Urusan daya jelajah menjadi penting bagi keberadaan jet tempur TNI AU, maklum wilayah udara yang harus di-cover terbilang ekstra luas. Meski ada beberapa pangkalan (Lanud) aju untuk mendukung operasi jarak jauh, tapi dalam prakteknya menyiapkan pangkalan aju belum tentu efektif dan dibutuhkan waktu untuk segala macam persiapan guna menerima kedatangan jet tempur dari pangkalan utama.
Tag: Australia
Hawk 209 – Lightweight Multirole Fighter Penantang F/A-18 Hornet
Meski di dapuk sebagai jet tempur lapis kedua, tapi merupakan pilihan yang ‘berani’ bagi Indonesia untuk mengakuisisi Hawk 209 pada tahun 1992, dan akhirnya tiba secara bergelombang bersama Hawk 109 di tahun 1997. Dibanding jet tempur TNI AU lainnya, Hawk 209 terbilang hasil rancangan gress yang belum menyandang predikat battle proven. Meski akhirnya pada 16 September 1999, dua Hawk 209 terlibat dogfight dengan F/A-18 Hornet AU Australia di udara Kupang, NTT. (more…)
Bell 47G-3B-1 Soloy: Generasi Awal Helikopter Latih TNI AU
Skadron Udara 7 (Pegasus) sebagai home base helikopter latih TNI AU, kini memang telah diperkuat EC120B Colibri buatan Airbus Helicopters. Bahkan, TNI AD dan TNI AL pun mempercayakan wahana helikopter latih pada EC120B Colibri. Namun, jauh sebelum hadirnya Colibri, ada nama besar yang telah berhasil mencetak penerbang helikopter di lingkup TNI, heli itu tak lain Bell 47G-3B-1 Soloy yang telah dioperasikan TNI AU sejak dekade 70-an. (more…)
Armidale Class RAN: Kapal Patroli Penjaga Batas Laut Teritorial Australia
Bagi para ‘manusia perahu’ yang berjuang mengadu nasib menuju Australia, dan mungkin juga bagi sebagian nelayan Indonesia, boleh jadi sudah familiar dengan sosok Armidale Class, tipe kapal patroli milik AL Australia yang memang sengaja di deploy pemerintah Negeri Kangguru untuk mengawal dan memproteksi batas wilayah laut. Singkatnya, bila ada manusia perahu dan aksi illegal fishing yang menyinggung kepentingan Australia, maka besar kemungkinan 14 unit Armidale Class yang bakal memberi tindakan hukum di tengah laut. (more…)
Pengadaan Alutsista TNI AL, Antara Harapan dan Kenyataan (2)
Mengembalikan taring sebagai “Macan Asia” dalam tempo relatif singkat tentu bukan pekerjaan mudah, apalagi dengan kondisi pendanaan yang relatif memadai namun ngepas. Bila dicermati untuk pengadaan alutsista TNI AL, secara umum telah sesuai spesifikasi untuk membawa TNI AL ke arah green water navy. (more…)
[Polling] Fearless Class RSN: Lawan Tanding Terberat KCR60 Class TNI AL
Meski masih dipenuhi dilema seputar kemampuan pada kecepatan kapal, tapi pada hakekatnya armada kapal pada Satuan Kapal Cepat (Satkat) TNI AL mempunya peran pokok sebagai elemen pemukul (striking force) untuk menghancurkan atau melumpuhkan kapal permukaan lawan. Selain itu, juga memiliki fungsi sebagai pertahanan anti serangan udara, pengintaian dan pencarian sasaran operasi serta melaksanakan peperangan elektronika. Oleh karenanya, kapal ini didesain mempunyai karakteristik sebagai kapal cepat dengan tingkat kemampuan respon dan manuver tinggi. (more…)
FPB-57 Nav V TNI AL: Varian Kapal Cepat dengan Bekal Senjata dan Sensor Maksimal
Dari segi kecepatan, sejatinya FPB-57 tidak masuk dalam klasifikasi kapal cepat, karena kecepatan maksimum yang bisa digenjot hanya 30 knot. Namun, berkat bekal tambahan senjata yang diusungnya, beberapa FPB-57 layak ‘naik kelas’ dari armada Satrol (Satuan Kapal Patroli) menjadi kekuatan armada Satkat (Satuan Kapal Cepat). Dengan perubahan satuan, maka identitas nomer lambung pun berubah dari 8xx menjadi 6xx. (more…)
LCH Balikpapan Class: Identitas Indonesia di Kapal Perang Australia
Artikel ini memang tak ada kaitan dengan alutsista TNI, tapi kami memandangnya sebagai sesuatu yang menarik. Lepas dari tensi diplomatik antara Indonesia dan Australia yang kerap pasang surut, nyatanya pemerintah Australia sejak lama memberi penghormatan tersendiri pada identitas ke Indonesiaan untuk penamaan armada kapal perangnya, khususnya pada jenis kapal LCH (Landing Craft Heavy). (more…)
M113 A1: Transformasi Dari APC Hingga IFV Berdaya Gempur Sedang
Gelaran HUT TNI Ke-69 di Dermaga Koarmatim Surabaya, Jawa Timur (7/10), masih menyisakan decak kagum bagi warga di Tanah Air. Sesuai janji panitia, sebagian besar alutsista dihadirkan dalam wujud defile besar-besaran. Bagi pemerhati alutsista, kehadiran tipe-tipe alat perang yang dipamerkan sudah bisa ditebak sejak lama. Tapi nyatanya ada satu jenis alutsista yang lolos dari pantauan, dan ranpur ini memang baru mendarat sekitar H-7 lewat layanan cargo di bandara Soekarno Hatta. Uniknya, awal terendusnya sosok alutsista ini lebih banyak membuat ‘kaget’ ketimbang rasa bangga. (more…)
OCEA OSV190 SC WB: Kapal Hidro-Oseanografi Terbaru TNI AL
Sebagai negara yang menguasai 2/3 luas lautan di Asia Tenggara, adalah multak bagi Indonesia untuk mempunyai peta dasar laut yang lengkap dan memadai. Hal ini penting, pasalnya tanpa bekal informasi dan peta dasar lautan yang komplit, maka TNI AL akan kesulitan untuk gelar operasi bawah laut yang dilakukan satuan kapal selam, maupun untuk tugas anti kapal selam. Lain dari itu, pemetaan bawah laut berperan vital dalam keselematan navigasi pelayaran, baik untuk fungsi militer dan sipil. (more…)