
Meski wajar dari sudut pandang strategis pertahanan Indonesia, keputusan akuisisi jet tempur buatan Cina, Chengdu J-10C kontroversial dari sudut pandang geopolitik. Kontroversi bukan karena Indonesia membeli senjata, melainkan karena ‘pencampuran’ teknologi Barat dan Cina, serta pesan bahwa Indonesia serius menjaga keseimbangan kekuatan, yang tidak akan sepenuhnya terikat dalam orbit Barat. (more…)

Spekulasi tentang akuisisi 42 unit jet tempur Chengdu J-10 Vigorous Dragon terasa kian menguat, khususnya setelah Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengakui, TNI AU melalui Kemenhan akan membeli jet tempur Chengdu J-10 dari Cina. Bahkan, Sjafrie membenarkan, jet tempur generasi 4,5 tidak lama lagi tiba di Jakarta. (more…)

Bila Indonesia masih mengkaji pengadaan jet tempur Chengdu J-10, maka ada kabar bahwa Bangladesh kini bakal menjadi negara pengguna kedua (ekspor) J-10 setelah Pakistan. (more…)

Lantaran situasi dalam negeri dianggap telah kondusif dan ingin memberi sinyal positif pada dunia internasional, Presiden RI Prabowo Subianto, yang awalnya membatalkan lawatan ke Cina, akhirnya telah bertolak ke Beijing untuk memenuhi undangan Presiden Xi Jinping terkait perayaan dan defile militer peringatan Hari Kemenangan Perang melawan Jepang ke-80. (more…)

Dengan kekuatan dan pengaruh ekonomi, Cina berpotensi ‘menjegal’ penawaran jet tempur Gripen E/F ke Kolombia. Ditambah dengan reputasi tempur yang memukau dalam duel di Kashmir, maka Cina punya peluang besar untuk menawarkan produk jet tempur andalannya, Chengdu J-10CE, yang secara bersamaan Kolombia baru saja bergabung sebagai anggota ke-23 Belt and Road Initiative (BRI) di Amerika Latin. (more…)

Pemberitaan bombastis atas keunggulan Chengdu J-10C dalam duel udara dengan jet tempur India, bukan hanya membawa dampak negatif bisnis Dassault Aviation selaku manufaktur Rafale, rupanya Korea Aerospace Industries (KAI) selaku manufaktur jet tempur ringan multirole FA-50 Fighting Eagle, kini tengah dilanda kecemasan atas reputasi Chengdu J-10C. (more…)

Dampak konflik bersenjata di Kashmir ternyata tidak hanya dirasakan oleh Pakistan dan India, pasalnya ada pihak ketiga yang terimbas langsung secara bisnis. Pihak ketiga yang dimaksud adalah Dassault Aviation, manufaktur jet tempur Rafale dan Chengdu Aircraft Corporation sebagai produsen jet tempur Chengdu J-10C. (more…)

Produk alutsista buatan Cina menjadi naik pamor dalam konflik bersenjata India versus Pakistan, selain nama jet tempur JF-17 Thunder Block III dan Chengdu J-10C, maka nama rudal udara ke udara jarak jauh – Beyond Visual Range (BVR) PL-15 dan PL-15E (varian ekspor) turut terdongkrak setelah puing-puing rudal tersebut ditemukan, bersamaan dengan kabar rontoknya beberapa jet tempur dari Angkatan Udara India, yang di atas kertas lebih canggih. (more…)

Sebelum terjadi duel udara di atas Line of Control (LoC) Kashmir pada 7 Mei lalu, maka beberapa hari sebelumnya, yakni pada 29-30 April 2025 ada klaim dari pihak Pakistan yang menyebut bahwa jet tempur Chengdu J-10C milik Angkatan Udara Pakistan berhasil melakukan jamming pada jet tempur andalan Angkatan Udara India, Dassault Rafale. (more…)

Saling klaim terkait konflik perbatasan antara India dan Pakistan kerap memunculkan isu kontroversial, sebut saja dalam duel udara di atas Kashmir pada 27 Februari 2019, pihak Pakistan menyebut jet tempur JF-17 Thunder mampu menembak jatuh Sukhoi Su-30MKI milik India. (more…)