mengembangkan desain combat Extra Large Uncrewed Underwater Vehicles (XLUUV) di masa depan. XLUUV atau disebut juga sebagai Kendaraan Bawah Air Tempur Tak Berawak (UCUV) dinilai memegang peranan penting mewujudukan supremasi bawah laut dengan beragam kemampuan.
Masih ingat dengan drone bawah laut dari Cina yang beroperasi di kawasan Samudera Hindia, yang kemudian terungkap identitasnya sebagai Haiyi (Sea Wing) underwater glider, maka juga dengan cat warna kuning, Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) melakukan uji coba peluncuran underwater glider dari helikopter sebagai bentuk perluasan sistem penyebaran. (more…)
Dikenal unggul dalam teknologi kapal selam, bukan perkara sulit bagi Rusia untuk mengembangkan drone bawah laut atau AUV (Autonomous Underwater Vehicle). Berkompetisi ketat dengan Amerika Serikat dan Eropa Barat, sejatinya sudah banyak jenis AUV yang diluncurkan oleh Rusia. (more…)
Australia mengebut penyelesaian drone bawah laut atau XLAUV (Extra–Large Autonomous Underwater Vehicle). Satu unit drone bawah laut ditargetkan selesai dalam setahun ke depan untuk membendung agresi Cina. Hal ini disampaikan oleh pendiri Anduril Industries, Palmer Luckey, saat mengunjungi Negeri Kangguru, beberapa waktu lalu.
Selain obsesinya untuk membangun kapal selam nuklir dalam naungan pakta AUKUS (Australia – United Kingdom – United States), Angkatan Laut Australia rupanya juga punya proyeksi lain untuk memperkuat lini kekuatan bawah lautnya. Persisnya Departemen Pertahanan Australia telah mengumumkan proyek pengembangan wahana tanpa awak yang disebut XLAUV (Extra–Large Autonomous Underwater Vehicle). (more…)
Di tengah riuhnya berita seputar konflik antara Rusia dan Ukraina, ada kabar bahwa Rubin Design Bureau, yakni biro perancang kapal selam nomer satu di Rusia, kini telah membangun Pusat Robotika Kelautan – Centre for Marine Robotics di kota Kronstadt. (more…)
Di masa mendatang, mungkin Cina tak perlu harus mengerahkan armada kapal risetnya untuk melepaskan drone bawah lautnya di kawasan Asia Pasifik, cukup dengan melepaskan drone bawah laut lewat airdrop dari wahana udara, maka drone bawah laut atau Autonomous Underwater Vehicle (AUV) akan lebih cepat menyasar ke daerah operasi. Skenario itu rupanya telah diperlihatkan dalam ajang Zhuhai AirShow 2021. (more…)
Ada beragam fitur yang menjadikan KRI Rigel 933 dan KRI Spica 934 layak disebut sebagai kapal hidro oseanografi canggih, salah satunya berkat adanya drone bawah laut jenis Hugin 1000. Wahana yang masuk kategori AUV (Autonomous Underwater Vehicle) ini, menjadikan misi survei bawah laut mampu merekam data-data kelautan, bahkan sampai kedalaman 3.000 meter. Dan, ada kabar dari pihak pabrikan, yakni Kongsberg Maritime telah meluncurkan varian terbaru yang diberi label Hugin Endurance. (more…)