Syaratkan Full ToT, Kemhan Evaluasi Pengadaan 50 Unit IFV Untuk Korps Marinir
Sebelum era Marder 1A3 dari Jerman, di tahun 2010 tersiar kabar pengadaan IFV (Infantry Fighting Vehicle) K-21 dari Korea Selatan untuk kebutuhan TNI AD. Bahkan situs Yonhapnews.co.kr (11/11/2010) telah menyebut jumlah ranpur yang akan diakuisisi berjumlah 22 unit, dan akan dikirim ke Indonesia pada tahun 2013. Dan pada akhirnya pengadaan K-21 kandas, sebagai gantinya Marder 1A3 bekas pakai AD Jerman dipilih untuk memperkuat Satuan Infanteri Mekanis TNI AD. Tujuh tahun berlalu, baru-baru ini nama K-21 kembali disebut-sebut dalam bursa ranpur untuk memperkuat kebutuhan Kavaleri Korps Marinir TNI AL.
Baca juga: Marder 1A3 – IFV Pertama Untuk TNI AD
Seperti dikutip dari Janes.com (10/2/2017), Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI tengah mengevaluasi proposal sejumlah ranpur amfibi dari tiga manufaktur, yakni BTR-80 oleh Russia’s Military-Industrial Company, ACV-19 oleh FNSS Turki, dan K-21 oleh Hanwha Defense Systems. Kemhan memproyeksikan pengadaan 50 unit ranpur amfibi dengan nilai total US$95 juta. Evaluasi pengadaan pada tiga ranpur diatas menjadi jawaban setelah kegagalan uji coba panser BTR-4 buatan Ukraina oleh Korps Marinir beberapa waktu lalu.
Baca juga: Tak Puas dengan Performa, Korps Marinir Pertimbangkan (Kembali) Pengadaan BTR-4M 8×8
Selain diproyeksi untuk kebutuhan di dalam negeri, nantinya 50 ranpur yang terpilih juga akan dipersiapkan untuk mendukung misi Pasukan Perdamaian PBB. Karena menyangkut nilai pengadaan yang besar, pada transaksi ini Kemhan mensyaratkan ToT (Transfer of Technology), dimana 10 – 15 unit ranpur nantinya dikirim ke Indonesia dalam kondisi semi knocked down, yang artinya ranpur harus dirakit di Indonesia. Kemudian gelombang berikutnya, antara 35 – 40 unit ranpur harus sudah dapat diproduksi secara lisensi oleh Industri Pertahanan di dalam negeri.
Baca juga: BTR-80A – Monster Amfibi Korps Marinir
Terkait dengan ketiga kandidat, K-21 disebut-sebut sebagai calon terkuat, K-21 punya bobot 25 ton dan dibekali persenjataan utama kanon 40 mm dan rudal anti tank. Tank ini diawaki 3 kru plus mampu membawa 9 pasukan bersenjata lengkap. Selain mampu ngebut di darat hingga kecepatan 70 Km per jam, K-21 juga mampu berenang dengan kecepatan 7 Km per jam. Mengingat pengadaan alutsista ini melibatkan industri di dalam negeri, maka jika tidak ada aral melintang keputusan siapa pemenang tender akan diputuskan pada bulan April 2017. (Gilang Perdana)
LVTP7 gimana kabarnya? Gak jadi ngambil lagi dari Korea?
pilihan saya juga jatuh pada K21, itu juga dikarenakan korsel tidak pelit TOT
Tambah BMP-3Fnya…..
Admin,saya mau tanya. Apa sih bedanya APC,IFV,PANSER dan apa bedanya kegunaan ban 6×6 dan 8×8 sama roda rantai?
K-21 pakai pelampung karet di kedua sisinya pada saat berenang. Dan sifat karet adl rentan sobek/bocor, baik krn faktor penggunaan maupun umur.
Marinir Korsel pun tidak memakai K-21 ini utk pendaratan amfibi. Dalam demo nya mereka gunakan utk menyebrangi danau/sungai yg air nya relatif tenang dan rentangnya dekat.