Awal bulan Mei ini, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) kembali menyerahkan satu unit pesawat intai maritim CN-235 220 MPA kepada TNI AU, yang kemudian akan memperkuat Skadron Udara 5. Meski penyerahan CN-235 MPA oleh PT DI kepada TNI AU dan TNI AL sudah dilakukan beberapa kali, namun ada yang menarik dari penyerahan unit terakhir CN-235 MPA untuk TNI AU, pasalnya beberapa portal media nasional menyebut bahwa CN-235 MPA keluaran PT DI yang terbaru telah dilengkapi kemampuan ASW (Anti Submarine Warfare). (more…)
Tag: CN-235; MPA;
Ketimbang ‘Mimpi’ Rudal Anti Kapal, CN-235 MPA Lebih Realistis Dipasangi Roket FFAR
Belum lama berselang, sebuah portal online nasional menyebut bahwa pesawat intai maritim CN-235 220 jika disinergikan dengan jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30, maka akan menjadi senjata penghancur kapal perang yang mematikan. Walau masih mengundang tanya besar, peryataan tersebut ada nilai kebenarannya, terutama bila dikaitkan home base Skadron Udara 11 dan Skadron Udara 5 berasal dari lanud yang sama, yakni Lanud Hasanuddin di Makassar. (more…)
SAGE 600: Perangkat Perang Elektronik Berbasis Frekuensi Radio Untuk CN-235 220 MPA TNI AU
Dengan moncong hidung mancung khas ‘Pinokio,’ CN-235 220 MPA (Maritime Patrol Aircraft) TNI AU yang dilengkapi radar Thales, hingga kini masih dipercaya sebagai produk unggulan PT Dirgantara Indonesia dalam menelurkan serial pesawat intai bermaritim, meski Puspenerbal TNI AL punya varian yang lebih baru, yakni CN-235 220 NG MPA, tetap saja CN-235 220 MPA milik Skadron Udara 5 TNI AU masih yang paling lekat di mata publik, tentu saja lewat ciri khas moncong radarnya yang ekstra mancung. (more…)
DHC-5 Buffalo: Pesawat Angkut Multipurpose Yang “Kontroversial”
Dengan wilayah operasi yang luas, adalah wajar bila ketiga matra TNI membutuhkan pesawat angkut taktis untuk beragam keperluan (multipurpose). Untuk itu pun, TNI terbilang kaya ragam, khususnya di segmen pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter). Dan salah satu yang cukup berkesan namun jarang terdengar adalah varian DHC-5 Buffalo buatan pabrik de Havilland Canada. (more…)
Saab Tawarkan Radar Erieye AEW&C Untuk Indonesia
Dari segi senioritas, Indonesia adalah pioner dalam menghadirkan teknologi airborne surveillance system. Dibuktikan ketika pada Boeing 737 Surveillance Patmar (Patroli Maritim) hadir dengan radar SLAMMR (Side Looking Airborne Multi Mission Radar). Pesawat intai maritim ini mulai digunakan TNI AU sejak Juni 1982. Karena usianya sudah tergolong tua, Boeing 737 Surveillance memang telah beberapa kali diakukan upgrade pada sistem radarnya. Tapi lepas dari itu, tak bisa terbantahkan bila teknologinya sudah tertinggal. Di sisi lain, negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Australia sudah memiliki airborne surveillance system yang jauh lebih maju. (more…)
C-295M: Pesawat Angkut Taktis Lapis Kedua TNI AU
Rangkaian aksi pencarian dan evakuasi korban penumpang pesawat Air Asia QZ8501 secara langsung juga menampilkan performa armada pesawat angkut taktis milik TNI AU. Selain yang utama pesawat angkut berat C-130 Hercules Skadron Udara 31, misi SAR dan transportasi udara selama operasi terkait Air Asia QZ8501 juga menghadirkan keluarga baru TNI AU, yakni C-295M, pesawat taktis angkut sedang dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma. (more…)
FLIR SAFIRE III: Penjejak Berbasis Thermal Andalan CN-235 220 MPA TNI AL
Seperti telah disinggung di artikel Indomiliter sebelumnya, bahwa pesawat Patmar (patroli maritim) terbaru milik Puspenerbal TNI AL, yakni CN-235 220M NG (next generation) TNI AL dibekali dua teknologi sensor unggulan, yaitu radar intai Ocean Master 400 buatan Thomson CSF dan perangkat FLIR SAFIRE III. Bila serba serbi Ocean Master 400 telah kami ulas di artikel terdahulu, kini giliran sosok FLIR di CN-235 MPA (maritime patrol aircraft) yang menarik dikupas lebih dalam. (more…)
Ocean Master 400 – Radar Intai Canggih Untuk CN-235 220 NG MPA TNI AL
Antara TNI AU dan TNI AL kini punya standar pesawat intai maritim yang sama, yakni platform CN-235 220M (military version). Dalam hal penempatan, TNI AU lewat Skadron Udara 5 lebih dulu mengoperasikan CN-235 220M MPA (Maritime Patrol Aircraft), yaitu per Agustus 2009. Dan, agak lama berselang Puspenerbal TNI AL lewat Skadron Udara 800 pada Oktober 2013 juga menerima CN-235 220M NG MPA dari PT. Dirgantara Indonesia (DI). (more…)
Pesawat Amfibi dalam Gelar Kekuatan Militer di Perbatasan

Melanjutkan tulisan sebelumnya, agar optimal mengawasi wilayah perbatasan, dan guna mendukung gelar pasukan secara cepat, efektif dan efisien, tentu diperlukan peralatan penunjang yang handal bagi sebuah negara kepulauan. Salah satu yang dianggap penting adalah satuan pesawat terbang amfibi, dengan kemampuan amfibi, sebuah pesawat dapat tinggal landas di daerah kepulauan terpencil, baik di darat maupun di air. (more…)