Meski sebatas prototipe, Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Dislitbangal) sejak tahun 2009 telah melansir jenis SLMM (Submarine Launched mobile Mine). Resminya pihak Dislitbangal menyebut ranjau ini sebagai “Ranjau Dasar Laut Pengaruh.” (more…)
Meski belum berujung pada proses pembelian, ada kabar bahwa rudal anti kapal yang diluncurkan dari pesisir atau rudal pertahanan pantai – Coastal Naval Defence Missile System CM-302 telah mendapatkan sertifikasi dari Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL (Distlibangal). Kabar tersebut merujuk informasi dari akun Instagram Lembaga Keris pada 24 Desember 2023. (more…)
Pengembangan sistem anti kapal selam (AKS) alias anti submarine warfare menjadi kebutuhan bagi TNI AL. Dalam dunia AKS dikenal apa yang dinamakan decoy anti torpedo, atau pengecoh torpedo, baik digunakan di kapal permukaan atau kapal selam. Selain Aselsan dari Turki yang memasok jammer dan decoy untuk kapal selam TNI AL, rupanya internal TNI AL juga mengembangkan decoy anti torpedo secara mandiri. (more…)
Kilas balik di tahun 2004, Citro Subono, perwira Korps Marinir yang saat itu berpangkat Kapten membuat gebrakan dengan meluncurkan prototipe JASGU (Jip Amfibi Serba Guna). JASGU terbilang rantis yang banyak dibicarakan orang, pasalnya rancang bangun dan produksinya memang hanya melibatkan SDM lokal. Dan selang 10 tahun kemudian, Citro Subono dengan pangkat Letnan Kolonel, menciptakan kembali sosok rantis amfibi serba guna dengan ukuran dan kapasitas lebih besar, atau layak bila disebut sebagai Truk Amfibi Serba Guna (TASGU). (more…)
Potensi terjadinya salah tembak yang mengakibatkan salah sasaran ke kawan sendiri (friendly fire), tak melulu jadi momok di matra darat dan udara. Dalam skenario peperangan di laut lepas, potensi salah tembak menjadi hantu yang menakutkan. Terlebih dalam birunya cakrawala, ditambah dengan warna dan desain antar kapal perang yang mirip satu sama lain, terjadinya salah tembak amat mungkin terjadi, terutama bila identifikasi visual dalam jarak jauh atau cuaca buruk bisa memperberat tugas identifikasi tersebut. (more…)
Beberapa waktu lalu Indomiliter.com pernah mengulas Sapta Pangrungu, yakni fire finder alias pelacak lokasi datangnya tembakan artileri lewat teknologi rambatan suara. Ditangan Dislitbangad dan Laboratorim Sistem Kendali & Komputer Institut Teknologi Bandung (ITB), Sapta Pangrungu dipasang pada platform rantis intai buggy Komodo KIT 250AT. Dan hampir serupa dengan Sapta Pangrungu, TNI AL lewat Dislitbangal juga merilis apa yang disebut Gun Fire Locator. (more…)
PT-76, BTR-50 dan K-61 adalah tiga kendaraan amfibi milik Korps Marinir yang usianya sepadan dan sama tuanya, yakni didatangkan ke Indonesia pada awal dekade-60an. Ketiganya pun terbilang cukup ‘disayang,’ buktinya sampai saat ini masih dioperasikan lewat berbagai program retrofit. Namun dari ketiganya, KAPA (Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri) K-61 adalah yang paling mengalami evolusi besar, perubahan bukan sekedar retrofit semata, tapi wujud alias desain K-61 sudah mengalami metamorfosa. (more…)
Tak terbantahkan bahwa Indonesia pernah menjadi penguasa Siluman Bawah Laut, dan pelan berharap pasti, kini predikat kekuatan yang dahulu pernah disandang ingin digenggam lagi. Memang berat perjalanan yang harus dilalui, mengingat apa yang dilakukan negara tetangga sudah jauh lebih unggul, baik dari aspek kualitas dan kuantitas alutsista kapal selam. Dalam konteks penggelaran armada kapal selam, selain berharap akuisisi 12 unit kapal selam dapat terealisasi di tahun 2024, juga ada program pengembangan kapal selam mini (midget submarine) untuk kebutuhan Korps Hiu Kencana TNI AL. (more…)
Nama dan fungsinya sama, yakni sebagai rudal hanud (pertahanan udara) jarak pendek SHORAD (Short Range Air Defence) dengan label Sea Cat. Namun ada dua jenis Sea Cat yang dilansir dalam waktu berbeda. Yang pertama adalah rudal Sea Cat legendaris lansiran Short Brothers, Inggris, sementara yang satunya lagi adalah Sea Cat dalam wujud baru (Next Generation) hasil rancangan Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL (Dislitbangal) bersama Laboratorium Otomasi dan Robotika ITB (Institut Teknologi Bandung). (more…)
Jelang latihan Armada Jaya 2016 pada bulan Agustus lalu, TNI AL sempat melakukan uji tembak torpedo SUT (Surface and Underwater) dari KCT (Kapal Cepat Rudal) KRI Ajak 653. Ada yang spesial dalam momen, pasalnya sebagai sasaran TNI AL menggunakan target drone bawah air. Target drone bawah air yang disebut Skipper ini boleh dibilang tidak banyak terpublikasi, padahal banyak pembaca yang bertanya-tanya tentang spek dan asal-usul sosok ‘kapal selam’ bersayap ini. Dan di tulisan ini akhirnya sosok Skipper berhasil kami bedah. (more…)