Meski Swedia adalah tempat asal manufaktur Saab, namun negara pertama pengguna pesawat intai AEW&C (Airborne Early Warning and Control) Saab GlobalEye adalah Uni Emirat Arab (UEA), negeri kaya minyak itu mengorder lima unit GlobalEye yang dibagi dalam dua kontrak pengadaan. Sementara Swedia hanya mengorder dua unit GlobalEye, dan masih jauh dari waktu penyerahan, belum lama ini pesawat pertama yang akan dikonversi baru saja diterima oleh Saab. (more…)
Bombardier Recreational Products (BRP) adalah perusahaan asal Kanada, namun BRP punya status sebagai induk Rotax, yakni manufaktur mesin asal Austria. Dan ketika drone kombatan (UCAV) Mohajer-6 produksi Iran berhasil ‘ditangkap’ oleh pasukan Ukraina di Laut Hitam pada 22 Oktober 2022, maka bola panas pun bergulir. (more…)
Pasca hengkangnya Amerika Serikat dan sekutunya dari Afghanistan pada tahun 2021, maka menjadi pertanyaan tentang eksistensi E-11A BACN (Battlefield Airborne Communications Node), maklum pesawat komunikasi udara ini punya andil besar dalam misi intelijen dan taktis di medan operasi militer. (more…)
Bukan Beriev Be-200, juga bukan US-2 ShinMaywa, kini sudah ada kepastian bahwa pesawat angkut amfibi multiguna pilihan Indonesia adalah Viking Air CL-515 Water Bomber. Persisnya dari ajang Paris AirShow 2019, Viking Air (d/h Bombardier Aerospace), manufaktur pesawat yang berbasis di British Colombia, Kanada, telah mengumumkan order pembelian tujuh unit pesawat amfibi dari Indonesia. Dari ketujuh unit yang diakuisisi Indonesia, empat unit adalah CL-515 varian First Reponder, dua unit CL-515 varian aerial firefighting, dan satu unit CL-415EAF (Enhanced Aerial Firefighter). (more…)
Bombardier Global 6000 sudah kondang sebagai pesawat jet eksekutif jarak jauh, namun di segmen militer, debut Global 6000 tak bisa dilepaskan dari GlobalEye, yaitu platform radar terbang AEW&C (Airborne Early Warning & Control) yang dirilis oleh Saab. Dimana GlobalEye mengadopsi Global 6000 sebagai wahananya. Dan terkait Global 6000, Turki diwartakan tengah mengembangkan Global 6000 sebagai stand-off jammer. (more…)
Kecepatan respon pada tiap potensi ancaman udara menjadi poin penting dalam sistem pertahanan udara nasional. Semakin cepat lawan bisa diidentifikasi, maka semakin cepat pula ancaman yang datang bisa dinetralisir oleh hanud titik dan hanud terminal. Hal inilah yang menjadi dasar, betapa penting hadirnya pesawat berkemampuan AEW&C (Airborne Early Warning and Control) dalam struktur alutsista. (more…)
Pasar pesawat intai maritim di Indonesia masih terbuka lebar, khususnya sebagai calon pengganti Boeing 737 Surveillance Patmar (Patroli Maritim) Skadron Udara 5 TNI AU yang kondang dengan radar SLAMMR (Side Looking Airborne Multi Mission Radar). Mengingat tiga unit Boeing 737 Patmar TNI AU sudah digunakan sejak tahun 1982, maka dirasa perlu untuk mengganti sistem radar airborne yang mumpuni berbekal teknologi AEW&C (Airborne Early Warning & Control) terbaru. (more…)
Keberadaan tiga unit Boeing 737-200 SLAMMR (Side-Looking Airborne Modular Multi-Mission Radar) Skadron 5 Patmar TNI AU telah menjadi kebutuhan strategis dalam misi intai maritim. Di masanya, pesawat tersebut cukup mumpuni dalam meronda laut. Tapi seiring perkembangan jaman dan kondisi pesawat yang telah menua, (didatangkan pada tahun 1982), maka menjadi agenda pemerintah guna memodernisasi jenis pesawat strategis ini, khususnya yang bermesin jet dengan kecepatan dan endurance memadai. (more…)
Merespon visi poros maritim yang dicanangkan Presiden Jokowi, maka pembicaraan tentang kebutuhan pesawat amfibi menjadi mengemuka. Setidaknya saat ini ada dua kompetitor yang berharap mendapat rejeki order dari pemerintah Indonesia. Yang pertama, Beriev Be-200 Altair dari Rusia, dan kedua adalah US-2 ShinMaywa dari Jepang.
(more…)