Survey Copter (Airbus) Luncurkan Aliaca VTOL, Drone Intai Bergenre Maritim yang Kuat dan Mudah Dirawat

Special Operations Forces Innovation Network Seminar (SOFINS) 2025 yang dihelat di Bordeaux, Perancis, dari tanggal 1 hingga 3 April lalu, memberi warna dalam perkembangan alutsista yang terkait eksistensi pasukan khusus. Seperti Survey Copter, anak perusahaan Airbus Defence and Space (ADS) telah meluncurkan drone vertical take-off and landing (VTOL) Aliaca.

Baca juga: Brunei Darussalam Bersiap Operasikan Drone Intai RQ-21 Blackjack, Lebih Baru dari ScanEagle

Dalam konfigurasi VTOL-nya, Aliaca dilengkapi dengan empat baling-baling untuk memungkinkan lepas landas dan mendarat vertikal sambil mempertahankan baling-baling pendorongnya untuk penerbangan maju sayap tetap normal. Aliaca memiliki berat lepas landas maksimum 27 kg, lebar sayap 3,5 meter dan panjang 2,1 meter.

Konfigurasi VTOL cocok untuk misi yang memerlukan kemampuan manuver untuk beroperasi di ruang terbatas tanpa infrastruktur darat. Hal ini juga memenuhi kebutuhan fleksibilitas untuk intervensi cepat.

Survey Copter menyebut Aliaca adalah drone yang kuat dan mudah dirawat, dapat dibongkar dan diangkut dengan kendaraan ringan seperti truk pikap, dan cepat serta mudah dikerahkan siang atau malam dengan jejak akustik dan visual yang rendah.

Aliaca VTOL dapat melaksanakan berbagai misi, seperti mendukung pasukan operasi khusus, tactical situation management melalui pengawasan dan pengintaian dan juga pengangkutan muatan, tanpa memerlukan peralatan atau infrastruktur peluncuran/pemulihan.

Seperti Aliaca varian standar dengan sayap tetap (fixed wing), versi baru yang mendukung VTOL memiliki dua opsi propulsi, yaitu Aliaca VTOL Evo memiliki motor listrik dengan daya tahan tiga jam, jangkauan 50 km dan kapasitas muatan 2 kg; dan Aliaca VTOL ER memiliki mesin hibrida yang memberikan daya tahan enam jam, jangkauan 80 km dan kapasitas muatan 3 kg.

Konfigurasi VTOL mempertahankan avionik standar Aliaca, tautan data, segmen kontrol, perangkat energi, sistem penghentian penerbangan, dan kamera elektro-optik/inframerah (EO/IR) GX5 yang distabilkan secara giro, yang dirancang dan diproduksi Survey Copter.

Untuk aplikasi angkatan laut, Aliaca juga dilengkapi Automatic Identification System untuk mendeteksi kapal dalam jarak beberapa ratus kilometer. Konfigurasi sensor ganda ini memungkinkannya untuk menjalankan misi intelijen, pengawasan, dan pelacakan target, meskipun Aliaca juga mampu membawa muatan lain.

Beberapa penerbangan demonstrasi Aliaca yang mendukung VTOL telah berhasil dilakukan di lingkungan darat dan laut antara akhir tahun 2024 dan awal tahun 2025.

Setelah disertifikasi dan memenuhi syarat oleh Badan Pengadaan Pertahanan Prancis – French Defence Procurement Agency (DGA) sebagai bagian dari kontrak Marine Mini Airborne Drone Systems (SMDM), Aliaca varian standar dengan sayap tetap telah dikerahkan di sekitar 20 kapal Angkatan Laut Perancis mulai tahun 2022.

Aliaca varian standar yang kini digunakan Angkatan Laut Perancis, disebut juga Aliaca Maritime. Drone intai sayap tetap yang diluncurkan dari catapult mirip ScanEagle ini, punya ketahanan terbang misi hingga 3 jam pada jarak 50 km.

Aliaca Maritime

Aliaca mengakhiri penerbangannya dengan mendarat secara otomatis menggunakan solusi pendaratan jaring khusus. Dengan panjang 2,2 meter dan lebar sayap 3,6 meter untuk berat lepas landas maksimum 16 kg, Aliaca Maritime diuntungkan oleh motor listrik yang kuat namun senyap. Sistem ini dapat dikerahkan dengan mudah dan cepat dalam waktu kurang dari 15 menit hanya oleh 2 operator. (Gilang Perdana)

Airbus Pamerkan Capa-X – Drone Intai Taktis dengan Konfigurasi Sayap yang Mudah Diganti Menyesuaikan Misi