Pecahnya perang Rusia – Ukraina mulai berimbas pada dukungan perbaikan dan suku cadang alutsista, dimana negara-negara pengguna persenjataan buatan Rusia mulai merasakan beragam kesulitan. Masalah yang mencuat seperti teknik pengiriman pesawat/helikopter ke Rusia, sampai ke pola pembayaran. Maklum, sanksi yang dikenakan oleh Barat ke Rusia lumayan banyak, termasuk ke sektor perbankan. (more…)
Secara perlahan, Amerika Serikat telah memukul industri pertahanan Rusia. Bukan lewat kampanye senjata di medan peperangan, apa yang dilakukan Washington lewat sanksi kepada negara calon pembeli lewat Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), membuat repot Moskow dalam menuntaskan transaksi penjualan senjata. Dalam konteks jet tempur Sukhoi Su-35, selain Indonesia, rupanya Mesir dan Aljazair berencana untuk menghentikan kesepakatan pengadaan Su-35. (more…)
Meski ekspor produk pertahanan Rusia terus-menerus dipersulit oleh Amerika Serikat, namun pasar pembeli produk pertahanan Rusia punya loyalitas tersendiri. Dan di akhir tahun 2021 ini, Rosoboronexport selaku agen resmi ekspor/impor persenjataan Rusia, merilis update informasi terkait performa ekspor persenjataan Rusia selama 2021 ini. (more…)
Seolah tak gentar dengan Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) yang ditakuti oleh beberapa negara. Ada kabar dari Bangladesh bahwa Angkatan Udara negara itu telah mendapatkan persetujuan untuk mengakuisisi delapan unit helikopter serang buatan Rusia, Mi-28NE “Night Hunter.” (more…)
Ukraina rupanya sukses mendulang kontrak di lini rudal, tapi ini bukan tentang rudal anti kapal RK-360MC Neptune. Melainkan ada kabar bahwa Artem, manufaktur rudal dari Ukraina, telah mendapatkan kontrak senilai US$200 juta untuk ekspor rudal udara ke udara jarak sedang R-27. Seolah memanfaatkan sanksi Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), Ukraina sejak beberapa tahun belakangan gencar menawarkan rudal ini ke negara-negara pengguna jet tempur produksi Rusia. (more…)
Polemik perihal pengadaan alutsista di Indonesia belum juga reda, selain bahasan warganet seputar anggaran pertahanan yang mencapai ribuan triliun, tak bisa dilupakan adalah realisasi rencana pengadaan jet tempur pengganti F-5E/F Tiger II yang tak kunjung rampung. (more…)
Dalam dunia perdagangan, tentu tak ada penjual yang ingin kehilangan calon pembeli potensial. Seperti halnya Rusia yang telah membantah kabar pembatalan pesanan 11 unit Sukhoi Su-35 oleh Indonesia. Meski sampai saat ini belum ada kejelasan atas kelanjutan MoU senilai US$1,1 miliar yang ditandatangani pada 10 Agustus 2017. Namun, pihak Rusia rupanya tak kalah strategi untuk meyakinkan Indonesia, bahwa Su-35 adalah jet tempur utama terbaik yang layak diakuisisi Indonesia. (more…)
Drama pengadaan 11 unit jet tempur Sukhoi Su-35 oleh Indonesia masuk ke babak baru lagi, setelah munculnya kabar anyar, dimana kabar ini sudah diprediksi oleh banyak kalangan sebelumnya, yakni Indonesia membatalkan pesanan jet tempur yang digadang dapat meningkatkan efek deterens di kawasan. (more…)
Bahwa banyak alutsista produksi Cina merupakan copy-an dari Rusia, rasanya sudah sesuatu yang lazim didengar, dengan dalih kesuksesan reverse engineering, mulai dari senapan mesin, jet tempur, pesawat angkut, beragam jenis rudal, meriam, kanon, pesawat pembom, sampai tank lansiran Cina yang sudah merambah pasar ekspor, dominan berasal dari rancangan Rusia. Dan uniknya, selama ini hampir tak terdengar ‘keluhan’ dari pihak industri Rusia atas pembajakan ‘karya cipta’ ini. Namun ibarat pepatah, kini “bisul mulai pecah.”(more…)
Belum lama ini diwartakan bahwa AU India kecewa atas performa rudal udara ke udara jarak sedang buatan Rusia, Vympel R-77, terutama saat duel udara dengan jet tempur Pakistan pada 27 Februari 2019. Hal tersebut kemudian ditindaklanjuti India dengan rencana mengganti R-77 dengan rudal Derby guna dipasangkan pada jet Sukhoi Su-30MKI. Namun kecewa dengan R-77 tak lantas India kehilangan minat pada rudal produksi Rusia. (more…)