Industri pertahanan di Negeri Britania sedang dilanda kegalauan, pangkal musababnya adalah rencana Pemerintah Inggris untuk memensiunkan arsenal di Angkatan Udara (Royal Air Force) secara besar-besaran. Seperti telah diumumkan Kementerian Pertahanan Inggris, 24 unit jet tempur Eurofighter Typhoon Tranche 1 akan pensiun pada tahun 2025, tidak itu saja, paket borongan pensiun juga mencakup pesawat angkut dan helikopter angkut. (more…)
Bila Indonesia masih menanti kedatangan pesawat angkut berat C-130J Super Hercules, maka lain halnya di Amerika Serikat, selain sudah dioperasikan sejak lama, peran pesawat turboprop ini bakakan bertambah, khususnya di tangan AL AS, tiga unit Super Hercules akan diubah menjadi pesawat yang menunjang komunikasi nuklir (nuclear communications role). (more…)
Sebagai pesawat angkut multiguna yang telah teruji, C-130 Hercules dengan mudah dapat diadaptasi ke beberapa varian. Kemampuan C-130 sebagai pesawat intai pun sudah lama diperbincangkan, termasuk TNI AU yang pernah mengoperasikan varian intai maritim C-130H MP pada dekade 80-an. Dan lepas dari itu, ada sosok C-130 “Senior Scout” yang tampil spesifik mengedepankan misi Intelligence, Surveillance and Reconnaissance (ISR). (more…)
Kemandirian industri pertahanan di Dalam Negeri erat kaitannya dengan transfer of technology (ToT), apalagi bila yang dibicarakan adalah pengadaan alutsista strategis. Namun, dibalik sisi positif ToT, kadang rencana akuisisi suatu alutsista menjadi begitu lama dengan negosiasi yang alot. Dimana guna mendapatkan ToT dari OEM (Original Equipment Manufacture), pembelian barang harus dalam kategori baru alias gress, yang pastinya butuh anggaran tak kecil. Dalam perspektif pengadaan pesawat angkut, rupanya ada kesamaan kebutuhan antara Indonesia dan Bangladesh. (more…)
Bagi mata awam, cara paling mudah untuk membedakan C-130 Hercules (lama) dengan generasi Hercules baru, yaitu C-130J Super Hercules adalah dari tampilan empat mesinnya. Yaitu Hercules lama masih menggunakan mesin propeller dengan empat bilah baling-baling pada tiap mesinnya. Sementara, Super Hercules mengadopsi mesin propeller dengan enam bilah baling-baling. Lain dari, sejatinya banyak elemen yang membedakan antara Hercules lama dan Super Hercules, terutama avionik Super Hercules serba digital, sebaliknya Hercules lama masih dominan di sistem analog. (more…)
Bukan rahasia bila Cina dengan gigih berusaha mengekor pencapaian militer Amerika Serikat. Dalam perspektif pesawat angkut sedang/berat turboprop misalnya, Amerika Serikat jelas telah tersohor dengan keberadaan keluarga Lockheed C-130 Hercules. Ternyata Cina punya tandingannya, yaitu Shaanxi Y-8 yang mencomot desain Antonov An-12. Dan ketika varian Hercules bertransformasi menjadi C-130J Super Hercules, lantas apa tandingan yang dipersiapkan oleh Beijing? (more…)
Lockheed Martin pernah berjaya di pasar pesawat intai maritim jarak jauh, sebut saja ada keluarga P-3 Orion yang namanya sangat legendaris. Namun kini zaman telah berganti, dimana pasar Orion telah digantikan oleh Boeing P-8A Poseidon. Lockheed Martin pun tak tinggal diam, Lockheed sendiri punya lini pesawat angkut berat yang juga dikenal mampu mengemban misi intai maritim jarak jauh, yang tak lain adalah varian C-130 Hercules. (more…)
Meski kontrak pembelian belum diteken, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan Indonesia bakal membeli lima unit pesawat angkut C-130J Super Hercules dari Lockheed Martin. Pernyataan Menhan Ryamizard disampaikan usai bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James N Mattis di Hawaii pada Selasa (29/5). (more…)