Panser amfibi produksi Polandia ini mungkin saja tak lebih canggih dari Pindad Anoa 2 6×6 Amphibious, namun BOBR 3 4×4 produksi AMZ-Kutno dikembangkan lebih dari sekedar prototipe dengan pesanan produksi hingga 244 unit untuk kebutuhan Angkatan Darat Polandia. BOBR 3 digunakan sebagai ranpur intai terbaru untuk menggantikan BRDM 2 4×4 buatan Uni Soviet. (more…)
Meski tidak identik, namun akuisisi alutsista, khususnya matra darat antara Filipina dan Indonesia ada sedikit kesamaan, yaitu dihadirkan terlebih dahulu, misalnya untuk kebutuhan defile atau perayaan hari besar, termasuk disini men-cat dengan warna standar, bahkan sampai diberi label nama bernuansa lokal. Meski tak ada jaminan pasti akan diakuisisi, tapi kebanyakan yang lolos tahapan ‘defile’ akhirnya akan diakuisi alias dibeli. (more…)
Bukan pertama kali Presiden Jokowi menumpangi ranpur (kendaraan tempur) lapis baja Pindad Anoa 6×6. Saat melakukan inspeksi ke Mabes TNI di Cilangkap bulan April 2015, dan saat meninjau Latihan Tempur TNI AD di Martapura, Sumatera Selatan bulan Juni 2015, orang nomer satu di Republik ini memilih menggunakan Anoa APC (Armored Personnel Carrier). Dan ada kabar terbaru bahwa dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2017, dijadwalkan RI 1 akan menjajal kembali panser Anoa 6×6, tapi kali ini bukan Anoa ‘biasa’ yang akan dinaiki Presiden.
(more…)
Berkecamuknya konflik Rusia vs Ukraina di tahun 2013 – 2014 berdampak pada pembatalan pembelian 50 unit pansam (panser amfibi) BTR-4 untuk Korps Marinir TNI AL. Padahal BTR-4 sudah dimasukkan dalam paket pengadaan strategis MEF (Minimum Essential Force) I TNI. Di tempat berbeda, PT Pindad menangkap peluang kebutuhan hadirnya pansam di lingkup TNI dengan merilis Anoa 2 6×6 Amphibious. (more…)