Militer Swedia Minta Saab Pelajari Konsep Pesawat Tempur Masa Depan
|Meski punya jet tempur andalan produksi dalam negeri, yakni Gripen E/F, namun, pemerintah Swedia sepertinya dilanda kegalauan, sebabnya apalagi kalau bukan imbas dari perang Rusia versus Ukraina. Ketika negara-negara Eropa/NATO serentak mengorder jet tempur generasi kelima F-35 Lightning II, maka Swedia tak bisa begitu saja ‘ikut-ikutan.’
Baca juga: Jet Tempur Gripen E Sukses Gunakan Baterai Lithium Ion, Bobot Pesawat Jadi Lebih Ringan
Dalam kebijakan strategis pertahanan udaranya, Gripen E/F produksi Saab telah dikukuhkan sebagai jet tempur yang akan mengawal langit Swedia, setidaknya hingga tahun 2040. Meski kecanggihan Saab Gripen E/F tidak diragukan lagi, akan tetapi penempur single engine itu ada dalam kelompok jet tempur generasi 4,5. Dengan eskalasi perang di Ukraina, plus ancaman dari Rusia pasca Swedia bergabung dengan NATO, maka mendorong percepatan lompatan teknologi pesawat tempur untuk generasi mendatang.
Seperti dikutip Breaking Defense (22/3/2024), pihak militer Swedia telah meminta Saab untuk mempelahari konsep pesawat tempur masa depan. Persisnya, militer Swedia telah meminta Saab untuk melakukan “studi konseptual untuk sistem tempur masa depan.”
“Hal ini mencakup studi konseptual tentang solusi wahana berawak dan tak berawak dalam perspektif sistem, pengembangan teknologi, dan demonstrasi,” kata Saab dalam siaran persnya. Perusahaan yang berbasis di Stockholm ini mengatakan akan bekerja sama dengan lembaga pemerintah dan mitra industri dalam penelitian ini.
Pengumuman ini muncul setelah CEO Saab Micael Johansson menyerukan studi tambahan dalam sebuah wawancara dengan Breaking Defense pada bulan September. Pada saat itu, Johansson mengatakan Saab sudah menjadi bagian dari studi awal Swedish Defence Materiel Administration (FMV), namun dia berharap badan tersebut “sekarang akan bergerak maju dengan studi yang lebih komprehensif dan memberikan lebih banyak dana sehingga kita dapat menguji dan mensimulasikan berbagai hal.”
Beberapa minggu setelah komentar tersebut, seorang pejabat yang berbicara di International Fighter Conference di Madrid mengatakan bahwa Swedia berencana untuk menunda keputusan tentang bagaimana memenuhi kebutuhan jet tempurnya di masa depan hingga tahun 2031 dan pada saat yang sama akan menilai “risiko dan kemungkinan” dari hal tersebut.
Ada tiga pilihan Swedia dalam pengembangan jet tempur masa depan, yaitu membangun sistem baru, mengembangkan sistem dengan mitra asing, atau mengakuisisi sistem yang sudah ada.
Swedia pernah menjadi anggota Future Combat Air System (FCAS) yang dipimpin Inggris, namun telah menghentikan partisipasinya. FCAS adalah salah satu dari beberapa inisiatif internasional yang bersaing untuk mengeksplorasi konsep “system of system” generasi berikutnya di mana pesawat tempur baru memainkan peran sentral dalam multi-part combat effort.
Meski mendapat ancaman serangan langsung dari Rusia, pejabat Swedia mengatakan tidak terlalu terburu-buru dalam mempertimbangkan pilihannya; Gripen buatan Saab diharapkan mampu melayani selama beberapa dekade mendatang.
“Kami tidak memiliki kebutuhan mendesak akan pesawat tempur baru, yang mungkin berbeda dengan negara lain,” kata Jenderal Lars Helmrich, director of air and space systems Swedish Defence Material Administration, pada sebuah acara yang diselenggarakan oleh Angkatan Udara Swedia belum lama ini. (Gilang Perdana)
Arab Saudi Bergabung dengan Inggris dalam Program Future Combat Air System (FCAS)