Jauh dari surut, perang Rusia versus Ukraina yang telah memasuki tahun ketiga justru kian berkobar. Dan di antara jenis senjata yang masif digunakan adalah penggunaan artileri medan oleh kedua belah pihak. Bila Ukraina sepenuhnya mengandalkan pasokan dari negara-negara Barat, maka Rusia berupaya menggenjot produksi amunisi artileri dari dalam negeri. Mengingat jalannya peperangan yang intens, maka menjadi pertanyaan, berapa banyak amunisi yang diproduksi Rusia? Serta berapa kocek yang dibutuhkan untuk memproduksinya. (more…)
Keluarga ranpur amfibi BMP-3 ketambahan varian baru, yakni PRP-5 Advanced Artillery Reconnaissance Vehicle yang dirilis oleh perusahaan pertahanan terkenal Rusia, Almaz-Antey, pada ajang Army 2023 (14-20 Agustus 2023) di Patriot Park, Moskow. Sesuai label yang disematkan, PRP-5 digadang untuk mendukung penembakan pada baterai artileri medan. (more…)
Akurasi tak pelak menjadi kata kunci dalam sistem senjata artileri, pasalnya bukan perihal mudah untuk mencapai tingkat akurasi yang diinginkan. Sebut saja proyetil artileri konvensional dapat mendarat 100 meter atau lebih jauh dari target. Baru kemudian hadir munisi artileri berpemandu yang dapat menyesuaikan arah selama dalam lintasan, yang belakangan telah mengubah lanskap artileri di negara-negara maju. (more…)
Di masa mendatang, artileri medan Israel akan mengusung self propelled howitzer berbasis roda ban, menggantikan self propelled howitzer berbasis roda rantai. Persisnya, Armed Negeri Yahudi itu akan mengadopsi Roem/Sigma 155 mm self-propelled howitzer (SPH) yang didasarkan pada sasis truk militer Oshkosh 10×10 buatan Amerika yang dimodifikasi dengan kabin lapis baja di bagian depan yang dapat memberikan perlindungan balistik dan ranjau bagi awaknya. (more…)
Perang bak dua mata pisau, satu sisi melahirkan nestapa, namun pada sisi lain menjadi berkah bagi manukfaktur senjata. Dari sekian banyak manufaktur atau vendor yang mendapatkan ‘kue’ dari melonjaknya anggaran pertahanan adalah Northrop Grumman. Kali ini bukan tentang produksi radar, rudal atau pesawat pembom, melainkan Northrop Grumman merayakan telah mengirim 100.000 kit berpemandu GPS (GPS guided kits) untuk dipasangkan pada munisi artileri konvensional (tanpa pemandu). (more…)
Untuk pertama kali, Multiple Launcher Rocket System (MLRS) andalan TNI AD, ASTROS II MK6 bertemu langsung dengan lawan tanding terberatnya, yaitu HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) buatan Amerika Serikat. Disebut rival, lantaran dari hasil polling Indomiliter.com pada tahun 2014, terungkap bahwa HIMARS milik Angkatan Darat Singapura, dipercaya sebagai lawan tanding terbesar MLRS Astros II MK6 milik Artileri Medan TNI AD. (more…)
Setelah nuklir, jenis senjata yang satu ini disebut-sebut punya daya hancur terbesar kedua (di lini produksi Rusia). Bahkan saking tingginya daya hancur alutsista artileri ini, Rosoboronexport selaku agen resmi penjualan senjata Rusia menyebut, bila TOS-1A menempati peringkat lima besar senjata terlaris yang dipasarkan Rusia. Debut TOS-1 memang lumayan bersinar dalam laga di Timur Tengah, basis perkubuan teroris banyak dibuat hancur berantakan berkat heavy flamethrower system yang disemburkan TOS-1A. (more…)
Sebagai negara dengan kekuatan militer termodern di Asia Tenggara, adopsi Weapon Locating Radar (WLR) jelas bukan barang baru bagi Singapura. Tidak tanggung-tanggung, guna melakukan proteksi atas wilayah daratannya, Artileri Medan AD Singapura telah mengoperasikan jenis WLR – AN/TPQ-36, AN/TPQ-37, Saab Arthur dan Elta ELM-2311 CRAM (Counter Rocket, Artilery, Mortar). Namun, masih ada yang lebih baru dari nama-nama tersebut, yaitu AN/TPQ-53 weapon-locating radars besutan Lockheed Martin. (more…)
Dalam suatu pertempuran, sudah lumrah bila laju elemen infanteri mendapat bantuan tembakan (fire support) dari unit artileri medan. Dengan sekali gebuk, semburan proyektil dari howitzer mampu merobek posisi perkubuan lawan. Tugas infanteri pun jadi lebih mudah untuk merangsek masuk ke jantung pertahanan musuh. Tapi faktanya, infanteri tak bisa melulu mengharap bantuan tembakan dari howitzer, juga pastinya butuh waktu untuk meminta bantuan tembakan dari udara (close air support).
(more…)
Di sekitar tahun 2003, Pemerintah Indonesia pernah menerapkan status Darurat Militer di Nanggroe Aceh Darusssalam (NAD). Diantara sekian operasi tempur yang difokuskan untuk menghancurkan basis GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di Tanah Rencong, salah satunya dilakukan lewat operasi pendaratan amfibi oleh Batalyon Tim Pendarat 1 Korps Marinir TNI AL asal Surabaya. (more…)