Perang di Ukraina secara langsung membawa pengaruh dalam perkembangan dunia senjata anti tank perorangan, baik itu di segmen rudal maupun roket. Senjata anti tank seolah menemukan panggungnya, sebut saja saat senjata panggul dengan bobot kurang dari 10 kg mampu membuat Main Battle Tank (MBT) dengan berat puluhan ton tak berkutik. Dengan asas keunggulan mobilitas dan user friendly, khususnya senjata (roket) anti tank dengan peluncur sekali buang kini menjadi primadona, khususnya bagi infanteri. (more…)
Roket anti tank dan perkubuan C90-CR buatan Instalaza SA, Spanyol, seolah laris digunakan sebagai senjata pada prototipe alutsista rancangan Politeknik Kodiklatad TNI AD. Setelah sebelumnya dipasang sebagai drone hexa copter, maka roket dengan peluncur sekali buang (disposable) ini juga digunakan sebagai senjata pada prorotipe yang disebut sebagai “Robot Tempur Roda Rantai.” (more…)
Sebagai satuan dengan kemampuan dasar infanteri lintas udara, prajurit Korps Paskhas TNI AU juga mengenal istilah senjata bantu infanteri (senbanif). Namun, komposisi dan jenis senjata yang digunakan untuk senjata bantuan bisa jadi tidak sama dengan senbanif yang digunakan pada infantri TNI AD dan Korps Marinir. (more…)
Lewat C90-CR series, nama Instalaza telah dikenal sebagai pemasok senjata anti tank atau senjata lawan tank dan perkubuan untuk lini kesenjataan pada infanteri TNI AD. Punya bobot yang relatif ringan dan mudah dalam penggunaan, C90-CR lebih dikenal sebagai senjata anti tank dengan peluncur (disposable) yang ideal bagi pasukan khusus dan pasukan lintas udara. (more…)
Ada yang berdeda dari peran drone copter ini, wujudnya memang sebuah hexa copter biasa dengan enam unit vertical propeller. Namun rancangan drone berwarna hijau tua ini cukup mengerikan, pasalnya wahana yang disebut Rotary Wing UAV ini digadang mampu menghancurkan kendaraan tempur lapis baja ringan. (more…)
Bagi Anda pemerhati alutsista pastinya kenal sosok roket anti tank M72 LAW (Light Antitank Weapon). Ya M72 LAW adalah roket anti tank dengan peluncur disposable (sekali buang) yang kondang sejak era Perang Vietnam sampai Perang Afghanistan. Dan tahukah Anda, bahwa selain M72 LAW yang kabarnya telah digunakan TNI, ternyata ada copy-an nya yang juga digunakan oleh Satuan Infanteri TNI AD. (more…)
Bicara tentang battle proven dan popularitas, RPG-7 (Rocket Propelled Grenade) hingga kini masih menjadi senjata jawara untuk unit infanteri, milisi, pemberontak, hingga teroris. Dikenal bandel, punya sistem kerja sederhana, mudah dalam perawatan, dan punya fleksibilitas hulu ledak, menjadi magnet tersendiri untuk permintaan RPG-7, termasuk senjata ini dipercaya sebagai senjata bantuan infanteri (senbanif) untuk Korps Marinir TNI AL. (more…)
Masih ada yang tersisa dari pembahasan seputar senjata anti tank perorangan (man portable) yang dimiliki TNI AD. Setelah di artikel terdahulu kami ulas Armbrust dan C90-CR yang berbasis roket, kemudian dilanjutkan NLAW (Next Generation Light Anti Tank Weapon) yang berbasis rudal, kini giliran sosok senjata anti tank buatan Perancis yang sudah lumayan lama dipakai satuan infanteri TNI AD, yaitu LRAC 89. (more…)