Perang yang berkepanjangan rupanya telah menguras amunisi dan alutsista yang ada di Rusia dan Ukraina. Meski mendapat pasokan begitu banyak persenjataan dari Barat, pada akhirnya Ukraina tetap harus ‘menghidupkan’ alutsista sepuhnya untuk dibawa bertempur melawan Rusia. (more…)
Perang Rusia versus Ukraina yang terus berlanjut, telah memaksa keluarnya alutsista sepuh dari pertapanya. Selain penggunaan meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) S-60 oleh kedua belah pihak yang berperang, rupanya ada fakta lain, kanon 2M3 25 mm Twin yang kerap dipasang pada kapal perang Soviet era 60-an, telah digunakan kembali, namun tidak lagi dipasang pada platform kapal perang. (more…)
Keberadaan kapal feri jamak untuk memenuhi kebutuhan transportasi sipil. Contoh seperti ratusan armada kapal feri yang dikelola BUMN PT ASDP Indonesia Ferry. Sebagai negara kepulauan, keberadaan kapal feri amat vital sebagai penunjang urat nadi perekonomian, bisa dibayangkan apa jadinya bila akses transportasi Jawa – Sumatera tanpa keberadaan kapal feri. (more…)
Menatap sedikit ke masa tahun 60-an, saat Armada TNI AL (d/h ALRI) menjadi yang terkuat di belahan Asia Selatan, banyak alutsista kala itu yang punya kesan mendalam keberadaannya hingga kini, sebut saja seperti penjelajah KRI Irian, kapal tender kapal selam KRI Ratulangi, 12 kapal selam kelas Whiskey, armada perusak kelas Skoryy, dan armada frigat kelas Riga. Itu semua adalah kapal perang dengan tonase yang relatif besar, lalu bagaimana dengan keberadaan satuan kapal cepat? (more…)