Hajatan latihan udara multilateral Pitch Black 2018 telah berakhir pada 17 Agustus lalu, dan diantara partisipan negara yang mengirimkan jet tempur di event dua tahunan tersebut, bisa dibilang kehadiran Perancis memberi kesan tersendiri, pasalnya AU Perancis dengan tiga unit Rafale B (tandem seat) merupakan negara terjauh yang mengirimkan jet tempurnya ke Darwin, Australia. (more…)
Tepat 17 Agustus 2018, menjadi hari berakhirnya latihan udara multilateral Pitch Black 2018 yang diselenggarakan AU Australia (RAAF) di Lanud Tindal, Darwin. Dengan berakhirnya Pitch Black 2018, maka dimulailah gelombang kepulangan armada jet tempur dan unsur pendukungnya ke negara asal. Karena wilayah Indonesia yang strategis, bisa dipastikan jet tempur Sukhoi Su-30MKI dari India, Gripen C/D dari Thailand dan Rafale dari AU Perancis (Armée de l’Air) akan transit, atau setidaknya melintasi ruang udara Indonesia. (more…)
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu telah menunaikan setengah dari janjinya, pada Januari 2017 diwartakan Menhan telah menjatuhkan pilihan pesawat angkut berat pada Airbus A400M Atlas. Dan kabar tentang pengadaan Airbus A400M makin santer, setelah pilot TNI AU mulai dipersiapkan untuk menerbangkan pesawat turboprop buatan Airbus Defence and Space (ADS) ini. (more…)
Perbedaan statemen dalam rencana pengadaan alutsista rasanya kerap terjadi. Seperti dalam rencana pengadaan pesawat angkut berat untuk kebutuhan TNI AU, bila Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ryamizard Ryacudu pada Januari 2017 telah memutuskan untuk membeli lima unit Airbus A400M Atlas senilai US$2 miliar, maka sebaliknya dari pihak user, yakni TNI AU lewat KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan justru pihaknya akan mendatangkan C-130J Super Hercules. (more…)
Adalah wajar bila setiap manufaktur pesawat angkut taktis/strategis mengedepankan bahwa produk yang mereka tawarkan punya kemampuan plus-plus. Selain handal dari aspek permesinan, endurance, payload, dan jarak jangkau, kriteria pesawat angkut militer juga harus mampu beradaptasi pada landasan yang tidak beraspal, maklum misi militer menuntut pesawat angkut yang tangguh dan tidak ‘manja’ dalam gelar operasinya. (more…)
Setelah menjelajah lebih dari separuh putaran Bumi, pesawat angkut berat Airbus A400M milik Angkatan Udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force) resmi mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma pada hari Minggu (5/3/2017) sekitar pukul 14.00 WIB. Dan sehari sesudahnya, pesawat yang tiba dari Australia ini mengundang media nasional untuk melihat dari dekat sosok pesawat bermesin empat yang kondang berkat tampil dalam film Mission Impossible 5 “Rogue Nation.” (more…)
Dalam amanahnya, Presiden Jokowi telah meminta agar di tahun 2019 kesemua matra harus menunjukkan kerangka modernisasi alutsista. Di matra udara, selain kehadiran pesawat tempur generasi baru (pengganti F-5 E/F Tiger II), juga telah dicanangkan pengadaan rudal hanud jarak menengah, pesawat intai radar AEW&C (Airborne Early Warning and Control), pesawat tanker, dan pesawat angkut berat. Khusus bicara pesawat angkut berat, pilihannya sudah terfokus pada sosok Airbus A400M Atlas buatan Airbus Defence and Space. (more…)
Semakin uzurnya usia pesawat angkut berat C-130 Hercules, khususnya tipe B yang telah memperkuat TNI AU sejak tahun 1960, mendorong pemerintah untuk segera mengganti armada sepuh C-130B. Terkait alasan keselamatan dan tiadanya ToT (Transfer of Technology), maka perintah dari Presiden Jokowi kepada Panglima TNI sudah sangat jelas, jangan membeli alutsista bekas atau terima hibah lagi. (more…)
Alih-alih mengikuti harapan banyak orang agar Arhanud (Artileri Pertahanan Udara) TNI punya rudal anti serangan udara jarak menengah, justru Arhanud di ketiga matra masih berkutat di level SAM (surface to air missile) SHORAD (short range air defense). Bahkan elemen SAM SHORAD, khususnya di Arhanud TNI AD kian diperkaya dengan platform peluncur yang menggunakan basis rantis (kendaraan taktis) lapis baja dari beberapa jenis. (more…)
PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) menjadi ujung tombak TNI dalam gelaran unsur pemukul infanteri secara massif yang dapat dihadirkan dalam tempo singkat lewat platform lintas udara (linud) atau kondang dengan istilah airborne. Karena sifatnya yang reaksi cepat, elemen Batalyon Infanteri Linud diharuskan mampu diterjunkan di setiap titik wilayah Tanah Air sejak 24 jam perintah operasi dikeluarkan oleh Panglima TNI. (more…)